Happy reading
.
.
.
.
.
.Malam hari kemudian
Kini juna dan davin tengah menonton film bersama dikamar davin sembari duduk bersandar di sandaran ranjang, dengan satu toples berisi keripik kentang dipangkuan juna.
"Vin, ambilin hp gue dikamar, cepet" ujar juna meminta davin mengambilkan ponsel nya.
"Enak banget idup lo, nyuruh nyuruh tapi minta cepet, enak aja, ambil sendiri" dumel davin yang kembali menyuruh juna.
"Nggak mau, gue males, ambilin vin, sekalian novel gue juga, ni film ngebosenin, gue nggak suka" balas juna dengan sedikit merengek, membuat davin yang jengah akhirnya mematikan tv nya.
"Ok google, matikan tv nya" bukannya mengambilkan ponsel milik juna, davin justru mematikan tv yang dikendalikan lewat sensor suara itu, lalu menidurkan tubuhnya dan menyamankan posisinya, bersiap untuk tidur.
"Heh, gue nyuruh buat ambilkan hp gue bukan mati in tv nya, lo nyebelin banget sih?" Kesal juna yang melihat davin mulai memejamkan matanya.
"Shut... udah malem, mending lo tidur, gue juga udah ngantuk" balas davin dengan mata terpejam, tak perlu waktu lama terdengar dengkuran halus dari belah bibir davin, membuat juna yang masih kesal tetap memindahkan toples yang berada dipangkuan nya ke nakas dekat ranjang, setelah itu juna segera menidurkan tubuhnya dan mulai memejamkan matanya.
💙💙💙
Keesokan paginya
Kini juna tengah berada di cafe, sekitar jam lima pagi tadi kepala sekolah davin menelpon nya dan menyuruh davin untuk berangkat sekolah hari ini, lalu kenapa kemarin lusa kepala sekolah itu mengatakan bahwa davin di skor sekitar tiga hari? saat ia bertanya kenapa davin boleh berangkat hari ini, kepala sekolah itu menjawab bahwa ayah davin menelpon nya dan menyuruh agar davin boleh ke sekolah hari ini.
Jadi sebelum supir davin mengantarnya ke cafe, supir davin lebih dulu mengantar davin ke sekolah, setelah itu baru juna yang diantar ke cafe.
Itu juga yang membuat juna bertanya tanya
Ia pelayan, namun kenapa ia juga diantar supir?
Entahlah...
"Juna" terdengar suara perempuan dari belakang membuat juna yang tengah mengelap kaca menghentikan kegiatannya dan berbalik, terlihatlah perempuan cantik dan seorang pria yang berdiri dibelakang perempuan itu.
Perempuan itu adalah tasya, sedangkan pria dibelakang tasya adalah... eum? Mungkin kah pria itu adalah sang male lead? Entah lah, namun ciri ciri mereka terlihat sama.
"Hai" sapa tasya membuat juna yang tengah terdiam fokus menatap wajah pria itu tersadar dari lamunan nya dan spontan membalas.
"Hai juga, eum... kalian duduk lah, aku akan segera menyelesaikan pekerja an ku dan membuka cafe" balas juna dengan suara yang terdengar agak canggung.
"Eh, iya, maaf pagi pagi udah dateng, padahal belum waktunya buka hehe, aku duduk dulu ya" ujar tasya sembari berbalik dan menarik pergelangan tangan pria itu menuju salah satu kursi cafe.
💙💙💙
Beberapa saat kemudian
Juna dibantu beberpa pelayan yang bertugas pagi, hingga membuat pekerjaan juna cepat selesai dan terasa lebih ringan.
Setelah juna memakai apron berwarna coklat khas pelayan cafe di ruang ganti, juna segera keluar dan berjalan kearah kasir, mengambil buku tipis berisi menu menu cafe dan berjalan kearah meja tasya.
Sebenarnya melayani pelanggan bukan tugasnya, namun saat ada salah satu pelayan pria yang menghampiri meja tasya, tasya menolak dan berkata ingin ia yang melayani nya, membuat juna segera membersihkan tangan nya dan memakai apron.
"Ingin pesan apa sya?" Tanya juna yang bersiap mencatat pesanan tasya.
"Aku ingin sandwich buah, dan susu stroberi, kamu ingin apa van?" balas tasya diakhiri dengan bertanya pada pria yang duduk disebelah nya.
"Samakan saja" ujar pria itu dengan nada santai, membuat juna terdiam sejenak.
Santai?
Bukankah karakter sang male lead digambarkan dingin dan datar?
Huh... apakah kehadirannya terlalu merusak plot cerita hingga semua alur nya berubah?
"Duduk la disini jun, biar aku memanggil pelayan lain, dan kita bisa mengobrol" ujar tasya sembari berdiri dan menarik pergelangan tangan juna hingga juna terduduk di kursi depan tasya, membuat juna sedikit tersentak.
"Ada apa?" Tanya juna sembari memberi kode pada pelayan yang tak jauh dari meja tasya, agar pelayan itu menghampiri meja nya.
"Aku ingin memperkenalkan mu dengan seseorang hehe" balas tasya dengan senyum malu malu nya.
"Di nama nya revan, beberapa hari yang lalu kita resmi tunangan" lanjut tasya dengan rona merah yang mulai menghiasi pipi cantik tasya.
Sebelum juna membalas pelayan yang dipanggil juna telah sampai dimeja nya, membuat juna sedikit bernapas lega, jujur saja, ia bingung bagaimana menanggapi ucapan tasya.
"Ini" ujar juna sembari menyerahkan buku menu dan pesanan, setelah menulis satu susu rasa vanila untuk dirinya.
.
.
.
.
.
.
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Transmigration
FantasyBercerita tentang seorang pemuda yang mati karena kepentok meja, bukannya pergi ke akhirat jiwanya justru terjebak dalam sebuah novel dan menjadi seorang gembel [End] [Brothership Story] [Bukan novel terjemahan] Start : [19/03/22] Finish : [24/04/22]