Mira sering merasa kalau dirinya di-stalk oleh seseorang.
Hingga pada suatu hari, sang stalker semakin sering menganggu dan mendekatinya, muncullah Sunghoon sebagai penyelamatnya.
Sejak menyelamatkan gadis itu, Sunghoon perlahan-lahan berubah menja...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Chapter 24: "Kompetisi Terakhir" ──・──・・✧ ・・──・──
Tepat sebelum kompetisi South Korea Championship dimulai, Sunghoon mengalami dua minggu terakhir yang paling melelahkan dalam hidupnya.
Ia berlatih dari matahari terbit sampai tengah malam. Untungnya Sunghoon mendapatkan dispensasi tidak masuk sekolah khusus untuk latihan.
Sunghoon fokus berlatih untuk memperbaiki skill dan memperhalus koreografi untuk kompetisinya nanti. Ia menikmati tiap tetes keringat, rasa letih, kefrustrasian, dan rasa sakitnya saat terjatuh.
Sunghoon sadar rasa insecure maupun ketidakpercayaan dirinya akan terus melekat dan tak pernah lepas. Yang harus ia lakukan adalah terus maju dan melawannya.
Meski terbebani dengan ekspektasi keluarga dan penggemarnya, menyerah bukan tujuannya setelah bertahun-tahun berlatih. Lagi pula jika ia menyerah, tentunya semua orang yang mendukungnya akan lebih kecewa.
Hari ini adalah waktunya kompetisi dimulai.
"Kau sudah berkembang jauh lebih baik daripada yang sebelumnya, Sunghoon." Seokjin duduk di sebelahnya dan memberikan air mineral.
Sunghoon meminum air mineral itu sambil menonton peserta lain sedang tampil. "Sungguh?"
Seokjin mengangguk, kemudian bergumam sendiri. "Apakah karena aku terlalu menekanmu atau kau berubah sejak membawa Mira?"
Sunghoon tersedak saat nama Mira disebut oleh pelatihnya. Punggungnya ditepuk-tepuk hingga bisa bernapas normal. Omong-omong, di mana Mira saat ini?
Sunghoon mengedarkan pandangannya di bangku penonton. Berharap kedatangan gadis itu. Sayangnya ia sama sekali tidak menemukan keberadaan Mira.
Jemarinya mengusap gelang yang diikat pada tangan kirinya. Gelang set couple yang dibeli khusus untuk dirinya dan Mira. Padahal Sunghoon berharap Mira datang dan menontonnya.
Waktu terus berjalan, namun gadis yang ditunggunya tak kunjung datang. Mungkin inilah jawaban atas pernyataan cintanya.
Ditolak.
Panas merambati telinganya. Meski kecewa, Sunghoon juga merasa lega karena sudah menyatakan perasaannya. Sekarang bukan waktu yang tepat untuk galau.
Peserta yang baru saja tampil keluar dari rink es sambil diiringi tepuk tangan penonton. Atlet tersebut melambaikan tangan sembari menunggu hasil perolehan skornya.
Seokjin menepuk bahu Sunghoon.
"Sekarang giliranmu. Kau sudah siap?"
Sunghoon mengangguk. Ia meletakkan air mineral di lantai, lalu bangkit dan meregangkan otot-ototnya. Ia merupakan peserta terakhir yang tampil.
Tidak ada lagi kata mundur. Semua kerja kerasnya akan terangkum dalam tiga menit penampilannya.
Riuh tepuk tangan dan penonton bersorak saat nama Sunghoon dipanggil. Lelaki itu masuk ke dalam rink es.