32. Sebuah permintaan.

657 62 5
                                    

"Bagaimana kabar menantu mu, Garp?" tanya Tsuru. Wanita yang tidak lagi muda itu terlihat sedang memikirkan sesuatu sambil menatap kearah cangkir teh yang ada dikedua tangan nya.

Garp menatap nya dengan keheranan.
Untuk apa Tsuru menanyakan kabar (name) padahal sebelumnya wanita itu terlihat sangat acuh sekali padanya. Apakah wanita tua itu sudah mulai menerima keputusan terakhir putrinya? Ataukah karena ada alasan lain dibalik pertanyaannya itu?

"(Name) baik-baik saja dan kami sedang menunggu kabar baik darinya sekarang? Penerus kedua Monkey D Dragon" Garp terlihat sangat bangga di hadapan Tsuru.

Dia tersenyum lebar sambil memakan kue berasnya, Sengoku yang ada disamping nya hanya bisa menggeleng kan kepalanya pasrah melihat kelakuan teman konyolnya.

"Semoga saja tidak akan terjadi pertengkaran lagi" batin Sengoku.

"Ohhh benarkah? Selamat kalau begitu... " Tsuru kembali terdiam untuk beberapa saat. Dia menyilangkan kedua kakinya sambil menikmati seduhan teh pemberian Sengoku.

"Andai saja aku tidak terlalu mengekang kehidupan Gion, pasti anak itu tidak akan se-brutal ini... " ucapnya lirih. Setitik air mata mulai menggenang di kedua pelupuk matanya.

Sengoku melirik sekilas kearah Tsuru yang sedang meratapi kembali kemalangan nya. "Lupakan saja Tsuru. Biarkan semua berjalan sesuai dengan rencana Tuhan.. Kita hanya manusia biasa, yang tidak bisa mengubah rencananya sesuai dengan keinginan kita" Sengoku mengulurkan kotak tisu di hadapan Tsuru dan membantu menyeka air mata nya dengan lembut.

Tsuru mengambil lembaran tisu tersebut dari tangan Sengoku. Sambil menyeka air matanya wanita tua itu mengucapkan kata terimakasih padanya dengan tersenyum kecil.

"Aku terlalu egois padanya, kurasa aku harus pergi ke pemakamannya nanti dan meminta maaf padanya. Karena aku sudah gagal menjadi orangtua yang baik baginya" perkataan Tsuru tadi entah mengapa sedikit menggelitik telinga Garp.

Laki-laki yang sejak tadi selalu disibukkan dengan makanannya kini beralih dan menatap langsung kearahnya. Garp meletakkan bungkus kue beras yang ia pegang dan menatap datar kearah teman wanitanya.

"Gagal menjadi orangtua yang baik? Menurut ku tidak seburuk itu, kau sudah terlalu banyak memberikan semuanya pada anak itu. Mengadopsi nya dari panti asuhan dan merawat nya seperti darah daging mu sendiri.. Bahkan setelah kau tau kalau Gion adalah anak dari selingkuhan suami mu sendiri. Tidak pernah sedikit pun kau membenci nya... " Sengoku lagi lagi melirik kearah Garp, apalagi yang sedang ia bicarakan saat ini?

"Dibandingkan dengan dirimu, aku jauh lebih buruk lagi" ucap Garp sambil tersenyum kecil.

Dia tidak tahu bagaimana cara mengurus seorang anak dengan benar, dia selalu mengasuh Dragon dengan cara kasar dan mendidik nya seperti melatih seorang prajurit.
Itupun masih ia lakukan sampai saat ini, bahkan pada sang cucu sekalipun.

Kalau ditanya 'pernah kah dia memeluk atau mengucapkan kata-kata manis pada Dragon? Dan melakukan kegiatan normal seperti kebanyakan ayah dan anak lainnya?'
Maka jawabannya adalah TIDAK!

Dragon dan luffy memiliki banyak kesamaan. Salah satunya adalah tidak pernah mendapatkan kasih sayang langsung dari seorang ibu!

Maka dari itu Garp benar-benar merasa sangat bersyukur, karena Dragon bisa membawa sosok seorang ibu yang baik bagi luffy.
Dia sempat merasa takut kalau (name) akan meninggalkan mereka berdua karena alasan tertentu.
Tapi untunglah dengan kekuatan cinta dan tekad Dragon dia berhasil meluluhkan hati (name).

(🌚📸 lebih ke kekuatan di*ck nihh)

Setidaknya luffy tidak akan terlalu merasakan betapa kerasnya didikan Garp. Mungkin nanti dia harus berterimakasih pada orangtua (name) karena sudah mau menerima tawaran perjodohan nya itu.
Yah... Meskipun awalnya mereka menerimanya karena 'sedikit terpaksa'

I love you dragon-sanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang