13

102 23 10
                                    

...

  "Jadi kita mau bahas yang mana dulu bang?" Yoshi mendudukkan dirinya di sofa diikuti Jihoon di sampingnya.

  "Bentar dulu dong, gue belum tau detailnya nih, tadi nggak lengkap waktu di telfon,"

Hyunsuk menghela nafasnya, "Nggak ada apa-apa sih sebenernya, gue cuma mau omongin ini ke kalian dulu aja, kita dapet misi lagi,"

  "Apaan tuh?"

  "Cari, mata-matai, tangkap, interogasi terus bunuh," jawab Hyunsuk to the point.

Jihoon membuka mulutnya, "Lhah anjir banyak kali, tapi gue nggak bisa ikut terjun kalau misi ini bakal lama bang, lo kan tau sendiri Jeongwoo kalau nggak ada gue kayak gimana,"

  "Tenang Hoon, misi kita ini bahkan bisa kita pantau dari jauh, yang penting kita cari dulu siapa targetnya, kita di kasih waktu satu bulan buat mata-matai orang ini, empat orang dari kita nanti di tugasin buat ngelacak sama nangkap dia, terus interogasi, udah kelar bunuh deh, gampang kan?" jelas Yoshi.

  "Si anjir, emang siapa orangnya?"

Hyunsuk menggeser meja di hadapan mereka hingga muncul sebuah layar hologram, kemudian menempelkan sebuah chip yang tadi sempat diberikan Hyunjin saat di label. Data sedang di proses lalu memunculkan gambar satu orang pria juga satu gadis lengkap dengan biodata mereka.

  "Yue Hundan? Li Wei? Anjir siapa mereka ini? Asing banget dah namanya, dari sebelah kah bang?" Hyunsuk mengangguk.

  "Mata-mata dari negeri sebelah, mereka di tugasin ke sini buat nyari tau semua informasi, data rahasia, bahkan kelemahan Megasantara,"

  "Jadi sebenernya ini tugas dari siapa kalo gitu? Presiden Kim?" Jihoon menatap Hyunsuk dam Yoshi bergantian.

Yoshi menggeleng, "Bahkan presiden Kim aja nggak tau Hoon, ini demi keselamatan presiden Kim sama keluarganya juga, jadi ini tugas dari label,"

Jihoon mengangguk paham, "Jadi kalo gitu lebih tepatnya target mereka itu keluarga Presiden Kim? Oke, kapan kita mulai? Gede juga nyalinya, cuma berdua gitu,"

  "Bisa kita mulai minggu depan, bareng sama proyek pembangunan museum, mereka nggak berdua Hoon tapi yang kelihatan jelas emang baru berdua itu," jelas Hyunsuk.

  "Oke," Jihoon melihat smart watch nya, sudah hampir dini hari, "Gue pamit dulu ya bang, di minta mama buat tidur di rumah biar Jeongwoo ada temen,"

  "Hati-hati Hoon,"

  "Siip," Jihoon mengacungkan jempolnya, lalu keluar dari ruang rahasia ini dan segera pulang ke rumahnya.
.
.
.
Jihoon menghentikan langkahnya ketika melihat Jeongwoo tertidur di sofa ruang tengah sambil memeluk boneka serigala kesayangannya.

  "Hey Jongu bangun, lo ngapain tidur di sini, jangan ngegembel anjir," Jihoon menepuk-nepuk pelan pipi Jeongwoo hingga remaja itu terbangun dan terduduk.

  "Lo ngapain tidur di sini ha?" Jihoon mendudukkan dirinya di samping Jeongwoo, menatap remaja itu dengan khawatir dan bingung.

  "Nungguin abang," dapat Jihoon dengar suara lelah dari mulut Jeongwoo.

  "Lo kalo tidur tuh ya tidur aja Woo nggak usah nungguin gue, ayo gue anter balik ke kamar," Jihoon meraih pergelangan tangan Jeongwoo dan menariknya pelan agar Jeongwoo berdiri, tapi sayangnya tidak ada respon dari Jeongwoo yang membuat Jihoon terduduk kembali.

  "Lo kenapa? Ayo gue anter ke kamar," Jeongwoo tetap diam saja, bersyukur Jihoon memiliki kepekaan yang tinggi terhadap adiknya ketika melihat tangan Jeongwoo mencengkram erat bonekanya.

Praeteritum || TREASURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang