Happy Reading
*****
Bel pulang telah berbunyi lima menit yang lalu. Namun Arabella masih harus menyelesaikan piket kelas bersama beberapa anak dari IPA 2. Tidak memakan waktu lama, karena dia hanya ditugaskan membuang sampah ke TPA.
"Gue duluan ya Rin," pamitnya kepada Rine yang kebetulan satu kelompok piket dengannya.
Rine mengangguk, "ati-ati," balasnya sembari fokus menyapu.
"Iye."
Segera saja Bella membawa langkahnya menuruni tangga karena kelas X memang berada di lantai 3. Berjalan pelan seraya asik bergelung dengan dunia maya. Hampir saja kepalanya menabrak tembok jika seseorang tidak menarik lengannya ke belakang. Refleks membuat si cantik tersentak hingga segera mendongakkan wajahnya supaya tahu jelas siapakah pahlawan penolongnya hari ini.
Tatapan matanya bertemu dengan sepasang manik hitam legam yang memabukkan milik pemuda Geraldo. Tungkainya segera Bella bawa mundur guna memasang jarak.
"Lain kali kalo jalan jangan sambil main hp! Bahaya," ujar si tampan memperingati. Ada sirat khawatir yang terukir jelas pada parasnya. Sayangnya Arabella tidak menyadari itu dan hanya mengangguk paham.
"Hari ini kita jadikan?" Tanya Geraldo tanpa konteks. Pertanyaan tersebut begitu rancu di kepala Bella hingga berhasil membuat otak mungilnya bekerja dua kali lipat lebih keras hanya untuk mencerna 1 kalimat pertanyaan yang diajukan oleh si tampan.
"Jadi ngapain?" Tanya gadis Lesmana setelah beberapa menit tidak kunjung mendapat jawaban.
"Katanya mau ngerjain tugas."
Bella mengangguk dengan mulut yang telah membulat sempurna. Ternyata lelaki yang hobi membolos saat jam pembelajaran tersebut masih mengingat janji keduanya. Padahal Arabella saja sudah melupakan tugas Biologi itu.
"Kalo lo sibuk biar gue yang kerjain sendiri aja." Bella berkata seperti itu bukan karena enggan mengerjakan tugas kelompok bersama Geraldo. Namun setahu gadis tersebut, Gerald memang tipikal siswa yang sulit diajak berkerja kelompok. Jangankan mengerjakan sebagian tugasnya, hanya sekadar datang untuk diajak berdiskusi bersama saja ada seribu satu alasan yang Gerald akan berikan supaya tidak perlu bersusah-payah datang ke lokasi yang telah ditentukan.
Bella tahu semua cerita itu dari Catherine yang telah berpengalaman bagaimana rasanya sekelompok dengan lelaki badung yang berhasil membuat darahnya naik ke ubun-ubun.
"Namanya aja tugas kelompok, ya harus dikerjain berdua lah!" Balas Gerald tidak suka dengan usul yang diberikan Bella.
Mendengar jawaban si tampan, Bella jadi ragu dengan cerita Rine mengenai sosok Geraldo.
"Emang mau ngerjain dimana?" Tanya Bella tidak ingin mengulur waktu lebih lama lagi karena jarum pendek telah menunjukkan angka 3.
"Di cafe deket Widyatama aja?" Tawar Gerald sebelum menyeret tubuhnya berjalan ke arah parkiran.
"Oke." Si cantik menyetujui usulan tersebut karena selain dekat dengan rumahnya, Arabella juga telah menjadi pelanggan tetap di cafe itu saat dulu masih bersekolah di yayasan Widyatama.
"Gue ke sananya bareng elo?" Tanya gadis Lesmana ragu. Takut membuat Gerald tidak nyaman sebab harus berboncengan dengannya.
"Ya iyalah bareng gue. Emangnya mau bareng siapa lagi?" Gerald menghentikan langkahnya membuat Bella mau tidak mau juga ikut berhenti.
"Gue bisa naik ojol."
Si tampan berdecak. Kenapa Bella suka sekali mempersulit keadaan.
"Lama." Dengan sekali gerakan, Geraldo menggenggam pergelangan tangan gadis yang beberapa bulan ini berhasil mengacaukan pikirannya. Menarik Bella yang termangu karena aksi Gerald yang belum bisa dicerna akal sehatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Teenagers | Haruyyih
FanfictionBagaimanapun juga kita hanya remaja yang berada di umur belasan tahun. • Mar 15, 2022 - Jun 18, 2022. ©septwishes