epilog

12.5K 1K 36
                                    

Happy reading
.
.
.
.
.
.

Disalah satu ruang vip dirumah sakit, terlihat seoarang pemuda yang terbaring diatas brangkar dengan jarum infus yang terpasang di tangan kirinya, tak beberapa lama kemudian terlihat jari pemuda itu tampak menunjukkan pergerakan pertanda ia akan segera tebangun.

Terlihat kedua kelopak mata pemuda itu mengerjap dan secara perlahan terbuka menunjukan netra hitam nya, setelah dirasa mata pemuda itu bisa menyesuaikan cahaya ruangan, pemuda itu berucap dengan bibir yang terlihat pucat dan sedikit bergetar.

"Ini dimana njing?" Ujar lirih pemuda yang terbaring diatas brangkar itu.

"Kenapa badan gue jadi lemes gini sih?, mana kerongkongan gue udah kering banget lagi" monolog nya lagi sembari berusaha mendudukkan badan nya yang terasa kaku dan lemas itu.

"Rumah sakit? Heh... gimana bisa? Bukannya gue lagi nonton tv?" Pekik pemuda itu setelah berhasil duduk dan mengedarkan pandangannya diruangan berbau obat itu.

Pemuda itu adalah juna, seingat juna ia tengah menonton tv bersama alex dan yang lainnya, namun karna mengantuk akhirnya ia tertidur dipangkuan raditya.

Tapi bagaimana bisa ia terbangun dibrangkar rumah sakit?

Ceklek

Terlihat seoarang pemuda yang berdiri mematung didepan pintu tengah melihat kearahnya, hingga tiba tiba pemuda itu berlari kearahnya dan memeluk nya erat.

"Eh... ih bang juna kenapa baru bangun sih? Adek kangen" pekik pemuda itu, dengan pelukan yang semakin erat membuat nafasnya sedikit sesak.

"Lepas, sesek" ujar juna mencoba mendorong pemuda yang menyebut dirinya sendiri itu adek.

"Hah... adek? Tunggu tunggu? Kenapa bisa? bukannya gue?" Lanjut juna terbata melihat sang adik berdiri tepat disamping brangkar nya .

Kenapa rasya adiknya itu bisa ada didunia novel juga?

Apakah ini mimpi?

Sh

Ringis juna saat ia mencoba mencubit pipinya.

"Bang juna kenapa? Jangan bilang bang juna lupa ingatan gara gara kepentok meja? bang... jangan anemia ih, adek nggak mau" rengek rasya melihat tingkah aneh sang kakak.

"Eh... enggak, abang cuma sedikit pusing,. Sekarang adek jelasin sebenernya abang kenapa?" Ujar juna yang melihat kedua mata adiknya terlihat mulai berkaca kaca.

"Huwe... bang juna koma udah hampir seminggu, lagian kenapa nggak ati ati sih? Kenapa bang juna bisa jatuh coba? Adek takut kalo bang juna mati ih" balas rasya menjelaskan dengan tangisan yang sudah pecah membuat juna yang melihatnya panik bukan kepalang.

"Heh... udah, lagian abang juga udah bangun kan? jadi diem ya? Takut nafas adek tiba tiba sesek" panik juna melihat tangisan sang adik yang semakin meledak, membuat ia segera mencoba menghentikan tangisan sang adik walau sebenarnya ia belum mengerti apa yang sebenarnya terjadi, untuk sementara ini ia akan menunggu hingga tubuhnya tak terasa sakit lagi.

"Adek kira bang juna bakal mati, semalem dokter bilang abang sempet henti jantung, huwe... adek takut" ujar rasya dengan tangisan yang tak juga berhenti.

💙💙💙

Beberapa hari kemudian

Kini juna sudah berada dikamar kos kosan nya, sedangkan adik nya tengah pergi ke supermarket membeli bahan bahan dapur yang hampir habis.

Bad TransmigrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang