16.

751 108 8
                                    

Happy Reading

*****

Selesai presentasi dengan partner kelompoknya alias Vincent Geraldo, Bella mengucapkan salam sebagai penutup. Hasil kerja keduanya memang tidak sebagus milik kelompok Jane dan Jingga atau Jihan dan Jovita-murid pintar yang namanya telah dihafal oleh para guru. Namun publik speaking Gerald dan Bella saat menyampaikan poin-poin materi patut diacungi jempol.

Bella masih sibuk berkutat di depan laptopnya yang terhubung dengan LCD. Sedikit kesulitan kala tiba-tiba mouse di genggamannya macet.

Tidak seperti sebelum-sebelumnya dimana Gerald yang biasanya selesai presentasi langsung kembali ke tempat duduknya, kini lelaki itu masih setia berdiri di sebelah partner kelompoknya.

"Ada kesulitan Bell?" Tanya sang guru.

Bella menolehkan kepalanya, "sebentar ya pak, laptop saya tiba-tiba eror," jawabnya panik.

Guru biologi itu mengangguk paham.

"Biar gue liat." Gerald mencoba membantu Arabella. Pemuda April itu mendekat hingga mengikis jarak keduanya. Membuat Bella mau tidak mau harus menggeser tubuhnya agar jangan terlalu dekat dengan si tampan.

Entah apa yang Gerald lakukan pada laptopnya, yang pasti mousenya dapat digerakkan kembali. Saat kabel LCD yang sebelumnya menancap telah dapat dicabut, lelaki itu membantu Bella membawakan laptopnya ke tempat duduk gadis tersebut.

"Kayaknya laptop lo kebanyakan folder, makanya tadi sampe macet gitu," ujar Gerald saat mereka telah sampai di bangku Arabella.

Bella mengangguk mengerti, "thanks ya," ucapnya

Gerald balas mengangguk sembari tersenyum tipis," iya."

Jangan lupakan presensi Rine, Jihan, dan Jingga yang sukses dibuat melongo akibat interaksi langka antara Gerald yang terkenal minim ekspresi dengan bungsu Lesmana.

"Buset Bell, Gerald lo kasih pelet apaan sih kok bisa langsung berubah soft gitu kalo sama lo?" Pekik Rine yang kelewat gemas dengan perhatian si tampan untuk teman sebangkunya.

"Hah?" Bella menampilkan raut bingung kala disambut Rine dengan pertanyaan super random tersebut.

"Lo cewek paling beruntung yang pernah gue kenal setelah Mona!" Lanjutnya yang hanya dibalas tatapan tidak paham dari Bella. Juga kenapa Catherine menyebut nama seseorang yang Bella tidak ketahui siapa pemiliknya?

"Lo kenapa sih Rin?"

"Lo nyadar gak sih Bell, Gerald kalo sama lo berubah 180° jadi beda?"

"Maksud lo?"

Agaknya Bella tengah cosplay menjadi tukang keong karena sedari tadi hah heh hoh terus kala diberikan pertanyaan dari Rine.

"Tiga tahun gue sekelas sama tuh anak, kagak ada yang bisa buat Gerald seniat ini waktu kerkom. Dari penyampaian materi sampe nungguin partnernya biar bisa balik bareng ke tempat duduk masing-masing, jujur baru kali ini gue lihat Gerald kayak begitu," jelasnya panjang lebar sambil sesekali melirik oknum yang tengah dibicarakan.

Bella tidak paham, sebenarnya mau dibawa kemana inti pembicaraan keduanya. Gadis itu memilih kembali menyimak ucapan yang akan Rine lanjut lontarkan.

"Bahkan kata lo tadi dia juga ikut ngerjain setengah tugasnya?"

Bella mengangguk sekali sebagai jawaban.

"Lo tau sendiri kan Bell, sekesel apa gue waktu sekelompok sama dia? Ya karna emang anaknya gak bisa diajak diskusi! Gak ada kontribusinya sama sekali!" Seru Rine kesal bukan kepalang mengingat betapa bebannya satu kelompok dengan manusia tampan berhati batu sejenis Gerald.

[✓] Teenagers | HaruyyihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang