21.

583 88 8
                                    

Happy Reading

*****

Akhir pekan kali ini Bella habiskan waktunya di kediaman keluarga Padantya. Kemarin sore, Vero memintanya datang ke rumah karena katanya ada acara makan keluarga kecil-kecilan. Yang hadir pun hanya Om Kava, Tante Jenni, Nicol, Daren, dan Lala.

"Mana tugas lo, biar gue bantu kerjain?" Ujar Bella setelah mereka semua selesai makan siang. Para orangtua sedang berkumpul di ruang tengah. Nicol dan Daren selesai makan langsung pamit hendak mengantar Lala ke minimarket. Sedang Gerald izin ke kamar mandi. Jadi tinggalah Bella dan Vero yang kini sedang menyelesaikan tugas menggambar di ruang tamu.

"Guru bahasa Indonesia lo waktu kelas 10 namanya Bu Siti Andari kan?" Tanya Nicol di sela-sela Bella yang tengah menggambar dua anak manusia pada selembar buku gambar milik Veronica.

"Hm," jawabnya singkat.

"Kata kak Yasa guru lo itu nyokapnya Arsha," cerita Vero meski fokus Bella masih terpecah belah.

"Arsha yang suka sama kak Yasa itu?" Bella menegakkan badannya yang semula sedikit membungkuk karena terlalu sibuk mencorat-coret pada selembar kertas putih.

Saking kesalnya Vero memutar bola matanya malas, "emangnya ada berapa Arsha yang gue kenal di dunia ini?"

Bungsu Lesmana mengendikkan bahunya acuh, "mana gue tau. Makanya gue nanya elo," balasnya tak kalah sewot.

"Tau ah! Ngomong sama lo bikin tenggorokan kering doang!" Serunya sembari beranjak menuju dapur.

Tidak berselang lama, pintu utama rumah keluarga Padantya diketuk beberapa kali hingga Vero berteriak meminta Bella agar membukakan pintu.

"Bell gue minta tolong banget sama lo. Bukain pintu depan ya? Gue baru bikin minum nih," pintanya setengah berteriak.

"Iya," jawab Bella tidak keberatan.

"Sorry banget nih malah bikin lo repot," sambungnya lagi.

"Santai." Bella berjalan ke arah pintu masuk dimana seseorang yang mengetuk pintu tadi telah menunggu. Begitu pintu dibuka, tampak gadis cantik seumurannya berdiri sembari memegang kertas undangan.

"Kakaknya cari siapa ya?" Tanya Bella ramah.

"Geraldnya ada?"

"Geraldnya baru di kamar mandi. Atau kakaknya mau nunggu Gerald di dalem?" Tawarnya masih setia mempertahankan keramahtamahannya.

"Gak usah gue–"

Belum juga gadis tadi menyelesaikan ucapannya, suara Vero dari arah belakang memotong kalimat gadis tersebut.

"Siapa Bell?"

"Temennya Gerald," jawab Bella asal.

Sampai saat dimana Vero berhadapan langsung dengan gadis tersebut, tatapan matanya berubah tajam. Ia mendengus kasar sembari matanya menyisir gadis dihadapannya dari ujung kepala sampai ujung kaki.

"Ada urusan apa lo kesini? Mau nyari Gerald?" Tanyanya ketus. Disini Bella menjadi pihak yang tidak tahu menahu soal hubungan keduanya di masa lalu.

Eunike Valda Monata, mantan kekasih Gerald menggigit bibirnya kuat. Ia menunduk takut jika matanya harus bersinggungan dengan netra tajam Vero yang menyiratkan kebencian.

"Gue cuma mau ngasih ini." Mona mengulurkan dua undangan pesta ulang tahun kepada Vero.

Vero mendecih keras, "gue tau kelakuan lo kayak anjing, tapi gue gak nyangka ternyata lo seanjing itu!" Serunya kasar tanpa memikirkan perasaan gadis tersebut. "Setelah berhasil sakitin gue sama Gerald lo masih berani kesini buat undang kita ke pesta ulang tahun lo? Lo mau pamer kalo hubungan hasil dari selingkuh lo dulu masih langgeng sampe sekarang?!" Nafas Vero berderu tidak beraturan. Matanya nyalang menatap marah gadis yang masih setia menunduk itu.

[✓] Teenagers | HaruyyihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang