part 14

11.8K 1.2K 19
                                    

Happy reading
.
.
.
.
.
.

Malam hari kemudian

Disalah satu kamar mansion terlihat seorang pemuda tengah tertidur dengan posisi tengkurap, pemuda itu adalah juna.

Eugh

Terdengar lenguhan dari belah bibir juna, pertanda dia akan segera terbangun, belum sempat juna mengumpulkan nyawanya dadanya mulai terasa sedikit sesak karna terlalu lama tengkurap, dengan nyawa yang masih belum terkumpul akhir nya juna membalik posisi tidurnya dengan mata yang masih terpejam.

Ceklek

Mendengar suara pintu terbuka membuat juna ingin membuka kelopak matanya nya, namun matanya menolak untuk terbuka, rasanya ia masih sangat mengantuk, membuat ia hampir terlelap kembali jika tak ada yang membangunkannya.

"Bangun hei, lo kagak mau pulang apa?" Terdengar suara pemuda yang mencoba membangunkannya, membuat juna mau tak mau harus membuka kelopak matanya pelan, pemuda itu adalah davin.

"Anjir, gue dimana heh?" Pekik juna dengan mata melotot kaget, melihat kamar ia tertidur bukan sofa rumah sakit.

"Kagak usah lebai deh, kalo pun lo diculik, yang bakal rugi penculiknya bukan lo" sindir davin sembari menarik selimut yang menutupi kaki hingga leher juna.

"Maksud lo gue beban gitu? heh jawab gua, ini dimana? kamarnya aja gede kaya rumah kegedean lo, tapi ini bukan rumah lo" ujar juna setelah mengedarkan pandangannya disegala sudut kamar itu, bahkan dari ranjang tempat ia tidur pun sudah sangat berbeda.

"Lo sendiri yang ngomong, dan ngomong soal lo dimana, ini dimansion si alex, bukan rumah kegedean yang lo maksud, sekarang mending lo mandi, atau lo mau tetep disini?" balas davin sembari menunjuk kearah walk closed, membuat juna ikut mengarahkan pandangannya kearah objek yang ditunjuk davin.

"Baju?" Bukannya bergegas mandi, juna justru bingung dengan baju yang harus dipakai setelah mandi, membuat davin seketika menyentil dahi juna.

"Diwalk closed ada baju alex, lo bisa pakek itu" ujar davin antara kesal dan gemas melihat wajah bingung juna untuk pertama kali nya.

"Kok ada baj-"

"Kagak usah tanya kenapa ada baju alex, ini emang dikamar dia, mending lo mandi trus kita bisa pulang" lanjut davin memotong ucapan juna yang ingin bertanya.

"Sakit tolol, bisa kagak si jangan pakek kekerasan, gue laporin biar lo masuk penjara karna kasus kdrt" dengus juna dengan sembari mengelus dahinya yang pasti memerah, bagaimana tidak, setelah beberapa hari perawatan kulit dengan berbagai skincare dan sabun mandi, kulit asli dari tubuh dekil yang sekarang menjadi tubuhnya ini ternyata berwarna putih bersih, bahkan tubuh ini jauh lebih putih dari warna kulitnya dulu yang berwarna kuning langsat, hanya saja ada beberapa bekas luka yang mungkin harus perawatan ekstra agar cepat hilang dari tubuh mulus nya ini.

"Gue kagak mukulin apalagi cambukin lo, mending lo sekarang mandi, cepet" ujar davin sembari tiba tiba mengendong tubuh juna, tak menghiraukan juna yang sudah memberontak kesal, lebih tepatnya malu, ternyata ini yang adiknya rasakan saat digendong olehnya, pantas saja setiap ia menggendong adiknya, pipi adiknya selalu memerah, ini memang sangat memalukan, terlebih yang menggendongnya sekarang masih berumur empat belas tahun, huh... ingin sekali ia bersembunyi hingga tak ada yang bisa melihat pipinya yang sedang memerah.

💙💙💙

Kini juna dan davin tengah menuruni tangga mansion keluarga wijaya, entah kebetulan atau kesialannya untuk nya, dimeja makan terlihat banyak orang berbeda usia, mungkin itu keluarga besar tasya dan keluarga besar sang tunangan, yaitu revan, seingatnya tak lama mereka tunangan, revan langsung melamar tasya, keluarga revan memang tanpa pikir panjang langsung menyutujui bahwa revan ingin cepat cepat melamar tasya, karna setiap ditanya kapan menikah, revan hanya menjawab nanti nanti dan nanti, membuat keluarga tasya sangat senang saat revan berkata bahwa ia ingin melamar seseorang.

"Astaga, kau menculik dari mana anak manis ini dit?" Pekik sekarang wanita paruh baya yang langsung berdiri dari duduknya dan berjalan kearah juna yang masih berdiri anak tangga terakhir, jika ia tak salah wanita itu adalah Laras ibu raditya sekaligus nenek dari tasya dan alex.

"Bagaimana keadaan mu sayang? Apakah pria jelek itu melukai mu? Aku akan membunuhnya nanti, oh iya... panggil aku nenek, aku ingin sekali mempunyai cucu yang manis, tapi kedua anak pungut ku itu hanya memberiku lima cucu yang terlalau formal dan tak bisa diajak bercanda, padahal dengan keluarganya sendiri, hah... entah bagaimana mereka mendidiknya" ujar laras yang tengah memegang kedua pipinya itu, sedangkan juna yang tak sempat menjawab hanya meringis pelan mendengar kecerewetan wanita didepannya ini.

"Hei, bisa bisa nya kau menganggap ku anak pungut hanya karna bocah itu ma?" Protes sekarang wanita dari meja makan, wanita itu adalah Dara kakak raditya sekaligus anak pertama laras.

.
.
.
.
.
.
To be continued

Bad TransmigrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang