12.

724 106 10
                                    

Happy Reading

*****

"Sejak kapan lo deket sama Jewe?" Adalah Gerald yang bertanya kepada Gemantara. Lelaki tampan berasal dari kelas X IPS 2.

Ingatkah kalian dengan 4 murid troublemaker yang dihukum pada hari pertama MPLS karena mengabaikan guru BK yang tengah berbicara di depan? Salah satu dari keempat remaja tersebut sekarang tengah diinterogasi oleh Gerald sebab akhir-akhir ini terlihat semakin dekat dengan gadis Widjaja.

"Dari hari pertama kita masuk kelas IPS 2," jawab Gema santai. "Kebetulan gue sama jewe satu bangku," sambungnya setelah menyesap es jeruk pesanannya.

Gerald mengangguk. Nampaknya sang karib tengah dimabuk asmara oleh lelaki tampan yang kini tengah menikmati semangkuk mie ayam tersebut.

Ngomong-ngomong soal Jewe, gadis itu sedang mengantri nasi uduk yang hari ini tengah diburu para murid dan beberapa guru. Menyisakan Bella, Gerald, Gema, dan ketiga sahabat Gemantara yang fokus pada makanannya.

Bella menyuapkan sendok demi sendok batagor sembari rungunya mendengarkan percakapan Gerald, Gema, and friends. Ekspresi datarnya senantiasa menghiasi paras ayunya. Gema sampai sungkan mengajak gadis Lesmana agar ikut bergabung dalam obrolan.

"Buset, beli nasi uduk aja udah berasa kek antri sembako anjing!" Umpat Jeanette kesal setelah dia mendudukkan tubuhnya pada bangku kosong di sebelah Arabella. Lalu lanjut menyuapkan sesuap penuh nasi ke dalam mulutnya.

"Sebelum makan tuh berdoa bukan misuh-misuh kagak jelas!" Adalah Januar, manusia yang tidak pernah absen memberikan tausiyah meski kelakuannya tidak jauh berbeda dari para syaiton.

"Bacot anying! Lama-lama beneran gue lempar nih es teh ke muka lo!" Seru gadis Widjaja seraya mengangkat gelas es teh miliknya.

Januar melebarkan kedua bola matanya, "kasar bener sih lo jadi cewek!"

"Udahlah Jan, jangan lo ganggu Jewe! Entar giliran beneran kena timpuk langsung ngadu ke emak lo, terus ujung-ujungnya play victim," lerai Gema mengundang gelak tawa dari bibir Emil.

"Anjing, gue gak gitu ya!" Sangkal Januar cepat.

"Gak gitu apanya? Orang lo pernah ngadu ke tante Inka karna habis dikeroyok anak SMP sebelah," balas Gema belum mau kalah.

"Anjir! Gaya boleh kayak preman, eh giliran ketemu emaknya langsung berubah jadi anak ayam," ejek Jewe diakhiri tawa jahat.

"Emak gue waktu itu nanya, ya kali gue diem cosplay jadi orang bisu. Alamat makin dibikin bonyok muka gue," ujar Januar membela diri.

"Ngeles mulu lo Saifuddin!" Darel yang sedari tadi diam ikut menimpali sembari meraup wajah Januar.

"Jangan bawa-bawa nama bapak gue Tio!" Seru Januar balas menyebut nama ayah Darel.

"Anjing!" Umpat Darel kembali memasang ekspresi datar.

"Wih, dapet bocoran gratis nama-nama bokap kalian nih." Jewe terbahak saat Januar dan Darel kompak memutar bola mata malas. Terlihat pasrah saat gadis jahil di hadapannya itu tersenyum semringah bak anak kecil yang baru menemukan uang di jalan.

"Kalo makan jangan sambil ngomong! Kesedak kerupuk tau rasa lo!" Seru Januar.

Jewe menjulurkan lidahnya mengejek.

Bella dan Gerald nampaknya cukup menjadi figuran tanpa dialog. Sebagai penikmat obrolan tidak mutu Jewe dan teman-teman barunya sembari sesekali saling melirik melalui ekor mata.

Ting!

Ponsel Jewe bergetar tanda bahwa baru saja ada yang mengiriminya pesan. Segera gadis itu menilik layar ponselnya agar tahu siapa si pengirim.

[✓] Teenagers | HaruyyihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang