11

110 23 0
                                    

...

  "Bang, ini anak-anak kemana dah?" Kai berbisik kepada Suga yang sedang membaca buku di sampingnya.

  "Lo lihat noh ke luar jendela,"

Kai menoleh ke arah luar jendela dimana terdapat tiga cahaya biru neon dari flying board yang mendekat. Kai dan Suga memang berada di lantai delapan yang untungnya memang hanya ada mereka berdua di sini.

  "Buruan To, angin di atas kenceng banget anjir takut oleng gue,"

  "Sabar napa nyet," Haruto menempelkan sebuah alat pada jendela di hadapannya, kemudian alat itu membuat lubang besar agar mereka bisa masuk ke dalam.

  "Heh anak daddy, lama bener dateng ke sininya, udah lumutan ini yang nungguin,"

  "Apaan sih dad alay," Haruto menyingkirkan tangan Kai yang ada di pundaknya, "Ayo lah beraksi, party kita,"

  "Senjata baru?" Suga mendekat ke arah tiga bocah yang terlihat keren di matanya, pasti putranya tak kalah keren.

  "Iyaa om,"

Suga mengangguk, "Ayo, kita habisin yang di lantai tengah ini,"
.
.
.
Brakk...

  "Anjir lo pikir ini gedung kosong apa? Main tendang aja, ntar kalo ada yang ke atas gimana?" Junkyu memukul pundak Jihoon yang tadinya menendang pintu.

  "Ya elah kalo ada yang dateng ya tinggal di habisi aja lah, lagian udah jaman canggih gini pintunya masih manual, miskin nih gedung, narkoba aja bisa masa pintu aja kagak bisa, udah ayo," Jihoon menuruni tangga di ikuti Junkyu dan Doyoung, kini mereka berada di lantai dua belas.

  "Kita mencar aja deh bang biar cepet selesai,"

  "Oke ayo kita mencar, Kyu lo ke lantai sebelas, gue ke lantai sepuluh, Doyoung lo di sini aja,"

Doyoung mengangguk lalu segera berjalan menulusuri ruang-ruang yang ada di lantai dua belas ini, sedangkan Jihoon dan Junkyu menuju lift.

  "Ji, ntar kalo gue kenapa-napa gimana?" Junkyu mencengkram jas milik jihoon.

  "Nggak bakal kenapa-napa Kyu elaahh, makanya lo kalo waktunya latihan tuh bukan malah mager-mageran, ntar kalo–"

  "Huuu bang Junkyu cemen..." setelah kalimat ejekan itu langsung terdengar suara tawa Jeongwoo dan Junghwan.

  "Heh diem lo anjir, nguping lo hah?"

Terdengar suara helaan nafas Hyunsuk, "Ini kan saling nyambung Kyu, bukan nguping,"

  "Oh gitu yaa, hehe," Junkyu menggaruk tengkuknya.

  "Ntar panggil kita aja Kyu kalo ada apa-apa," Jihoon menepuk-nepuk pundak Junkyu agar teman kecilnya itu tidak cemas.

  "Emang kalo gue panggil kalian, kalian bisa langsung dateng ke gue gitu?"

  "Bisa bang bisaa elaahh, percaya aja deh," terdengar suara lelah bariton milik Haruto, "Hehe okee deh kalo gitu," bertepatan dengan terbukanya pintu lift lantai sebelas.

  "Dah sana," Jihoon mendorong tubuh Junkyu untuk keluar dari lift.

  "Semangat bang Junkyu..."

  "Semangat Kyu, lo bisaa pasti,"

Setelah mendengar ucapan semangat dari anggotanya, Junkyu melangkah dengan pasti untuk menelusuri setiap ruangan di lantai sebelas ini.

Setelah mendengar ucapan semangat dari anggotanya, Junkyu melangkah dengan pasti untuk menelusuri setiap ruangan di lantai sebelas ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Praeteritum || TREASURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang