part 6

18.6K 1.6K 2
                                    

Happy Reading
.
.
.
.
.
.

Keesokan paginya

Kini juna dan beberapa pelayan yang bertugas pagi hari tengah membersihkan berbagai sudut ruangan cafe

"Vin" panggil juna sedikit berteriak pada davin yang duduk disalah satu meja cafe tengah memainkan ponsel dengan meja yang penuh dengan banyak cemilan

"Apa?" Balas davin sembari mengalihkan pandangannya kearah juna yang sedang mengelap jendela cafe dengan menaiki kursi, mengingat tubuhnya yang pendek, membuat juna harus menaiki kursi untuk mengelap tembok kaca tebal itu

"Bantuin gue, gue lagi repot lo malah males males an, bantuin gue" dumel juna sembari turun dari kursi setelah dirasa tembok kaca itu cukup bersih

Sedangkan pada pelayan yang mendengar dumelan juna hanya meneguk saliva nya susah payah, bagaimana tidak? Seorang pelayan yang bahkan belum seharian bekerja dengan beraninya menyuruh putra tunggal dari pemilik cafe?

Jangankan disuruh, putra tunggal pemilik cafe ini saja tidak diperbolehkan untuk beraktivitas terlalu banyak dengan alasan bahwa ia bisa cepat lelah dan sakit, mungkin pemuda itu memang sudah bosan untuk hidup, itulah kira kira yang dipikirkan mereka

"Kaca nya udah bersih, jadi sekarang lebih baik lo nemenin gue duduk disini, habis ini lo bisa istirahat buat malem nanti" ujar davin dengan nada santainya, sedangkan juna hanya mendengus namun tetap berjalan kearah meja tampat davin duduk

"Gimana gue mau istirahat, kalo tugas gue masih banyak, apalagi hari ini ada orang penting yang nyewa ni kafe buat makan malam keluarga besar" dengus juna sebal sembari meminum jus stroberi milik davin, membuat davin yang tadinya meringis pelan mendengar gerutuan juna seketika melotot ke arah juna

"Apa? biasa aja kali, lo bisa suruh bikinin minuman lagi, ga usah pelit, banyak uang juga" lanjut juna setelah menghabiskan jus stroberi milik davin, sedangkan davin hanya mendengus sembari mengalihkan pandangannya kearah ponsel

Srek

"Betewe siapa yang nyewa ni cafe? pasti orang tajir ye? Secara ni cafe walau cabang gede nya udah kayak cafe cafe pusat lainnya" tanya juna sembari membuka salah satu snack pedas

"Kata papa gue, yang nyewa ni cafe keluarga wijaya, dan lo jangan makan snack banyak banyak, kapan gemuknya badan ceking lo kalo makanan yang lo makan aje snack doang" dumel davin sembari mematikan ponsel nya dan menyodorkan piring yang berisi sandwich pada juna

Tunggu tunggu?

Keluarga wijaya?

Mungkin malam ini ia harus tetap berada dikamar agar tak bertemu dengan keluarga besar wijaya

"Nye nye nye, gini gini badan gue dulu tinggi plus berotot ye, walau ditubuh asli gue sih" balas juna kesal diakhiri dengan bisikan pelan hingga tak terdengar oleh davin

"Terserah lo aja deh bang" balas davin dengan nada malas nya, sedangkan juna hanya mengabaikannya dan sibuk memakan snack nya

💙💙💙

Malam hari kemudian

Kini juna tengah tiduran santai diranjang kamarnya dengan tatapan yang fokus pada ponselnya, namun ketenangan nya harus terusik oleh suara pintu yang diketuk dengan tak sabaran, membuat juna mau tak mau harus bangun dari posisi nyaman nya dan berjalan kearah pintu dengan langkah ogah ogahan

"Apa?" Tanya juna setelah membuka pintu

"Kenapa lo belom ganti baju? Mereka udah dalam perjalanan, jadi lo harus ganti baju" dumel pemuda yang mengetuk pintu kamarnya itu, pemuda itu davin

"Kan gue udah bilang malem ini gue mau dikamar, lagian jatah tugas gue malem ini udah gue kerjain sore tadi, jadi mending lo pergi deh, bocil nyebelin" kesal juna saat tubuhnya didorong memasuki walk closed yang berada dikamarnya

Brak

"Shut... diem, mending lo cepet cepet ganti kemeja yang rapi" ujar davin sembari menutup pintu walk closed dengan terburu buru

"Oh iya, kemeja nya yang warna putih, pake dasi kupu kupu wana item, jangan lupa jas luarnya warna item yang nggak ada lengen nya bang" lanjut davin agak keras sebelum keluar dari kamar juna

Sedangkan juna yang berada didalam sudah mengumpati pemuda menyebalkan yang sayang nya sudah banyak membantunya itu

💙💙💙
Setelah selesai berpakaian juna langsung menuju dapur untuk mengambil troli yang berisi minuman dan mengantarnya ke salah satu ruang vvip

Ceklek

Baru saja juna keluar dari dapur, juna langsung diarahkan oleh seorang pemuda yang bertugas mengawasi kinerja para pelayan

"Anjir, harusnya malem ini gue santai santai, gara gara tu bocil nyebelin gue harus kerja ekstra, dulu aje gue kerja sehari paling lama tiga sampe lima jam doang" gerutu juna sembari berjalan kearah ruang vvip yang disewa oleh keluarga tasya si female lead, jangan lupa dengan tangan yang mendorong troli berwarna putih tulang itu

Sesampainya dipintu besar ruang vvip itu, pintu langsung dibukakan oleh dua pemuda yang mengenakan setelan senada dengan pakaian nya

"Jun" baru saja juna sampai dimeja besar itu, tiba tiba ada suara yang memanggil nya, membuat juna secara  reflek menoleh kearah perempuan yang memanggilnya itu

.
.
.
.
.
.
To be continued

Bad TransmigrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang