14

317 69 71
                                    

Chapter 14: "Paket"──・──・・✧ ・・──・──

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 14: "Paket"
──・──・・✧ ・・──・──

Tiga bulan telah berlalu.

Rehabilitasi yang telah Sunghoon jalani membuat kakinya sembuh total, meski kalau banyak digerakkan akan terasa sedikit nyeri. Kini ia sudah diperbolehkan pulang ke rumah dan sesekali datang ke rumah sakit untuk check-up.

Sunghoon mulai bersemangat untuk berlatih ice skating lagi. Berkat anak kecil yang ditemuinya, Sunghoon sadar masih ada yang menunggu dan menyukai penampilannya.

Sunghoon datang ke arena es untuk meminta izin kepada Seokjin untuk berlatih ice skating. Mulanya sang pelatih ragu dengan keputusan Sunghoon, tetapi ia sendiri tidak bisa melarangnya. Seokjin pun mengizinkan, asal Sunghoon tidak memaksakan diri.

Sunghoon meluncur pelan dan kaku di atas es. Nyeri pada kaki yang patah masih agak terasa. Ia tidak melakukan teknik apapun, dan hanya meluncur biasa. Kekhawatiran terlihat jelas di wajah Seokjin, berharap agar lelaki itu tidak kenapa-kenapa.

Selama di atas es, Sunghoon menyadari kalau kepercayaan dirinya telah lenyap. Kehilangan ini sudah terjadi sejak lama. Berkali-kali ia mencoba meyakinkan dirinya bahwa ia bisa lebih dari ekspektasinya, ekspektasi orang-orang.

Awalnya Sunghoon suka ice skating. Ia juga merasa bebas dan bahagia. Namun, sejak memberanikan diri mengikuti turnamen, ia mulai berhenti merasa senang di atas es. Rasanya berbeda.

Mulai sejak itu Sunghoon memikul ekspektasi yang dibebankan orang-orang kepadanya. Ia dituntut untuk selalu hebat dan memenangkan tiap turnamen, baik dari penggemar maupun orang-orang terdekatnya.

"Sunghoon ikut short program Asian Figure Skating, ya? Dia pasti menang."

Tuntutan inilah yang membuat Sunghoon takut mengecewakan orang lain. Ia mulai menjauhi orang-orang terdekatnya, termasuk Gaeul. Dulu, saat Gaeul dan Sunghoon mulai dekat, Sunghoon meninggalkan Gaeul karena tak mau gadis itu kecewa pada dirinya. Dan sifat itu terus mengakar hingga saat ini.

Setelah memutari arena satu kali, Sunghoon keluar dari arena. Sang pelatih menepuk bahu Sunghoon, "Kerja bagus."

Tanpa menjawab apa-apa, Sunghoon hanya mengangguk dan pergi ke ruang ganti. Setelah mengganti sepatunya, ia menenteng tas hitam di bahu. Lantas berjalan keluar stadion.

Sunghoon menarik kesimpulan di mana ia ingin menjauhkan Mira dari hidupnya. Ia tak mau gadis itu kecewa.

---

Di kamar Mira, Ayeon dan Iseul datang untuk menginap. Ayeon menginap karena orang tuanya sedang berpergian jauh, sehingga daripada kesepian di rumah mending menginap saja di rumah Mira. Kalau Iseul hanya ikut-ikutan.

Stalker ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang