5.

826 112 13
                                    

Happy Reading

*****

MPLS telah resmi ditutup. Serangkaian kegiatan hari terakhir diakhiri dengan para OSIS menyemprotkan air menggunakan tembak-tembakan dan slang yang tersambung pada kran ke arah anak kelas 10.

Alhasil kaos dan rok biru yang mereka gunakan sedari awal basah kuyup. Namun itu semua tidak meredupkan atmosfer bahagia yang tercipta di sana. Di bawah sang raja langit, mereka semua berbagi tawa. Menikmati euforia yang tercipta.

Seolah ikatan senioritas yang sejak hari pertama membelenggu kini diabaikan begitu saja. Tanpa pandang bulu mereka menikmati alunan musik yang disetel cukup keras di bawah langit senja. Menari tanpa kenal lelah seolah tidak akan menjumpai hari esok lagi.

Disaat lagu alone milik marshmellow diputar, Jewe berjalan ke arah gadis yang tengah asik menepi dari hiruk-pikuk para manusia yang tengah menikmati musik di tengah lapangan. Menepuk pundaknya pelan untuk meminta atensinya.

"Gue cariin ternyata disini," ujar gadis bermata tajam sembari ikut duduk di atas tanah tanpa lembaran alas di bawahnya. "Cari tempat yang adem," balasnya sembari terkekeh ringan.

"Lo masuk kelas apa?" Jewe lanjut bertanya. Kebetulan sebelum upacara penutupan kegiatan MPLS, murid kelas 10 berbondong-bondong ke arah mading untuk mencari namanya pada ratusan nama lainnya hanya untuk mengetahui dimana kelas mereka berada.

"IPA 2."

"Sama kayak Gerald dong berarti," timpalnya kala teringat sang karib juga berada di kelas yang sama dengan Arabella. "Gue nitip Gerald ya. Kalo tuh anak bandel jewer aja kupingnya," kelakarnya sukses membuat kekehan ringan keluar dari bilah bibir gadis Lesmana.

"Daftar ekskul apa?" Tanya Bella. Murid kelas 10 memang diwajibkan memilih minimal satu ekstrakurikuler selain Pramuka.

"Cheerleader. Gimana cocok gak menurut lo?" Jewe balik bertanya untuk meminta pendapat, karena jujur saja gadis itu sedikit kurang percaya diri.

"Cocok kok!" Bella mengacungkan dua jempolnya ke hadapan Widjaja.

Jewe menghela nafasnya berat. Tatapannya berupah sendu. "Tapi tadi waktu gue ngumpulin formulir ada yang nyeletuk katanya gue sama sekali gak cocok masuk ekskul cheerleader. Katanya perawakan gue mirip preman."

Belum sempat Bella membantah, suara bariton rendah milik Geraldo telah lebih dulu menginterupsi keduanya.

"Kan gue udah bilang, kalo ada omongan orang yang bikin lo jadi insecure tabok aja mulutnya. Atau perlu gue wakilin biar lo puas?!" Gerald memilih tempat di sebelah Jewe untuk mendudukkan bokongnya.

"Apaan sih lo tiba-tiba nyamber kek petir!" Widjaja memutar bola matanya malas. Jengah dengan kehadiran Gerald yang semakin membuat suasana hatinya memburuk.

"Masuk kelas apa lo?" Mengabaikan seruan pedas gadis di sebelahnya, Gerald menanyakan topik yang tengah ramai dibicarakan hampir seluruh murid kelas 10.

"IPS 2. Btw lo sekelas sama Bella Rald," ujar si cantik memberitahu. Namun kenyataannya Gerald telah lebih dulu mengetahui hal tersebut. Meski begitu, Gerald membulatkan mulutnya sembari mengangguk beberapa kali.

Setelah itu, Jewe merogoh kantung guna meraih ponsel kesayangannya. Jarinya menekan aplikasi berlogo kamera untuk menonton beberapa instastory yang dibagikan oleh following-nya.

Tangannya menekan layar ponselnya agar dapat menatap lebih lama jepretan berlatar stand-stand berjejer rapi pada acara penutupan MPLS yang diselenggarakan oleh salah satu sekolah kejuruan paling bergengsi di ibukota.

"Wah gila, penutupan MPLS berasa kayak HUT sekolah anjir!" Seru Jewe heboh. Mulutnya tidak henti-hentinya berdecak kagum kala following-nya yang bersekolah di SMK Widyatama mengupload betapa mewahnya acara yang digelar pada sore hari ini di sekolah mereka. "Sekolahnya orang berduit emang beda ya," lanjut si cantik masih setia menatap layar ponselnya.

[✓] Teenagers | HaruyyihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang