32. Akhir dari sebuah cerita.

826 67 8
                                    


(Name) tersenyum lembut menatap pantulan dirinya di hadapan sebuah cermin besar. Duduk di sebuah kursi sambil menyisir rambut panjang nya yang mulai memutih seiring dengan termakan nya usia.
Wajah cantiknya sedikit terhiasi dengan beberapa kerutan samar disana.

"Sudah berdandan nya?" (name) sedikit cemberut mendengar suara Dragon. Laki-laki yang kini sudah berusia kepala enam itu masih saja terlihat gagah dan tampan. Sedikit membuat mu merasa iri, bagaimana kalau nantinya posisinya akan mulai tersaingi dengan para gadis gadis cantik di luar sana?

"Tanpa memakai riasan pun kau tetaplah wanita paling cantik yang pernah ku miliki, (name)" ucap Dragon.

Laki-laki tinggi itu memeluk mu dari belakang dan sedikit memberikan beberapa kecupan sayang di pipi mu.
"Wanita lain diluar sana tidak akan bisa menarik perhatian ku (name), kau tau kenapa? Karena sekarang aku sudah menjadi milik mu seorang. Hanya kau (name)... " ucapnya masih enggan untuk melepaskan pelukannya pada mu.

(Name) tersenyum geli dibuatnya, bagaimana bisa pasangan suami istri yang sudah lanjut usia seperti mereka masih melakukan hal-hal menggelikan seperti ini?

"Berhenti bersikap seperti ini Dragon, masa muda kita sudah habis.... Kita bukan pasangan muda lagi" ucap mu sedikit geli karenanya.

"Kenapa? Memang hanya pasangan muda saja yang boleh bermesraan?" tanya Dragon dengan wajah merengut kesal.

Dragon langsung melepaskan pelukannya dari mu, dia berjalan menjauh sambil menyilangkan kedua tangan nya kesal. Wajahnya benar-benar memperlihatkan kalau dia sangat tidak menyukai perkataan mu tadi. Dragon langsung duduk di sofa kamar kalian dan menolak untuk bertatapan langsung dengan mu.

"Dragon... Ayolah jangan bersikap kekanak-kanakan seperti ini, cepat... Ran dan Rei sudah menunggu kita dirumah sakit. Apa kau tidak ingin segera melihat anak Luffy?" (name) mencoba mendekati Dragon dan terus membujuknya.

"Luffy dan yang lain pasti sedang menunggu kita disana, ayo Dragon kita harus bergegas" ajak mu.
Dragon masih tetap diam disana, duduk dan sedikit mengacuhkan mu.

"Baiklah.... Sayang ku, ayo kita berangkat. Kalau kau masih tetap keras kepala seperti ini aku tidak akan memberikan mu hadiah nanti malam" pasrah dengan sifat keras kepala nya, akhirnya (name) dengan terpaksa mulai mengeluarkan jurus andalannya.

Seharusnya kalau dia sudah mengeluarkan kartu As nya, Dragon tidak akan bisa menolaknya.
"Tidak mau... " tolak nya.

(Name) menghela nafas pasrah, kalau sudah begini Akan sangat susah untuk membujuknya lagi. Dia harus memikirkan cara lain agar sang suami mau pergi bersama nya. Dan ini adalah cara yang paling tidak kau sukai. "Baiklah baiklah... Aku mengerti"

Kau berjalan mendekati dragon dan langsung duduk diatas pangkuan nya.
"Haihhh... Aku jadi merasa seperti orang yang tidak tahu umur" gumam mu pelan.

"Sekarang apa?" tanya mu lagi.

Dragon langsung memasang smirk nya dan menatap mu dengan tatapan mengejek. "Peluk dan cium aku sampai mood ku sedikit lebih baik'' ucap nya dengan tersenyum penuh kemenangan di hadapan mu.

"Mencari kesempatan dalam kesempitan! Baiklah tapi setelah itu kita harus segera pergi ke rumah sakit ok" ucap mu tegas.

"Yes My Queen"

.
.
.

Dragon dan (name) menatap haru ke arah sosok bayi mungil berambut hitam yang ada di gendongan Luffy.
Bayi bermata coklat kemerahan itu terlihat begitu tenang menikmati sentuhan lembut dari tangan sang ibu.

"Nami Luffy selamat untuk kalian berdua, ku harap kehidupan kalian akan semakin dipenuhi dengan kebahagiaan setelah datang nya bayi mungil ini" ucap mu dengan tersenyum simpul.

I love you dragon-sanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang