Happy Reading
.
.
.
.
.
."Jun" baru saja juna sampai dimeja besar itu, tiba tiba ada suara yang memanggil nya, membuat juna secara reflek menoleh kearah perempuan yang memanggilnya itu
"Ternyata kamu kerja disini ya? Aku khawatir, takut kamu nggak ada tempat tinggal, gimana kabar kamu?" Tanya perempuan itu beruntun, perempuan itu natasaya
"Eum iya, baik kok" jawab juna dengan agak gugup dengan tatapan para manusia yang berada dimeja itu
"Aku jadi lega, kalo gitu sekalian ikut makan malam, mau?" Ujar tasya melihat kearah juna dengan tatapan seolah olah memohon agar juna menerima tawaran nya
"Ekhem" belum sempat juna menjawab, tiba tiba terdengar deheman salah satu pemuda yang berada disana
Jika ia tak salah, pemuda itu adalah Roni kakak sepupu female lead dan si antagonis, peran roni tak terlalu penting, roni hanya muncul beberapa kali saat ada acara keluarga sebagai pelengkap tokoh
"Eh nggak bisa, masih banyak kerjaan soalnya, lain waktu aja" jawab juna semakin gugup mendengar deheman pemuda itu
Setelah itu tak ada pembicaraan lagi, lagi pula ia juga tak ingin terlalu lama berada diantara manusia manusia tanpa nyawa itu, jadi ia segera menata makanan itu agar bisa cepat cepat pergi dari ruangan itu
"Silahkan mencicipi hidangan pembuka anda, semoga anda puas dengan hidangan pembuka restoran kami, jika menginginkan sesuatu anda bisa memanggil kami, saya pamit undur diri" ujar juna selesai menata beberapa makanan pembuka diatas meja sembari memundurkan tubuhnya beberapa langkah dan membungkukkan badan nya 45º kearah sang kepala keluarga, alias kakek tasya
"Hm" balas pria paruh baya itu, pria itu adalah harsa wijaya kakek female lead dan si antagonis
*Note : nana bingung mau namain siapa, anw nama harsa nana ambil dari nama kakek nana, bedanya kakek nana namanya harso hehe😃👍*
💙💙💙
Kini juna dan beberapa pelayan lain tengah duduk santai disofa ruang tv dekat ruang vvip
Ceklek
Terdengar suara pintu yang terbuka membuat mereka segera berdiri tegap dan menundukan kepalanya saat kepala pelayan yang baru saja membuka pintu itu berjalan mendekat, berbeda dengan juna yang hanya menoleh sekilas kearah pintu lalu fokus kembali kearah layar ponsel
"Heh bukannya kerja malah enak enakan disini, sekarang udah waktunya makanan inti, cepet saji in" sentak kepala pelayan pria yang bertugas mengawasi kinerja para pelayan tadi
"Cepet siapin sana" lanjut pria itu, membuat beberpa pelayan laki laki yang tengah menunduk segera berjalan kearah pintu yang masih terbuka
"Kamu juga, cepet anterin minumannya" lanjut pria itu, membuat juna mau tak mau harus beranjak dari duduk nyaman nya, sebelum berjalan kearah pintu juna menginjak kaki kepala pelayan itu, dan menutup pintu besar itu dengan kasar, meninggalkan pria yang tengah meringis itu
💙💙💙
Makan malam keluarga wijaya selesai dua jam yang lalu, kini juna tengah menganti pakaikan nya Di walk closed
Ceklek
Terlihat juna yang keluar dari walk closed dengan pakaian pelayan yang sudah berganti menjadi piyama berwarna hijau daun dengan dua gambar panda di kedua saku piyama nya
Bugh
"Asu, orang kaya makanya beda ye? Makan doang ampe tiga jam? Gue makan lima menit juga kelar, Yang dimakan ape sih? Batu? Anjinglah, cape gue" kesal juna sembari menidurkan tubuhnya diranjang dengan kasar, hampir saja juna terlelap, tiba tiba juna terbangun dengan mata membulat
"Anjir, gue belom lepas sempak, pantes sesek, kasian buwung gue ga bisa bergerak bebas" ujar juna sembari beranjak dari tidurnya dan berjalan kearah walk closed
💙💙💙
Keesokan paginya
Kini juna tengah berjalan kearah lift menuju lantai bawah, namun saat melewati kamar davin tiba tiba juna berhenti, lalu berjalan kearah pintu kamar itu dan sedikit mengintip kearah kamar davin yang terlihat kosong itu
Anj
Kaget juna merasa bahunya ditepuk oleh sesorang, membuat juna langsung menoleh kebelakang dan memegang dadanya
"Kenapa lo disini bang? Nggak turun?" Ujar davin, ya pemuda yang menepuk bahunya tadi adalah davin
Bugh
"Untung gue kagak punya penyakit jantung, kalo jantung gue lepas trus jatoh gimane? Ha? Bocil ngeselin" dengus juna sembari memukul lengan davin nggak keras, membuat davin meringis sembari mengelus lengannya pelan
"Maap bang, lagian lo ngapain didepan kamar gue? Kepo sama apa yang gue lakuin dikamar ye? Gue cuma olah raga lima jari doang ko, mau gabung, nanti male... sh" belum sempat davin menyelesaian kalimatnya tiba tiba juna menendang tulang kering nya, membuat davin secara reflek mengangkat kakinya dan mengelusnya
"Bocil sesat, masih kecil udah sok sok an, mati aje sono" sentak juna sebelum berjalan kearah lift, meninggalkan davin yang meringis kesakitan
"Bercanda bang, gitu aja marah, nyebelin lo bang" sebelum pintu lift tertutup juna mendengar teriakan davin yang terdengar kesal
.
.
.
.
.
.
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Transmigration
FantasyBercerita tentang seorang pemuda yang mati karena kepentok meja, bukannya pergi ke akhirat jiwanya justru terjebak dalam sebuah novel dan menjadi seorang gembel [End] [Brothership Story] [Bukan novel terjemahan] Start : [19/03/22] Finish : [24/04/22]