part 19

12.4K 1K 10
                                    

Happy reading
.
.
.
.
.
.

Siang hari kemudian

Kini juna dan raditya duduk digazebo samping kanan mansion sembari menunggu makanan mereka jadi.

Dua jam yang lalu saat juna baru saja terbangun dari tidurnya, juna untuk pertama kalinya duduk dikursi balkon kamarnya, dibawah sana juna melihat kolam renang dan gazebo yang berada ditaman dekat kolam renang, karna juna belum pernah pergi ke sana akhirnya juna mengajak raditya untuk menemaninya, lagipula ia tak tahu jalan untuk pergi ke taman itu, dimansion ini letak ruangan yang ia tahu hanya beberapa kamar dekat kamarnya dan dapur.

Hari ini mansion terasa sepi karna alex tengah pergi sekolah dan mungkin akan pulang beberapa jam lagi, sedangkan laras sejak kemarin siang menemani tasya menyiapkan beberapa persiapan acara pernikahan tasya dan revan yang belum selesai, entahlah... ia juga tak tahu kapan mereka mempersiapkannya tempat acara pesta pernikahan, namun yang jelas laras berkata bahwa ia dan ibunya revan ingin menemani tasya dan revan mempersiapkan acara.

"Juna tidak ingin makan nasi dan susu stroberi itu dad" ujar juna yang melihat salah satu pelayan membawakannya susu rasa stroberi dan nasi.

"Baiklah, kau ingin apa?" Tanya raditya sembari mengibaskan tangan nya pada pelayan itu agar nasi dan gelas berisi susu stroberi itu tidak diletakkan.

"Siang ini juna ingin susu rasa coklat, makannya salad buah dan steak" balas juna dengan semangat, mendengar permintaan juna raditya hanya melirik kearah pelayan itu sekilas dan menyuruhnya pergi, paham dengan tatapan raditya pelayan itu menunduk dan berlalu pergi.

"Tunggu beberapa saat lagi baby, pesanan mu akan segera datang" ujar raditya setelah pelayan pergi.

"Segera datang? Bukan kah proses pengolahan steak lama ya? Juna ingin makan nanti saja ya?" Ujar juna yang sebenarnya tak ingin makan sekarang, oleh sebab itu ia memilih makan steak karna proses pengolahan steak yang memerlukan waktu cukup lama.

"Tidak, siapa bilang chef kita yang memasak? Daddy menyuruh mereka mengambil steak disalah satu restoran milik daddy yang tak terlalu jauh dari mansion" balas raditya dengan santai, membuat juna seketika melotot heran sekaligus kesal.

"Daddy juga tahu ini hanya akal akalan mu agar kau tak makan sekarang, dan daddy tidak menyukai itu, jadi kau tak perlu mencari cari alasan lagi baby, kau harus tetap makan, apalagi tadi pagi kau juga belum sarapan" lanjut raditya membuat juna semakin kesal, bagaimana ia bisa sarapan jika saat bangun ia disuruh tidur lagi, menyebalkan memang, batin juna mendumel kesal.

💙💙💙

Malam hari kemudian

Kini juna dan raditya baru saja sampai disalah satu cafe dekat mansion, cafe itu baru buka beberapa hari yang lalu, karna juna penasaran akhirnya juna mengajak raditya untuk menemaninya ke cafe, lagi pula raditya juga sudah berkata bahwa ia tidak bekerja hari ini agar bisa menemaninya seharian bukan? Jadi... sebagai anak yang baik juna memanfaatkan kesempatan aneh sekaligus langka ini untuk hal hal yang baik dan berguna.

"Dad? Kenapa cafe ini sangat sepi? Tapi kenapa beberapa hari yang lalu juna sama nenek pulang dari mall lewat cafe ini kelihatan rame banget? Masak baru buka langsung bangkr-?" Ujar juna secara tak sadar bertanya dengan heran, hingga akhirnya ia tersadar dan terdiam.

Tunggu tunggu...

Bagaimana bisa ia mempertanyakan pertanyaan bodoh seperti itu?

Walau pria ini gila sekalipun, pria ini tetaplah orang kaya, bisa saja dia menyewa cafe ini, jangankan menyewa membelinya pun tak akan membuatnya kehilangan banyak uang.

Kenapa otaknya tiba tiba menjadi sangat lemot dan bodoh? Akh... menyebalkan.

"Daddy menyewanya untuk mu baby, daddy tidak ingin ada banyak pasang mata yang melihat mu, daddy tak suka, jadi lebih baik kita masuk" balas raditya sembari memegang pergelangan tangan juna dan menariknya pelan kearah pintu masuk cafe bernuansa coklat dan hazel itu.

💙💙💙

Kini juna dan raditya tengah berada didalam mobil, sebenarnya mereka selesai makan sedari beberapa menit yang lalu, namun juna yang terlanjur menyukai tempat ini berkata agar pulang agak malam saja.

Mendengar ucapan juna raditya langsung menolak permintaan juna untuk pulang terlalu malam, dan berkata bahwa dia akan membeli cafe ini untuk juna jika ia memang menyukai cafe ini, asalkan ia tak pulang terlalu malam, mendengar ucapan raditya membuat juna secara reflek langsung menolak dan berkata ingin pulang sekarang dari pada membeli usaha orang yang baru dibangun ini.

"Dad" panggil juna pada raditya yang tengah menyetir, membuat raditya menoleh kearah juna sekilas dan berdehem.

"Besok juna ingin ke cafe davin ya? Sendiri, tanpa ada bodyguard yang ngikutin" ujar juna membuat raditya tanpa pikir panjang langsung menggeleng dan menolak.

"Tidak, walau dengan bodyguard sekalipun daddy tak akan mengizinkanmu, jika kau tetap ingin pergi, biar daddy yang menemanimu" balas raditya tanpa ragu, membuat juna segera menolak.

"Tidak, juna tidak jadi pergi, juna akan tetap berada dimansion" balas juna spontan, lebih baik ia yang mengurungkan niatnya untuk pergi daripada harus pergi ditemani raditya, karna menurutnya pergi bersama raditya sama saja jalan jalan tanpa bisa bersenang senang dengan bebas, huh...

.
.
.
.
.
.
To be continued

Bad TransmigrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang