17.

775 108 45
                                    

Happy Reading

*****

Waktu bergulir begitu cepat. Tidak terasa kini para murid yang kemarin baru saja dihukum sebab lupa membawa kelengkapan atribut masa orientasi, sekarang telah memasuki semester 2.

Sejauh ini tidak ada banyak yang berubah dari kelas IPA 2. Para siswa-siswinya dapat menjaga kerukunan yang sejak awal sudah tercipta. Juga setelah class meeting yang diadakan Desember tahun kemarin, X IPA 2 resmi dijuluki sebagai rookie monster oleh kelas lain sebab kekompakannya.

Arabella bergabung bersama murid IPA 2 lainnya untuk mendiskusikan lomba kebersihan kelas yang akan diadakan beberapa hari lagi. Musyawarah tersebut selesai dalam waktu 30 menit. Sudah tidak usah diragukan lagi bagaimana skill Jingga saat memimpin pasukannya.

Setelah rapat dibubarkan, Bella, Rine dan Jihan kembali ke tempat duduknya. Sedang Jingga masih harus melaporkan hasil diskusi tadi ke wali kelas mereka. Obrolan ringan sembari menikmati jajanan yang Jihan bawa dari rumah menemani ketiga gadis tersebut di jam-jam menuju bel pulang berbunyi.

Rine dan Jihan masih asik berceloteh. Dan Bella juga masih khusyuk mendengarkan. Setidaknya begitu, sampai Rine meraih ponselnya guna membuka aplikasi berlogo kamera. Menilik beberapa story sampai satu foto berhasil menghentikan pergerakannya.

"Anjir!" Umpatnya kencang sampai membuat Bella dan Jihan kebingungan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Anjir!" Umpatnya kencang sampai membuat Bella dan Jihan kebingungan.

"Kenapa lo?" Tanya Jihan saat jari mungil Rine menekan lama layar dengan dua bola mata membulat sempurna.

"Si Zoya upload instastory bareng cowok."

"Ya terus kalo Zoya upload story bareng cowok kenapa?" Tanya Jihan gemas. Pikirnya reaksi Rine kali ini terlalu berlebihan.

"Dia ngetag ignya Gerald," lanjutnya lirih. Masih sedikit tidak percaya dengan apa yang baru saja ia lihat.

Jihan langsung merampas handphone Rine. Mati-matian menahan teriakan agar jangan sampai menimbulkan keributan. "Loh, mereka deket?"

Rine menggeleng pelan.

Arabella dapat menangkap sekilas potret menarik dari layar ponsel Catherine. Foto candid dua anak Adam dan Hawa yang tengah duduk tanpa alas di salah satu taman.

Lalu reaksi apa yang kalian harapkan dari bungsu Lesmana? Marah, sedih atau justru tertawa seperti orang bodoh?

Setelah berbulan-bulan hatinya kembali merasakan cinta, semesta justru menghadirkan luka dan air mata. Sepertinya gadis itu lupa, berharap kepada manusia adalah seni paling sederhana untuk menyakiti diri sendiri.

Namun sekali lagi realita menyadarkan akal pikirannya. Pantaskah ia cemburu, jika alasan Bella jatuh cinta kepada Geraldo hanya karena ekspetasinya sendiri. Beberapa bulan belakangan ini, hubungan mereka juga masih sama. Terasa kaku dan canggung tiap kali harus berinteraksi.

[✓] Teenagers | HaruyyihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang