03

137 28 0
                                    

...

Pukul sembilan malam dan kedua belas remaja ini masih saja berada di markas. Lihat lah, bahkan mereka masih mengenakan seragam academy nya yang berarti mereka belum membersihkan diri sejak pulang dari academy.

  "Bang, Junghwan laper..."

Kesebelas lelaki itu serempak menoleh ke arah bocah yang tengah menelungkupkan dirinya di atas karpet berbulu, kasihan batin mereka.

  "Ya udah kita stop dulu aja, bersih-bersih badan habis itu kita makan, dari siang kita belum makan," Hyunsuk melepas sarung tangan karetnya lalu membuangnya di tong sampah.

  "Siapa ntar yang mau beli makan sekarang mandi dulu sana," ucap Jihoon seraya merebahkan dirinya pada sofa. Setelah itu Yedam, Jeongwoo dan Haruto segera ke kamar mereka masing-masing yang berada di markas ini. Sedangkan yang lainnya masih mengistirahatkan diri di ruang tengah.

  "Emang di dapur nggak ada apa-apa ya bang?" Mashiho melirik Jihoon yang sedari tadi bengong.

  "Ha? Nggak ada, kan udah lama kita nggak ke sini, jadi ya nggak ada makanan, kalo kita ninggal makanan di sini yang ada keburu basi sama kadaluwarsa,"

  "Tapi kayaknya kita bakal sering ke sini lagi nggak sih?" Junkyu menatap teman-temannya.

Doyoung dan Yoshi mengangguk, "Iya, tugas kita lagi banyak,"

  "Presiden Kim minta di buatin senjata buat apa bang?" Doyoung mendekati Junghwan yang tadi menawari dirinya camilan.

  "Ntah, koleksi kali, lagian kita baru di minta bikin lima biji buat sample,"

  "Terus–"

  "Mau makan apa aja kalian?" Mereka menoleh ke arah sumber suara, dimana Yedam tengah menuruni tangga sambil memakai jaketnya, di ikuti Haruto dan Jeongwoo di belakangnya. Ketiga lelaki itu sudah selesai mandi dan berganyi dengan pakaian kasual, seperti yedam yang mengenakan jeans hitam di padukan kaos putih dan jaket denim, Jeongwo dengan jeans putih dan hoodie army, lalu Haruto dengan jeans hitam dan hoodie mint.

  "Bang, kan kita punya mesin makanan, kenapa beli?" Junghwan memiringkan kepalanya dan sukses membuat kesebelas kakaknya itu gemas.

  "Kita emang punya sih Wan, tapi kayaknya lidah kita lebih enak sama masakan manusia deh," ucapan Jaehyuk mendapat anggukan setuju dari yang lainnya. Fakta memang, bahwa di rumah bahkan di kantin academy pun mereka masih memakan makanan buatan manusia ketimbang memggunakan mesin makanan.

  "Ya udah ini jadinya mau pada makan apa wahai tuan muda,"

  "Pfftt udah cocok jadi pelayan lo Woo," Haruto terkikik sambil memegangi perutnya.

  "Diem lo sat-! Buruan apa bang, gue juga udah laper nih,"

  "Iyee paiman, sabar," mereka mencatat makanan yang akan mereka pesan melewati layar hologram dari smart watch masing-masing, kemudian mengirimkannya ke smart watch milik Jeongwoo.

Ketiga lelaki yang hendak keluar untuk membeli makanan itu melihat-lihat sebentar list makanan dari teman-temannya.

  "Semur jengkol? Anjir sape nih yang pesen? Emang ada jaman sekarang semur jengkol?" Yedam menatap satu persatu teman-temannya.

  "Nggak usah ngadi-ngadi ya lo pada, jangan nyusahin kita, ganti-ganti," Haruto menggeser layar hologram dari smart watch milik Jeongwoo untuk mengembalikan daftar list makanan itu ke tuan nya masing-masing.

  "Lima menit," ucap Jeongwoo.

Setelah itu daftar list makanan kembali muncul di layar hologram Jeongwoo, ketiga bocah itu kembali melihat-lihat.

Praeteritum || TREASURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang