part 17

10.9K 1K 14
                                    

Happy reading
.
.
.
.
.
.

Keesokan paginya

Diruang keluarga wijaya terlihat seorang pemuda yang mencoba membujuk seorang wanita berumur disalah satu sofa, pemuda itu adalah juna sedangkan wanita berumur itu adalah laras.

"Nek, juna pengen ketemu davin, biarin juna pergi bentar, sore nanti juna balik deh, janji" mohon juna sembari menunjukan kedua jarinya, mencoba membujuk laras yang tak mengizinkannya pergi ke cafe milik davin, soal cafe ia jadi teringat bahwa ia adalah salah satu pelayan disana, namun dengan seenaknya laras menyuruh davin memecat nya, jadi kehidupannya nya mulai sekarang mungkin akan terlalu monoton, huh...

"Tidak sayang, diluar sana banyak bahaya hal yang berbahaya untukmu, nenek tak ingin kau terluka, lebih baik kau melakukan kegiatan didalam mansion" balas laras yang tetep menolak permohonan juna.

"Nek... juna udah gede, lagian nggak sampe malem kok, janji" melas juna masih mencoba mencari berbagai rayuan agar laras mengizinkannya pergi keluar.

Ceklek

Terdengar suara pintu terbuka membuat mereka mengalihkan pandangannya kearah pintu, terlihat seorang pemuda yang berdiri dengan pakaian santainya, pemuda itu adalah alex.

"Udahlah nek, ngalah aja, biarin cucu kesayangan nenek itu pergi keluar" ujar alex dengan santai nya, membuat laras langsung mendelik kearah alex sembari mengambil nafas dalam bersiap ingin mengomel.

Sedangkan juna yang mendengar kata kesayangan dari mulut alex hanya bisa mengumpat dalam hati, ia harus tetap menjaga perilaku baik nya didepan laras, walaupun itu sangat menyebalkan.

"Biar alex yang jagain, tenang aja nek" lanjut alex membuat laras yang ingin memarahinya seketika menghembuskan nafas nya kembali, dan berucap...

"Baiklah, sebelum jam sebelas siang kalian harus sampai rumah, saat makan siang, cari restoran yang menyajikan menu bergizi dan menyehatkan, dan jangan biarkan cucu manis nenek terkena sinar matahari walau hanya satu inci, ah iya... bawa beberapa bodyguard untuk menjaga cucu manis nenek" jelas laras panjang lebar setelah mempertimbangkan usulan alex beberpa saat, membuat juna dan alex yang mendengar nya hanya melongo tak habis pikir.

"Nek... juna hanya ingin pergi ke cafe, buka pergi keluar negeri" ujar juna dengan sedikit merengek, mencoba mengurungkan niat laras agar mereka membawa bodyguard, lagian ia hanya ingin ke cafe, tapi kenapa laras menjelaskan panjang lebar seolah olah ia ingin pergi merantau ke luar negeri?

"Bawa minimal tiga bodyguard atau tidak pergi sama sekali?" Balas laras sedikit mengancam membuat juna berpikir beberapa saat sebelum membalas...

"Oke, kalau begitu juna ke kamar ganti baju dulu nek, dah" jawab juna sebelum berjalan keluar, meninggalkan laras yang menatap alex dengan tatapan tajamnya.

"Jaga cucu manis nenek al, kalau sampai dia terluka, kau yang akan menerima hukuman dariku, tunggu saja" ancam laras setelah melihat juna sudah tak terlihat dari pandangan nya, sedangkan alex hanya mengangguk, mulai terbiasa dengan kepossesifan nenek nya pada pemuda manis yang dulunya ia anggap gembel menjijikan itu.

*Note : kayaknya nana pernah bikin tokoh namanya harsa sebagai kakek tasya sama alex kan? Kakek Harsa itu ayah dari ibu tasya sama alex ya, bukan ayah nya raditya, paham?*

💙💙💙

Siang hari kemudian

Kini juna dan alex sudah sampai digarasi mansion, anehnya raut wajah juna terlihat tak enak untuk dipandang, tapi terlihat menggemaskan...

"Lo kenapa? Masih marah? Yaelah, udah mending gue ajak lo keluar, bilang makasih kek" ujar alex setelah turun dari mobil dan melihat juna yang masih berdiri disamping mobil dengan wajah kesalnya.

"Makasih makasih, padahal gue bilangnya mau ke cafe, lo malah bawa gue kekantor bokap lo" dumel juna meluapkan kekesalannya, tadinya ia pikir alex akan mengantarnya ke cafe milik davin, namun bukannya ke cafe, alex justru memaksanya ikut kekantor si setan kejam itu, anehnya disana ia diperlakukan dengan sangat baik selayaknya bos, dan lebih anehnya lagi bokapnya si alex tiba tiba jadi ketularan possesif nya si laras, heh... dulu aja ia di usir, tapi sekarang dengan tiba tiba mereka pada bertingkah menyebalkan.

Bahkan bokapnya si alex rela batalin rapat dengan kolega bisnisnya hanya karna ia datang, yang menjadi beban pikirannya sekarang adalah, bagaimana orang orang kejam itu secara tiba tiba menjadi possesif? Baginya sangat mustahil manusia spesies batu seperti mereka berubah dalam waktu yang singkat.

"Terserah lo deh, mending lo cepet masuk, keburu es cream lo cair, gue mau balik ke kantor lagi, daddy nyuruh gue buat balik, ada sedikit kerjaan" ujar alex yang melihat es cream ditangan juna menetes, sebelum membuka pintu mobil dan menutupnya.

💙💙💙

Malam hari kemudian

Terlihat jam dinding kamar juna hampir menunjukkan pukul satu dini hari, terlihat seorang pemuda yang sedari tadi tidur lelap diatas ranjang mulai terlihat tak nyaman dan gelisah, bahkan wajah yang tadinya tampak tenang, kini terlihat mengerutkan dahi dengan keringat yang mulai menetes, pemuda itu adalah juna.

Hah hah

Tak beberapa lama kemudian terlihat juna yang terbangun dengan keringat yang membasahi wajah serta tubuhnya, bahkan matanya kini tampak memerah berair.

"Mimpi?" Monolog juna lirih dengan keadaan nafas yang masih ter engah engah.

Ceklek

Suara pintu terbuka membuat juna langsung menoleh dengan pipi yang sudah basah dengan air mata, disana terlihat seorang pria dewasa tengah berdiri dengan tangan kanan seperti memegang sebuah gelas, dalam keadaan kamar gelap juna menebak bahwa pria itu adalah raditya, pria yang tadi ia anggap mulai tak waras.

"Kenapa? Mimpi buruk?" Tanya raditya sembari menyalakan lampu kamar juna dan berjalan kearah ranjang, sedangkan juna yang masih mencoba menstabilkan nafasnya tak menghiraukan pertanyaan raditya.

.
.
.
.
.
.
To be continued

Bad TransmigrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang