Happy Reading
.
.
.
.
.
.Disalah satu kamar kos kosan minimalis, terlihat satu pemuda yang tengah bermalas malasan diatas ranjang yang muat untuk dua orang, terlihat pemuda itu tengah membaca novel yang banyak diperbincangkan publik akhir akhir ini, dia Arjuna putra juna hanya seorang pemuda biasa biasa saja
Juna hanya tinggal dengan adik laki laki nya, awalnya ia tinggal bertiga dengan pengasuh nya, namun pengasuh nya itu meninggal dua tahun lalu karna memang sudah berumur, saat ia masih berusia dua belas tahun, kedua orang tuanya bercerai karna alasan saling selingkuh, sedangkan ia disuruh memilih antara ikut dengan ayah nya atau ibunya, namun ia lebih memilih mengajak adiknya tinggal bersama pengasuh yang sudah merawat adiknya dan dirinya sedari mereka lahir
Juna mencukupi kebutuhan hidupnya nya dengan bekerja sebagai pelatih bela diri disalah satu organisasi, dirinya hanya melatih junior yang baru masuk, jadi tugasnya tak begitu berat, gajinya juga lumayan, namun juna lebih memilih memberikan lima puluh persen dari gajinya ke panti, sisanya untuk keperluannya sendiri dan adik nya
"Anjing, tau endingnya gini, gue nggak akan sudi habisin uang jatah skincare gue cuma buat beli novel nggak bermutu kek gini" umpat pemuda itu sembari melempar buku itu dengan kasar ke sembarang arah, tak di sangka buku itu mendarat dikaca berukuran sedang yang terpajang ditembok, membuat kaca itu terjatuh dan pecahannya berserakan di lantai
Ceklek
"Abang kenapa? Kenapa kacanya bisa pecah? Abang luka nggak?" Tanya pemuda yang baru saja membuka pintu, bertanya dengan panik melihat pecahan kaca berserakan di lantai, pemuda itu adalah Rasya adik laki laki nya, kini rasya masih berumur enam belas tahun, dirinya sangat menyayangi adik laki laki nya ini, dia tak akan membiarkan orang lain membuat adiknya itu menangis, karna hanya dia yang boleh membuat adik manis nya ini menangis
"Abang nggak papa, kenapa kesini? Belajarnya ke ganggu ya? Maafin abang, adek lanjut belajar aja, biar abang beresin ini" balas juna tak ingin membuat adik nya itu khawatir
"Okey, hati hati abang, jangan sampe luka, adek lanjut belajar dulu" ujar rasya sembari menutup pintunya kembali
"Anjir, bikin kerjaan aje lo, pake pecah segala lagi" dumel juna sebal, setelah mengambil plastik untuk wadah pecahan kaca itu, dan berjalan kearah pecahan kaca itu, berniat memunguti pecahan kaca yang berserakan dilantai, namun tak disangka ia malah menginjak pecahan kaca, membuat ia langsung meringis dan secara reflek mengangkat sebelah kakinya
Bruk
Karna terlalu fokus manahan sakit, ia sampai tak sadar bahwa kakinya yang lain ikut menginjak pecahan kaca, dan terakhir ia terjatuh dengan kepala yang terbentur ujung meja belajar adiknya
"Sial banget gue hari ini, anjing kenapa kepala gue kerasa makin berat? Asu masak gue harus mati sekarang" umpat juna disela kesadarannya yang semakin menipis
"Bang juna" sebelum semuanya gelap, juna mendengar sang adik memanggil nya dengan suara keras, setelah itu tak ada yang bisa ia dengar lagi, telinganya berdengung dan terasa semakin sakit
💙💙💙
Disalah satu gang sempit nan gelap, terlihat seorang pemuda yang tergeletak tak sadarkan diri di tanah yang kotor itu, terlihat pemuda itu melenguh dan mengerjapkan kelopak matanya pelan
"bangsat, ini gue dimana sih? kenapa gue bisa tiduran ditanah? mana kotor lagi" pekik pemuda yang baru saja terbangun dari pingsannya itu, pemuda itu adalah juna, eum... mungkin hanya jiwanya saja, namun raganya sudah berganti? Entahlah
"bukannya kemarin gue lagi baca novel dikamar kos kosan gue? kenapa bangun bangun udah di gang kumuh ini?" Monolog juna bertanya tanya
"ah, mungkin gue lagi mimpi, iya... ini pasti mimpi" lanjut juna mencoba menyangkal apa yang terjadi dengan dirinya
Sh
Untuk membuktikan bahwa hal yang terasa nyata ini hanya mimpi nya, juna mencoba mencubit pipi nya, namun cubitan nya benar benar terasa sakit? Jadi ini benar benar bukan mimpi?
Tak ingin terlalu stres memikirkannya, juna mencoba berdiri dan sedikin menepuk pakainya yang lusuh, hah... lusuh?
"Jancok, baju gue kenapa sobek sobek? Mana bau banget lagi" ujar juna mengumpat saat menyentuh baju nya yang sobek sobek dan kotor
Tunggu tunggu, kenapa badannya jadi kurus banget? Mana buat gerak sakit lagi
"gue emang miskin tapi tubuh gue terawat, jadi... kenapa tubuh gue yang atletis jadi ceking gini? mana dekil lagi, iuh" umpat juna dengan suara hebohnya, setelah menyadari bahwa tubuhnya jadi jelek, sangat jauh berbeda dengan tubuhnya yang dulu
Juna adalah salah satu orang yang paling anti dengan hal kotor, jadi tak mungkin tubuh dekil dan kurus ini adalah tubuhnya, lalu tubuh siapa ini? Kemana tubuh atletis nya? Bagaimana keadaan adiknya sekarang? Apakah adiknya baik baik saja?
Merasakan perutnya yang semakin terasa melilit dan sakit membuat ia tak ingin memikirkan hal itu sekarang, ia harus mengisi perutnya terlebih dahulu, baru memikirkan tentang apa yang sebenarnya terjadi dengan dirinya
.
.
.
.
.
.
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Transmigration
FantasyBercerita tentang seorang pemuda yang mati karena kepentok meja, bukannya pergi ke akhirat jiwanya justru terjebak dalam sebuah novel dan menjadi seorang gembel [End] [Brothership Story] [Bukan novel terjemahan] Start : [19/03/22] Finish : [24/04/22]