Chapter 4: "Ketakutan"
──・──・・✧ ・・──・──Netra hitam Mira mengedarkan pandangannya ke jalan raya, mencari mobil ibunya—Youngmi—yang berjanji untuk menjemputnya. Pesan terakhir yang dikirim oleh Youngmi berkata bahwa dia sedang dalam perjalanan.
Hampir satu jam yang lalu sejak kelas malamnya berakhir. Gadis bersurai sehitam eboni itu sudah lama berdiri di depan gerbang sekolah. Sekolah sudah sangat sepi, bahkan satpam yang biasa berjaga mulai mengunci kelas.
Mira meremas pegangan tas ranselnya sampai buku-buku jarinya memutih. Sepatunya mengetuk-ngetuk aspal tanah tak sabaran. Perasaan tentang sesuatu yang bergerak mengawasinya dari jauh, kembali menghantui dirinya.
Tatapan matanya menerawang ke sana kemari, mencari tahu kalau memang ada yang mengawasinya diam-diam. Hanya derik jangkrik dan kuak katak yang terdengar. Sinar oren lampu jalanan menerangi jalan yang sepi. Benar-benar sepi, tanpa adanya manusia yang berlalu-lalang.
Tiba-tiba sebuah tangan mendarat di bahu Mira, menepuknya pelan, membuat sang empu sangat kaget. Lamunannya buyar dan jantungnya nyaris copot. Tubuhnya secara refleks mundur selangkah.
"Aishh, bikin kaget aja." gerutunya pelan.
"Eh, maaf."
Figur tinggi berparas tampan dengan nametag Sunghoon meminta maaf. Ia tidak menyangka jika Mira akan sekaget ini.
"Belum dijemput?"
Mira menggeleng, "Belum."
Tadinya Sunghoon berniat untuk pulang, tapi tatkala ia melihat Mira sendirian menunggu jemputan, Sunghoon langsung mengurungkan niatnya. Gerak-gerik Mira yang cemas terlihat jelas di mata Sunghoon. Ah, apakah Mira masih diikuti?
Kejadian saat Mira diikuti oleh stalker melintas di otak Sunghoon. Lelaki itu melirik jam tangannya—jam sebelas malam. Ia merasa tidak enak meninggalkan Mira sendirian.
"Mau gue temenin pulang?" tanya Sunghoon.
Mira mengecek ponselnya untuk mencari pesan baru dari ibunya. Nihil. Mira jadi bimbang antara menerima ajakan Sunghoon atau menolaknya. Di satu sisi, ia ingin mengiyakan tawaran Sunghoon karena Mira yakin dia akan lebih aman jika pulang bersama lelaki itu. Tapi, di satu sisi lainnya, Mira merasa tak enak karena Sunghoon sudah pernah menolongnya sekali. Tapi, daripada menunggu tanpa kepastian saat malam begini, bukankah lebih baik menerimanya saja?
Sebelum Mira sempat menjawab, sebuah mobil sedan hitam berhenti di depan mereka berdua—mobil Youngmi. Pintu mobil terbuka dan menampilkan seorang wanita paruh baya.
"Aduh, Sayang, maaf ya Mama lama jemputnya, tadi resto ramai banget."
Mira menggeleng dan memaksakan senyumnya. "Iya, Ma. Nggak apa-apa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Stalker ✅
FanfictionMira sering merasa kalau dirinya di-stalk oleh seseorang. Hingga pada suatu hari, sang stalker semakin sering menganggu dan mendekatinya, muncullah Sunghoon sebagai penyelamatnya. Sejak menyelamatkan gadis itu, Sunghoon perlahan-lahan berubah menja...