Chapter 3: "Satu Sekolah"
──・──・・✧ ・・──・──"Mir, ke kantin, kuy!"
Mira yang sedang mengetuk-ngetukkan bolpoin ke pelipisnya menoleh ke arah teman sebangkunya—Iseul. Dengan enggan, Mira mengangguk atas ajakan Iseul untuk menemaninya ke kantin. Padahal, ia berniat mengerjakan soal matematika.
"Yaudah, ayok." Mira berdiri, lalu disusul oleh Iseul.
"Eitsss, kalo kalian mau ke kantin, gue juga pengen ikut." sahut Ayeon.
Ketiganya pun berjalan ke kantin. Sedari tadi Ayeon tak henti-hentinya menceritakan gosip terpanas yang ada di sekolah. Hanya Mira yang menyimak ucapannya, sedangkan otak Iseul memikirkan apa yang akan dimakannya nanti.
Begitu sampai di kafetaria, ketiganya berbaris mengambil makanan yang tersaji di meja prasmanan. Setelah mengambil makanan, mereka pun duduk di salah satu bangku. Ayeon masih asyik bergosip, sedangkan Iseul mulai melahap makanannya. Sesekali Mira merespons ucapan Ayeon.
Tiba-tiba mereka disuguhkan pemandangan murid-murid perempuan yang berbaris dan membuka jalan seolah ada karpet merah tak kasat mata menengahinya.
"Park Sunghoon! Park Sunghoon! Park Sunghoon!" sorak-sorai yang sebagian besar diteriakkan oleh murid perempuan.
Jerit histeris terdengar di sepanjang koridor kala Sunghoon dan Jaeyun berjalan. Tidak hanya meneriakkan nama Sunghoon saja, nama Jaeyun juga sesekali terdengar.
Agak memalukan, tetapi itulah yang benar-benar terjadi. Apalagi sejak memenangkan medali silver dalam kompetisi ice skating, nama Sunghoon mendadak ramai dibicarakan. Terutama oleh para kaum perempuan yang memuji performa dan ketampanannya.
Selain memanggil namanya, beberapa di antaranya memberikan ucapan selamat, kado, dan sebuket bunga untuk Sunghoon hingga tangannya penuh. Surat-surat pernyataan cinta juga terselip di dalam kado yang dijamin seratus persen akan ditolak mentah-mentah oleh Sunghoon.
"Mir! Ada Sunghoon! Terus ada Jaeyun juga!" sahut Ayeon yang sama histerisnya sambil menepuk bahu Mira.
"Santai aja Ayeon! Gak usah mukul-mukul gitu, sakit ogeb!" rutuk Mira sambil menepis tangan Ayeon.
Netranya menangkap figur tinggi yang familier.
'Sunghoon? Kayak pernah dengar namanya...
Oh iya! Dia yang kemaren nyelamatin gue.' batin Mira.
"Sunghoon?" tanya Mira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stalker ✅
FanficMira sering merasa kalau dirinya di-stalk oleh seseorang. Hingga pada suatu hari, sang stalker semakin sering menganggu dan mendekatinya, muncullah Sunghoon sebagai penyelamatnya. Sejak menyelamatkan gadis itu, Sunghoon perlahan-lahan berubah menja...