Happy Reading
.
.
.
.
.
.Kini juna tengah berada dikamar tamu tempat ia menginap untuk malam ini mungkin? Atau... seterusnya ia akan tetap tinggal disini? Entahlah
"Akhirnya selesai juga drama hari ini, capek gue ngomong pake bahasa baku" monolog juna lega sebelum merebahkan tubuhnya diranjang king size itu, dan menatap langit langit kamar sembari bermonolog pelan
"Adek imut gue gimana?"
"Apa dia baik baik saja?"
"Mungkin ini bakal jadi pengalaman paling menyedihkan buat abang"
"Maafin abang, kalo aja abang nggak lempar novel sialan itu, mungkin abang nggak akan ninggalin kamu"
"Sial amat nasib abang genteng mu ini dek"
"Coba aja abang transmigrasi jadi orang kaya, pasti abang nggak akan nyesel dateng kesini"
"Eh bukannya jadi orang kaya, abang malah jadi gembel jelek"
"Bener bener transmigrasi yang buruk"
Cukup lama juna menatap kearah langit langit kamar, akhirnya juna menyamankan posisi tidurnya dan mulai memejamkan matanya, tak lama kemudian kamar luas itu hanya terdengar suara dengkuran halus dari belah bibir juna yang sudah terlelap
💙💙💙
Keesokan paginya
Kini juna dan tasya tengah duduk dimeja makan besar yang sudah penuh dengan menu sarapan untuk pagi ini
Tak
Tak
Tak
Tak lama kemudian terdengar suara langkah kaki dari atas tangga, membuat juna secara reflek langsung menoleh kearah sumber suara
"Kenapa gembel menjijikan itu masih disini? Atau kau memang membawa nya pulang untuk makanan diva? Kalau begitu kurung gembel itu ditempat biasa" baru saja daddy raditya menginjakan dilantai bawah namun ia sudah berujar dengan nada santai, tapi tidak dengan kata katanya yang terdengar sangat kejam di pendengaran juna
"Ayolah dad, semalam daddy sudah mengijikannya, jangan membuat gaduh pada sarapan pag-" belum sempat tasya menyelesaikan kalimat nya tiba tiba daddy aditya menyela
"Semalam daddy hanya bilang gembel itu boleh tidur semalaman, tapi tidak untuk ikut sarapan dimeja mahal daddy" sela daddy aditya santai sembari mendudukan tubuhnya dikursi kepala keluarga
"Kau kejam sekali dad, setidak nya biarkan dia ikut makan, setelah selesai aku akan mengantarnya pulang" ujar tasya mencoba membujuk sang daddy yang sedang meminum air mineral
"Kau baru tahu jika daddy kejam? Ya... daddy memang kejam, jadi usir gembel menjijikan ini sekarang, atau daddy saja yang mengusirnya? Hm?" Balas daddy raditya setelah meneguk air mineral itu hingga sisa setengah
"Dad, ijin in juna ikut sarapan, setelah sarapan tasya akan langsung mengantar nya pul-" belum sempat tasya menyelesaikan kalimat nya tiba tiba terdengar suara langkah kaki dari seorang pemuda yang sedang menuruni tangga membuat juna secara reflek langsung menoleh
Si pemeran antagonis?
Adik dari sang female lead?
Atau
Orang yang harus ia hindari saat ini?
Mungkin opsi terakhir adalah jawaban paling tepat melihat bagaimana pemuda itu berjalan dengan dagu terangkat angkuh
Tapi melihat wajah imut dari si antagonis membuat juna teringat dengan adik manisnya itu, bedanya adiknya sudah berumur enam belas tahun, sedangkan si antagonis masih berumur empat belas tahun
Sayang sekali remaja imut ini harus membunuh diusianya yang bahkan belum menginjak umur lima belas tahun
Tak
Tak
Tak
"Kenapa gembel ini masih disini dad? Apa kau akan menerimanya tinggal disini?" baru saja pemuda menginjakan dilantai bawah namun ia sudah berujar dengan nada santai
Seharusnya ia memang jangan pernah memuji seorang antagonis, seorang antagonis memang identik dengan sifat kejamnya walau usia nya belum legal sekalipun
Mungkin benar bahwa ia harus segera pergi dari manusia manusia kejam ini, setidaknya tinggal dijalanan lebih baik dari pada harus selalu mendengar kata kata kejam setiap hari, memikirkannya saja sudah membuat kepalanya pusing, apalagi jika ia benar benar tinggal lebih lama disini
"Tidak, daddy tidak pernah menerima sampah masyarakat, mungkin untuk sarapan daddy akan mengijikannya ikut, setelah itu kau boleh melakukan apapun pada gembel itu" balas raditya dengan nada santai, seolah olah kalimat yang baru saja dilontarkan tidak menyakiti perasaan orang lain
💙💙💙
Siang hari kemudian
Kini juna sedang berjalan ditrotoar dengan langkah lunglai, jujur saja ia menyesal telah berpikir bahwa lebih baik tinggal dijalankan, nyatanya menjadi gembel memang tidak enak
Ia bingung harus kemana sekarang, ia lapar, ia yang biasanya sarapan nasi, pagi tadi ia hanya memakan sepotong roti isi, bagaimana tidak jika dua manusia kejam itu selalu menatapnya dengan tatapan seolah olah ia adalah seorang pencuri yang baru saja tertangkap, membuat juna yang sedang memakan roti itu terasa sulit saat menelan roti yang sedang dikunyahnya
Bruk
Terlalu larut kedalam pikirannya membuat juan tak sengaja menabrak seorang pemuda yang berjalan dari arah berlawanan
"Maaf, saya tak melihat jalan tadi" ujar juna sembari mengulurkan tangannya pada pemuda yang terduduk ditrotoar itu
"Tak apa" balas pemuda itu sembari meraih uluran tangan juna dan berdiri
Muka ini?
Siapa dia?
Kenapa wajahnya tak asing baginya?
Apa dia salah satu tokoh novel itu?
Tapi siapa, kenapa ia tak bisa mengingatnya?
*Note : bulan puasa tinggal beberapa hari lagi, otomatis nana nggak akan sempet buat selesai in cerita ini, setelah beberapa kali berpikir akhirnya nana mutusin buat ubah jadi brothership daripada harus hiatus sebulan, mumpung masih beberapa part yang terpublish, maafin nana😖🙏*
.
.
.
.
.
.
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Transmigration
FantasyBercerita tentang seorang pemuda yang mati karena kepentok meja, bukannya pergi ke akhirat jiwanya justru terjebak dalam sebuah novel dan menjadi seorang gembel [End] [Brothership Story] [Bukan novel terjemahan] Start : [19/03/22] Finish : [24/04/22]