Happy reading
.
.
.
.
.
.Siang hari kemudian
Kini juna dan rendra tengah berada di mall, awalnya juna mengajak davin untuk pergi ke toko buku atau perpustakaan umum dekat mansion saja, namun davin yang tak suka membaca langsung menolak dan memilih mengajak juna pergi ke mall, eum... lebih tepatnya davin memaksa nya ikut pergi
"Yakin kagak mau beli sesuatu bang?" Tanya davin yang berjalan disampingnya dengan beberapa paper bag di tangan kirinya
"Udah kok, ini" balas juna sembari menunjukan wafle dan es cream cup yang dibelinya tadi
"Maksud gue barang, bukan makanan" dengus davin mendahului juna dan berjalan kearah restoran sea food
"Eh, Lo mau kemana?" Tanya juna yang mengikuti davin dengan langkah yang sedikit cepat mengingat kaki davin yang panjang dan pastinya langkah davin juga lebar
"Makan siang dulu, lo juga belom makan kan?" Balas davin sembari mendorong pintu restoran setelah sampai didepan pintu kaca tebal itu
"Ya belom lah, dari tadi aja gue bareng lo trus" kesal juna sembari mendudukan tubuhnya disalah satu kursi meja restoran yang berada disudut ruangan, menunggu davin yang tengah memesan makanan
Beberapa saat kemudian
"Lo tunggu sini dulu, gue kebelakang bentar, gue juga udah pesen makanannya, bertar lagi pasti dateng " ujar davin yang baru saja datang sembari menaruh semua paper bag yang dibawa nya tadi di kursi dekat juna
"Lo mau kemana lagi?" Tanya juna heran sebelum memasukan satu sendok es cream terakhir kedalam mulut nya
"Gue mau ke kasir ngambil berkas dulu, ngecek pemasukan sama pengeluaran restoran bulan ini" balas davin membuat juna berpikir sejenak
"Hah? Maksud lo? Restoran yang deket tempat lo sekolah? Kenapa ngecek nya disini" Tanya juna heran sembari memakan wafle miliknya setelah es cream nya habis
"Bukan, itu cafe yang gue kelola, kalo restoran ini gue cuma disuruh ngecek doang, kalo gitu gue ambil berkasnya dulu, kagak sampe lima menit kok" balas davin sembari berjalan kearah kasir yang agak jauh dari meja juna duduk, meninggalkan juna yang masih berpikir
"Hah? Restoran ini? Ni restoran punya orang tuanya tu bocil titan? Kagak adil banget, masak takdir gue selalu jadi orang miskin, eh tu bocil titan idup nye enak bener" dumel juna sembari menggigit wafle nya dan mengunyahnya dengan kesal
💙💙💙
Setelah selesai makan siang, kini juna dan davin tengah berjalan menuju pintu keluar mall
Baru saja juna ingin keluar, tiba tiba ada yang memanggilnya dari arah belakang, membuat juna menghentikan langkahnya dan berbalik menatap perempuan cantik yang memanggilnya itu
"Selamat siang juna, gimana kabar nya?" Tanya perempuan yang memanggil nya itu, perempuan itu adalah tasya
"Eh, baik kok, gimana kabar kamu?" Balas juna diakhiri dengan bertanya, tak ingin terlihat mengacuhkan anak keluarga wijaya, apalagi dibelakang tasya ada alex si pemeran antagonis
"Baik, kita main di time zone dulu yuk, kan jarang kita ketemu" ujar tasya yang terlihat bersemangat membuat juna ragu untuk menolaknya, apalagi alex kini tengah menatapnya dengan tatapan tajam seolah lelah tengah menyuruhnya untuk menolak
"Eum... kapan kapan ya, aku disini udah dari tadi pagi soalnya, habis ini aku juga masih... eum... masih... ah iya masih ada kerjaan" balas juna dengan nada ragu nya, mendengar penolakan juna membuat tasya yang tadi nya bersemangat kini cemberut kecewa
"Kerjaan nya biar diselesai in salah satu asisten pribadi aku, sekarang kita main di time zone ya ya ya? Please" mohon tasya dengan mata memohonnya, membuat juna semakin merasa tak enak untuk menolak nya, namun baru saja juna ingin menjawab tiba tiba terdengar sahutan dari pemuda dibelakang tasya, alex
"Dia juga mempunyai kesibukan, kau tak berhak memaksanya, lagian kita juga akan pulang, lebih baik kau tak membuat daddy menunggu terlalu lama dimobil kak" sahut alex dengan nada datar miliknya, sebelum beranjak berjalan kearah pintu keluar mall, melewati juna dan davin yang masih berdiri di tempat
"Ish" kesal tasya dengan bibir yang sedikit mengerucut
"Aku pulang dulu ya, kapan kapan kita harus pergi jalan jalan bareng, kamu udah janji, dah" ujar tasya sebelum berjalan menyusul alex yang sudah tak terlihat, meninggalkan juna yang masih terdiam
"Bukannya Lo sama si alex sahabatan? Kenapa tadi malah diem dieman?" Tanya juna yang tersadar dari keterdiaman nya
"Kagak, gue sama alex cuma sekedar kenal, bahkan kita jarang ngobrol kalo bukan soal tugas kelompok" balas davin sembari berjalan kearah pintu, di ikuti juna yg berjalan mengikuti davin
Hah?
Sekedar kenal?
Jelas jelas di novel mereka sahabat deket, trus ini apa?
Atau karna ia selalu melewati beberpa part tanpa tau kejelasan detail cerita nya?
Hah.. mungkin seharusnya ia tak pernah melewati part part dalam novel
"Trus kenapa lo tiba tiba ngomong pake bahasa batu?" Lanjut davin bertanya dengan pertanyaan menyebalkan nya, membuat juna yang masih merasa sedikit canggung menjadi kesal seketika
"Heh, mentang mentang kata katanya baku, bukan berarti bahasa batu ya, lagian gue pake bahasa baku karna si tasya juga pake bahasa baku, ya kali dia pake bahasa baku gue bales nya elo gue, mana paham dia" kesal juna sembari berjalan kearah tempat parkir mobil davin
.
.
.
.
.
.
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Transmigration
FantasyBercerita tentang seorang pemuda yang mati karena kepentok meja, bukannya pergi ke akhirat jiwanya justru terjebak dalam sebuah novel dan menjadi seorang gembel [End] [Brothership Story] [Bukan novel terjemahan] Start : [19/03/22] Finish : [24/04/22]