Happy Reading
*****
"Jadi Ipeh sekelas lagi sama Yaya?" Tanya Jewe kepada si oknum yang baru saja membagi gosip kepadanya, Gerald.
"Hm."
"Gue curiga deh, jangan-jangan mereka jodoh."
"Mereka mah sekelas doang, ngobrol kagak pernah," saut Gerald menanggapi celetukan asal Jewe.
"Mana mau Ipeh ngajak ngobrol beruang kutub."
Karena kelas X IPS 2 guru yang mengajar berhalangan hadir, maka Jewe manfaatkan momen ini untuk berkunjung ke kelas X IPA 2 yang kebetulan juga sedang jam kosong. Menemui sang karib untuk membunuh rasa bosan yang menghampiri. 30 menit telah berlalu, dan berbagai kisah telah diceritakan.
Sebagai tambahan informasi saja, Gerald dan Jewe sepakat untuk tidak mengusik ketenangan Jane yang kebetulan satu kelas dengan pemuda Geraldo. Biarkan Jane menyelesaikan urusannya dengan Juan tanpa mereka harus ikut campur.
"Dari mana Bell?" Tanya Jewe saat gadis berdarah campuran itu baru saja memasuki ruang kelas.
Bella menghentikan langkah sebelum menjawab, "kantin."
"Ayo duduk sini aja bareng kita," ajak Widjaja saat Bella hendak berjalan ke arah bangkunya. "Mumpung jamkos ayo kita ngobrol-ngobrol," bujuknya sekali lagi.
Bella mengangguk kecil. Kaki jenjangnya ia bawa ke depan kelas dekat papan tulis. Kalo kata Jewe, spot paling asik untuk menggosip.
"Tadi ke kantin bareng siapa?" Tanya Jeanette saat Bella telah duduk manis di sebelahnya.
"Sendiri."
Jewe terkejut mendengar jawaban Bella. Karena gadis itu selalu minta ditemani kemanapun kakinya melangkah saat di sekolah. "Gak takut ke kantin sendiri?"
"Ngapain takut? Kan kantin rame," jawab Bella.
"Bukan gitu." Si cantik mengibaskan tangannya. "Maksudnya, lo bisa enjoy makan sendiri di kantin?" Lanjutnya.
"Dari dulu udah biasa ngapa-ngapain sendiri."
"Kayaknya lo harus belajar mandiri dari Bella deh Je! Udah gede, tapi ke kamar mandi aja masih minta ditemenin," saut Gerald sebab jengah menghadapi kebiasaan buruk sang karib.
"Kenapa takut?" Disaat Jewe sibuk mengumpati Gerald karena telah menyebarkan aibnya, Bella melontarkan pertanyaan karena penasaran.
Jewe menoleh. Menatap binar indah sekelam malam gadis di hadapannya. "Ya gitu deh Bell. Gue gak nyaman sama tatapan orang-orang yang benci sama gue," jawab si cantik dengan volume suara yang sengaja dikecilkan.
"Emang ada yang gak suka sama lo? Alesannya apa mereka benci sama lo?" Bella tidak mengerti kenapa gadis seasik Jewe bisa tidak disukai oleh segelintir orang.
"Ya pasti ada lah Bell. Lo pasti mikirnya gue tipe orang yang supel, ramah, gampang berbaur gitu?" Bella spontan mengangguk. "Padahal mah aslinya kaku banget kalo ngobrol selain sama orang yang bener-bener bisa dibilang deket," ujarnya membuat Bella hampir tidak percaya.
Alasan Jewe dibenci oleh sebagian kaum Hawa karena kedekatannya dengan pemuda Geraldo. Keduanya memang dari dulu begitu lengket, sulit untuk dipisahkan. Sama-sama nyaman sebagai sahabat. Namun sebagian orang ada yang tidak suka melihat Gerald dan Jewe begitu dekat. Gadis Widjaja sampai harus menerima ujaran kebencian karena hal itu.
"Apalagi jaman SD SMP. Beh, hampir setiap pulang sekolah gue pasti langsung nangis ngadu ke nyokap karena di sekolah terus dikata-katain. Katanya Gerald gak mau temenan sama yang lain karena gue yang nyuruh. Emang dasarnya anjing fansnya Gerald!" Ceritanya diakhiri dengan kata-kata mutiara. Tidak tahu kenapa Jewe berani menceritakan kisah suram masa lalunya kepada gadis yang belum lama dikenalnya itu. Rasa nyaman dan percaya hadir begitu saja sejak Jewe pertama kali memperkenalkan namanya kepada Arabella.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Teenagers | Haruyyih
FanfictionBagaimanapun juga kita hanya remaja yang berada di umur belasan tahun. • Mar 15, 2022 - Jun 18, 2022. ©septwishes