05

110 26 0
                                    

...

Hyunjin melangkahkan kakinya memasuki markas para anggota Treasure dengan tangan yang penuh dengan kantong berisi makanan juga minuman. Dirinya sempat kesusahan saat menuju kemari menggunakan flying board karena bawaan yang banyak, langsung saja dirinya menuju ruang tengah dimana ia mendengar suara ramai-ramai dari para anggota.

Sedikit ku jelaskan bahwa perkumpulan mereka ini bernama Treasure. Treasure dari treasure label. Membingungkan bukan? Ya memang:) semua yang mengatas namakan Treasure berada di bawah kendali langsung dari presiden Kim. Apakah Treasure Academy termasuk? Ya. Treasure label sendiri adalah sebuah gedung pencakar langit yang isinya adalah para agen dan orang-orang penting.

Sedangkan Treasure sendiri apakah mereka seorang agen rahasia milik negara? Tidak juga, tapi peran mereka cukup penting untuk Megasantara. Tidak banyak yang tahu bahwa anak-anak ini bergabung dalam treasure label. Bagaimana bisa mereka bergabung dalam treasure label? Nanti akan ku ceritakan. Sekarang kembali lagi kepada Hyunjin.

  "Loh bang HaJe ngapain ke sini?" Hyunjin memutar malas bola matanya, selain Haruto dan Jeongwoo ada pula oknum bernama So Junghwan yang memanggilnya HaJe. Pertanyaan Junghwan membuat para anggota menoleh pada Hyunjin.

  "Lah anjir kasian bener, udah kayak di repotin sama cewek aja lo di suruh bawa belanjaan," melihat bentukan Hyunjin membuat Jihoon dan Junkyu terbahak.

  "Bantuin bangsat, ini juga makanan kalian dasar para rakyat kelaparan,"

  "Astaga, tega kau mas," duo J menghentikan tawanya dan berdramatis sembari memegang dada kiri mereka.

Junghwan dan Mashiho menghampiri Hyunjin untuk membantu lelaki itu menaruh makanan mereka ke atas meja.

  "Lo ke sini terus tiga bocah tuh kemana?" tanya Hyunsuk tanpa mengalihkan pandangannya dari duo gaje yang masih memasang wajah dramatisnya.

  "Ke istana bang, kebetulan tadi gue ketemu sama Yedam di kedai mie, terus dia bilang biar mereka bertiga aja yang nemuin presiden Kim," Hyunjin mendudukkan dirinya di samping Asahi kemudian merangkul pundaknya, tapi langsung di singkir kan oleh Asahi.

  "Ngapain ke istana?" kini Hyunsuk menatap Hyunjin, sedangkan lelaki itu hanya mengedikkan bahunya membuat Hyunsuk mengangguk.

  "Eitss sabar wahai adik-adikku, kita makannya tunggu Yedam, Haruto sama Jeongwoo pulang ya," tahan Jihoon kepada Jaehyuk, Doyoung dan Junghwan yang hendak membuka jjajangmyeon yang mereka pesan.

  "Sabar ya cacing-cacingnya Wawan, habis ini kita makan banyak kok," dengan gemasnya Jungwhan menepuk-nepuk perutnya.

  "Kalo donatnya mau dimakan dulu nggak apa Wan," Yoshi kasihan melihat Junghwan yang sedari tadi sudah merengek karena lapar.

  "Yeeayy, abang-abang mau?" Junghwan membuka satu kotak berisi satu lusin donat dengan toping dan rasa yang berbeda-beda. Lalu mereka merapat ke arah Junghwan untuk menikmati donat madu tersebut. Hingga suara langkah kaki terburu-buru membuat mereka menoleh.

  "Haduh astagaa," terlihat Yedam, Haruto dan Jeongwoo tengah membungkuk untuk mengatur nafas mereka.

  "Ngapwain lo pwada?" sembari mengunyah donatnya, Mashiho terheran-heran dengan tiga remaja yang terlihat seperti habis di kejar setan.

  "Nggak ada, laper kita bang astagaa makanya buru-buru pulang," jelas Haruto.

  "Kalian kok belum makan?" heran melihat kantong makanan yang masih tertutup rapat di atas meja, Yedam mendudukkan diri di samping Doyoung.

  "Nungguin lo bertiga nyet," Jaehyuk menatap tajam ketiga remaja yang telah mendudukkan dirinya.

  "Wahh terharu aku tuh," Jeongwoo pura-pura menyeka air matanya.

Praeteritum || TREASURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang