8. KEKASARAN REGAN

4.8K 624 266
                                    

Bestie vote dan komennya jangan lupa ya😗 Ramein tiap paragraf nya!!

Ig: @putrirevi_mariska
Tiktok: @revi439

°
°
°

8. Kekasaran Regan

     Pagi ini, di SMA Cendana masih lumayan sepi karena belum banyak murid-murid yang datang. Hari ini Gaby berangkat lebih awal karena ada piket kelas. Saat tiba dikelas XII IPS 1, kelas yang Gaby dan juga teman-temannya tempati juga masih sepi namun ada tiga sampai empat orang yang sudah datang.

     Sampai ditempat duduknya Gaby langsung meletakkan tasnya dikursi bukannya melaksanakan piketnya Gaby malah ikut duduk. Menekuk wajahnya diatas meja.

"Heh piket anjir." Clara melempar penghapus papan tulis kearah Gaby dan berhasil mengenai lengannya.

"Aww sakit goblok." Ringis Gaby.

"Piket sana."

"Ck! Iya iya."

"Malah merenungi nasib yang jelas-jelas udah ditolak sama Regan." Sindir Clara, cewek yang satu ini memang kalau sudah bicara suka asal nyeplos tapi benar dan pedas.

"Anjing lo, Clara." Umpat Gaby.

"Dih dari pada lo bego." Balas Clara.

     Gaby pun memilih melaksanakan piket kelasnya dari pada harus ribut dengan Clara, yang ada nanti tidak akan selesai-selesai acara ributnya.

"Hai bestiekuuu." Ucap Mentari yang baru memasuki kelas bersama dengan Maura. Maura memutarkan kedua bola mata malasnya karena menurutnya Mentari ini terlalu alay.

"Tumben kalian berdua berangkat bareng?" Tanya Gaby, dia sudah selesai menyelesaikan piketnya.

"Ngga sengaja ketemu dikoridor tadi." Ucap Maura, lalu duduk di bangkunya. Ia dan Gaby satu bangku dan Mentari dibelakangnya bersama dengan teman sekelasnya.

"Oh gitu." Gaby ingin keluar kelas namun tangannya dicekal Maura.

"Mau kemana?" Maura bertanya.

"Perpus, mau ikut?" Ucap Gaby, Maura melepaskan tangannya Gaby.

     Maura menggelengkan kepala nya pelan. "Enggak deh, Lo aja."

"Ya udah, duluan ya." Pamit Gaby.

°°°°°°

     Sesampainya di perpustakaan Gaby langsung mencari buku yang dia inginkan, yaitu novel. Buku yang dia inginkan sudah ketemu namun letaknya terlalu tinggi untuk Gaby ambil. Berusaha untuk mengambil buku itu namun masih tidak sampai juga tangannya Gaby. Tiba-tiba ada tangan seseorang yang mengambil buku yang Gaby inginkan dari arah belakang Gaby. Gaby menoleh ke arah orang tersebut.

"Pendek." Ucap seorang cowok yang berada dibelakang Gaby, ia juga yang mengambilkan buku tersebut.

"Eh gue nggak pendek ya Angga, cuma ya belum tinggi aja." Ucap Gaby sambil menyengir kuda.

"Terserah lo." Ucap Angga.

     Orang itu adalah Angga, tadi dia tidak sengaja melihat Gaby yang kesusahan untuk mengambil buku.

"Thanks ya." Ucap Gaby, Angga menganggukkan kepalanya.

     Mereka berdua duduk di bangku yang berada didalam perpustakaan yang sudah disediakan sekolah.

"Lo suka baca novel?" Tanya Angga.

"Iya."

     Gaby yang sibuk membaca novel nya, dan Angga yang memandang wajah Gaby yang sedang serius membaca novelnya. Menurut Angga Gaby itu sempura, orangnya cantik, baik, peduli, dan pinter masak, kurang apa lagi coba? Jika boleh Angga jujur dia merasa nyaman saat berada didekat Gaby, ditambah akhir-akhir ini mereka seringkali bertemu dengan tidak sengaja. Tapi Angga sudah menganggap Gaby itu seperti adik kandung sendiri.

AURORA [HIATUS SEMENTARA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang