Happy Reading
.
.
.
.
.
.Kini juna dan pemuda tadi tengah berada disalah satu cafe yang tak jauh dari trotoar tadi
"Btw nama lo siapa?" Tanya juna mengawali pembicaraan setelah salah satu pelayan mengantarkan cofe dan dessert pesanan mereka
"Oh kenalin nama gue davin bang" balas pemuda didepannya yang ternyata bernama davin itu
Wait Wait wait?
Davin?
Mendengar nama pemuda didepannya itu membuat juna yang sedang meminum cofe nya seketika terdiam
Davin adalah teman sekelas si antagonis, anw nama si antagonis adalah alexio... apa marga keluarga tasya? Kenapa ia bisa melupakannya? Tapi yang jelas nama antagonis nya adalah alexio diakhiri dengan marga keluarganya
Davin adalah salah satu teman yang paling dekat dengan alex, dan otak dari pembunuhan pemuda gembel adalah davin, davin yang memberi saran pada alex untuk mendorong si gembel dari lantai tiga mansion
Jadi secara otomatis davin adalah ancaman yang sebenarnya untuk kelangsungan hidupnya, jadi bagaimanapun caranya ia harus membuat davin berpihak padanya, anw cafe ini adalah salah satu cabang cafe milik keluarga davin, jadi tak heran jika davin bebas datang disini setiap pulang sekolah, lagian dilantai paling atas ada beberpa kamar untuk keluarga davin yang berkunjung dan menginap dicafe ini
Lagian kenapa si penulis membuat tokoh antagonis nya masih seumuran anak anak? Dulu saat ia masih umur segitu, ia masih sibuk main game online di komputer ataupun hp, bukan bunuh membunuh
"Berapa umur lo? Kenapa lo manggil gue abang? Sedangkan lo bahkan lebih tinggi dari gue?" Tanya juna beruntun setelah menjauhkan gelas itu dari bibir nya
"Umur gue 14, karna lo keliatan lebih tua, sedangkan tinggi, sebenernya kalo diliat liat bukan gue yang terlalu tinggi tapi abang yang kurang tinggi" balas davin dengan suara pelan diakhir kalimat nya, membuat juna seketika melotot sebal kearah davin, sedangkan davin yang ditatap seperti itu hanya menggaruk pipinya canggung dengan bibir yang meringis pelan
"Maksud lo gue pendek gitu? Gue nggak pendek, lo aja yang ketinggian njing" sulut juna yang tak terima bahwa tubuhnya yang sekarang memang pendek, padahal tingginya dulu adalah seratusan delapan puluh lima senti meter, jadi dirinya merasa terhina mendengar ucapan davin
"Tapi... tinggi gue cuma seratus delapan puluh tiga bang, dan nyatanya lo cuma se dagu gue, jadi otomatis lo yang pendek" balas davin dengan nada hati hati, tak ingin membuat pemuda yang lebih tua darinya ini merasa tersingung, walau nyatanya kalau didunia dikomik kepala juna sudah menampakkan tanduk dengan hidung yang mengeluarkan asap
"Bocil nyebelin, awas aja lo, tinggi gue bakal dua ratus senti suatu saat nanti, tunggu aje" ujar juna dengan delikan tajam kearah davin, sedangkan davin hanya mengangguk kaku dengan senyum yang terlihat dipaksakan
💙💙💙
Siang hari kemudian
Kini juna tengah berada disalah satu kamar yang berada dilantai paling atas cafe, setelah beberapa jam berbincang, akhirnya juna diterima oleh davin untuk mencoba bekerja disini sebagai pelayan, kamar ini juga akan menjadi tempatnya beristirahat mulai hari ini
"Ah gini kan seger" monolog juna yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan pakaian yang sudah berganti menjadi kaus putih polos dan celana training pendek berwarna hitam
"Hah, emang dinovel tahun berapa? Kenapa baru 2018? Why?" Pekik juna setelah mengambil ponsel dinakas dekat tempat tidur dan membuka ponsel yang diberikan oleh davin itu
"Asu, perasaan jam gue muternya masih ke arah kanan kok, trus kenapa taun nya jadi nyusut? Atau gue yang halusinasi? Tapi tugas nya halusinasi kan tukang bubur, Ah... mungkin mata gue yang mulai rabun" lanjut juna saat melihat angka yang menunjukkan tahun berapa dunianya tampat nya hidup sekarang
Tok
Tok
Tok
Terdengar suara ketukan pintu membuat juna langsung tersadar dari lamunannya dan berjalan kearah pintu dan membuka nya, dan terlihatlah pemuda yang berdiri didepan pintu dengan senyum yang terlihat kaku
"Apa? Gue ngantuk, gue pengen tidur siang" ujar juna dengan nada sebal nya, melihat davin yang berdiri didepan pintu
"Eum... gue kesini cuma mau ngajak lo makan siang bang, maap kalo ganggu" ujar davin dengan kepala sedikit menunduk, bukan karna ia merasa bersalah, namun untuk menatap wajah juna ia memang harus menunduk karna tinggi juna hanya se dagu nya, sedangkan juna yang ingin melihat wajah nya harus sedikit mendongak kan kepalanya
"Oke, lo turun duluan nanti gue nyusul" tanpa menunggu jawaban davin, juna langsung menutup pintunya agak kasar membuat davin secara reflek memundurkan tubuhnya dan mengelus dadanya pelan
"Untung gue kagak punya penyakit jantung, dasar bang juna nyebelin" dengus davin sembari memutar tubuhnya dan berjalan kearah lift menuju lantai dasar
.
.
.
.
.
.
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Transmigration
FantasyBercerita tentang seorang pemuda yang mati karena kepentok meja, bukannya pergi ke akhirat jiwanya justru terjebak dalam sebuah novel dan menjadi seorang gembel [End] [Brothership Story] [Bukan novel terjemahan] Start : [19/03/22] Finish : [24/04/22]