15.

795 117 10
                                    

Happy Reading

*****

"Gue denger dari bang Daren, katanya lo bawa adeknya bang Kemal ke cafe Ice M?" Adalah Jiwa yang bertanya. Kini lelaki tan tersebut tengah bersama Gerald dan Juan di warung kopi mang Udin-tempat nongkrong anak abadi.

Gerald berdehem. Sudah menduga jika cepat atau lambat, sahabatnya yang satu tongkrongan dengan Daren pasti akan membicarakan soal ini.

"Ngapain lo ke sana?" Kini ganti Juan yang bertanya.

"Kerja kelompok."

"Gue kira mau pdkt."

"Kebetulan gue juga mau pdkt sama Bella," ujar Gerald santai sembari menyomot satu gorengan di meja.

Jiwa menyemburkan es teh yang baru saja masuk ke kerongkongannya. Sedang Juan mengerjap tidak percaya akan perkataan yang baru saja Gerald lontarkan. Tiba-tiba keadaan berubah sunyi. Jiwa dan Juan menatap ke arah Gerald, meminta penjelasan tentang maksud perkataannya tadi.

Pemuda Geraldo sampai menaikkan kedua alisnya karena ditatap oleh kedua sahabatnya seperti itu, "apa?"

"Ini beneran lo Rald? Gerald yang bertahun-tahun bentengin hatinya karna masih kejebak masa lalu?" Jiwa mengguncang bahu si tampan yang langsung ditepis oleh Gerald kasar.

Satu fakta yang kalian perlu ketahui bahwa selain menjadi badboy Gerald juga merangkap sebagai sadboy.

"Lo serius suka sama adeknya bang Kemal? Belom juga ada sebulan kalian ketemu, masa lo langsung suka dia gitu aja?" Tanya Juan.

"Lo kalo cuma mau main-main mending cari yang lain deh Rald. Gue gak mau ada pertumpahan darah di paguyuban mang Udin," timpal Jiwa tidak kalah serius.

"Gue emang serius mau deketin Bella!" Saut Gerald cepat. Tidak mau jika niatnya untuk mendekati gadis Lesmana hanya dianggap sebagai guyonan semata.

"Terus Mona gimana?"

"Ya gak gimana-mana. Orang hubungan kita udah selesai dari lama."

"Maksud gue, emang lo udah berhasil lupain Mona?" Jiwa dan Juan jelas tahu betul jika Geraldo cinta mati dengan Eunike Valda Monata. Gadis yang berhasil menjadi cinta pertama si tampan saat duduk di bangku SMP. Kisah singkat yang harus berakhir tragis sampai sukses membuat pentolan SMPN Pancasila galau brutal.

Gerald mengangguk. Tidak sabar menceritakan bagaimana kisah cintanya kepada Jiwa dan Juan. "Bella yang buat gue berhasil lupain Mona."

Juan sampai mengerutkan keningnya sebab tidak paham maksud ucapan Geraldo, "gimana ceritanya Bella bisa buat lo berhasil lupain Mona?" Tanyanya.

*****

1 Januari 2019

Suasana tahun baru di taman kuliner kali ini begitu ramai. Stand-stand penjual makanan ringan sampai makanan berat ramai dikelilingi pengunjung. Seolah tidak ada spot untuk bernafas saking sesaknya orang berlalu-lalang.

Dari banyaknya manusia, ada Gerald yang telah duduk anteng sembari menyesap segelas kopi panas dan bakso bakar. Niatnya mau refreshing karena hampir tiap detik bayang-bayang sang mantan terus menghantui pikirannya. Namun ekspetasi tak seindah realita. Kini tubuhnya harus terjebak di antara riuhnya manusia. Berdesak-desakan terlebih dahulu untuk mencari satu bangku kosong.

Nampaknya keluar rumah agar tidak terus terusik kenangan masa lalu dengan sang mantan bukan pilihan yang tepat. Kalau tau suasana taman kuliner sekacau ini, lebih baik ia tidur di rumah.

Saat tusukan kedua bakso bakar masuk ke dalam mulutnya, netra Gerald bersitatap dengan seorang gadis cantik yang tengah duduk di salah satu bangku stand sebelah. Hanya sedetik karena sekon berikutnya, gadis tadi kembali memfokuskan perhatiannya pada benda pipih di genggamannya. Anehnya Gerald justru memusatkan atensinya pada gadis yang sepertinya tengah menunggu kehadiran seseorang. Bukan karena cantik atau penampilannya menarik, tapi karena raut wajahnya sedikit mirip dengan teman setongkrongannya.

[✓] Teenagers | HaruyyihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang