part 10

13.8K 1.2K 2
                                    

Happy Reading
.
.
.
.
.
.

Beberapa jam kemudian

Kini juna dan davin tengah berada didalam mobil, namun kali ini davin lah yang menyetir, awalnya ia sudah melarang davin menyetir, namun davin yang memang sangat menyebalkan dengan tidak sopan nya merebut kartu dari tangan nya dan langsung masuk kedalam mobil bagian kemudi

Setelah beberapa jam beradu argumen dengan kepala sekolah akhirnya davin diperbolehkan pulang tanpa mengikuti pembelajaran berapa hari kedepan, lebih mudahnya davin terkena skors untuk beberapa hari kedepan.

Selama beradu argumen dengan kepala sekolah tadi, juna terus saja dibuat mendengus jengkel dengan kalimat kalimat menyebalkan yang terucap oleh mulut kepala sekolah itu, mulai dari bentuk tubuhnya hingga wajahnya yang nampak seperti anak smp, huh sangat menyebalkan.

"Mampir ke indomaret dulu ya, gue mau beli cemilan" ujar juna sembari menoleh kearah davin yang tengah menyetir.

Davin tak membalas, namun davin tetap menghentikan mobilnya diparkiran indomaret.

💙💙💙

Malam hari kemudian

Kini juna tengah duduk disofa kamarnya sembari membaca berita berita mengenai keluarga wijaya, dengan banyak cemilan yang berada samping nya.

Banyak berita yang menarik perhatiannya, namun ada beberapa artikel yang membuat nya sangat penasaran, yakni rumor tentang putra sulung dari pengusaha besar tengah menjalin hubungan dengan putri sulung keluarga wijaya, bahkan ada juga artikel yang mengatakan bahwa putra sulung ceo besar itu sudah lama bertungan dengan putri sulung keluarga wijaya.

Dan itu berarti masa depan kedua tokoh utama tak berubah dan masih berjalan sesuai alur dalam novel? Benarkah? Ia tak percaya ini, semoga saja ia tak akan bertemu dengan keluarga kejam itu lagi, bisa bisanya daddy tasya berkata bahwa ia gembel menjijikan, yeah... ia memang gembel, ia mengakui itu.

Namun hal itu juga yang membuatnya membenci nasib nya yang sekarang, pengen nangis aja juna rasanya, tapi... malu sama adek manis nya yang kagak menye menye, tuhkan ia jadi kangen sama adek manisnya ih, lagi apa ya dia? Bisa hidup tanpa si abang ganteng nya ini nggak ya? Kasian banget adik manis nya itu.

"Anjir pusing gue lama lama" dengus juna sembari mengacak rambutnya frustasi, namun tiba tiba berhenti dan berpikir sejenak.

"Eh, bentar bentar... RAMBUT GUE, gue kan abis ngemil, jadi kotor lagi kan, sial banget idup gue" monolog juna dengan pikiran yang masih agak loading, sembari memperhatikan telapak tangannya yang penuh bubuk dari snack yang dimakannya.

"Keramas lagi nih? Eh tapi tapi, gimana kalo gue sampe diganggu setan kayak di film film karna keramas malem malem? Jadi takut gue" lanjut juna sembari beranjak dan berjalan kearah ranjang dengan langkah seperti orang yang pura pura tidak takut.

Brugh

Juna langsung menyembunyikan tubuhnya dibalik selimut, dan yah... ia memang sangat takut sekarang, ia akui bahwa ia memang tak menyukai film film bergenre horor, kurang lebih inilah yang terjadi, ia akan membayangkan disekitarnya ada hantu yang ada difilm itu, sangat menakutkan.

Mungkin malam ini ia harus tidur dengan keadaan rambut lengket, ia terlalu takut untuk sekedar mengambil lap di walk closed sekarang.

💙💙💙

Keesokan paginya

Kini juna dan davin tengah sarapan dimeja makan, selama sarapan tak ada pembicaraan membuat juna yang terbiasa menjahili adiknya tak tahan dengan keheningan.

"Maafin gue soal kemaren ya?" Ujar juna yang telah menyelesaikan makannya.

"Kenapa emangnya?" Balas davin bertanya santai, sembari memakan puding coklat sebagai makanan penutup.

"Ya pokoknya maaf soal omongan gue kemaren deh" ujar juna meminta maaf namun suaranya terdengar tak ikhlas, bukannya tak ikhlas hanya saja juna memang salah satu orang yang memiliki gengsi tinggi, saat di kehidupannya dulu, juna sering menjahili adiknya hingga menangis, setelah adiknya mendiaminya lebih dari sehari juna hanya berkata maaf dengan singkat tanpa mengakui kesalahannya.

"Lo kagak salah kok" balas davin yang kelewat santai membuat juna semakin ngerasa bersalah, hatinya pengen minta maaf tapi otaknya ngehianatin hatinya dan bilang buat jaga harga diri, jadi bingung dia nya.

"Btw orang tua kapan pulang, kenapa gue kagak pernah liat mereka?" Tanya juna membuat davin terdiam beberapa saat sebelum menjawab.

"Mereka pulang sebulan sekali, kalaupun pulang mereka pulangnya akhir bulan, kalo nggak pulang ya.. udah, diundur bulan selanjutnya"balas davin setelah tersadar dari keterdiaman nya, niat nya juna hanya ingin mengalihkan topik agar rasa bersalah nya tak menghantui hatinya, namun bukannya menghilangkan rasa bersalah nya, pertanyaan nya justru membuat juna semakin merasa bersalah setelah mendengar jawaban davin

Davin yang melihat juna terdiam segera paham bahwa pemuda yang jauh lebih tua darinya itu merasa bersalah, hanya saja gengsi nya yang terlalu tinggi menolak untuk mengucapkan kata maaf

"Lo kenapa? kagak usah ngerasa bersalah gitu, gengsi lo nggak mendukung" celetuk davin dengan kekehan jahilnya, membuat juna yang tadinya merasa bersalah menjadi kesal dibuatnya

"Kagak. Siapa yang ngerasa bersalah? Lagian apa juga yang ngebuat gue ngerasa bersalah? Kagak ada" kesal juna sebelum meneguk susu rasa vanila miliknya hingga tersisa setengah

Entah juna sadar atau tidak, namun semua rasa bersalah dan canggung yang ia rasakan tadi telah hilang digantikan oleh rasa kesal mendengar ejekan dari davin tadi

.
.
.
.
.
.
To be continued

Bad TransmigrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang