Chapter 12: "Kecelakaan"
──・──・・✧ ・・──・──“Mir, Sunghoon kecelakaan.”
Ponsel Mira nyaris terjatuh dari genggamannya. Gadis itu menutup mulutnya tak percaya. Mira yakin gadis yang bicara di ujung teleponnya ini pasti berbohong, namun nada bicara gadis itu terdengar serius dan jujur.
“Mir?”
“Mir!”
Mira menelan salivanya kuat-kuat. “I-iya?”
“Kamu bisa datang ke rumah sakit tempat Sunghoon dirawat?”
“Bisa.” jawab Mira, suaranya bergetar.
“Oke, gue kirim alamatnya di SMS ya.”
Sambungan panggilan terputus. Mira segera bangkit. Ia mengambil jaket hitam dan langsung ia kenakan dengan tak sabar. Sebuah pesan masuk dari ponselnya, pesan tersebut menunjukkan alamat dan kamar tempat Sunghoon dirawat.
Tanpa memedulikan jarum jam yang menunjukkan pukul sepuluh malam, Mira memakai sendal selop abu-abu dan langsung berlari keluar rumah. Gadis itu berlari di trotoar jalanan, mencari taksi.
Sesekali Mira menubruk orang-orang. Kakinya berlari cepat melintasi trotoar. Saat ini ia hanya ingin cepat-cepat sampai di rumah sakit.
Begitu melihat taksi yang berhenti di persimpangan, Mira langsung masuk dan meminta sopir ke rumah sakit tempat Sunghoon dirawat. Napasnya terengah-engah, mencari pasokan oksigen setelah berlari cepat dengan jarak yang jauh. Sopir itu segera melajukan taksinya, menyalip kendaraan mobil lainnya.
“Cepat, Pak!”
“Ini udah ngebut, Non.”
“Lebih cepat lagi!” seru Mira tak sabaran.
“Gak bisa, Non. Ini udah kecepatan maksimal, nanti saya ditilang polisi.” sahut sopir taksinya.
Mira menghela napas pasrah, ia berdoa supaya dia bisa cepat sampai dan Sunghoon dalam keadaan yang baik-baik saja.
Taksi yang ditumpangi Mira melesat cepat dan sesekali menyalip kendaraan lainnya. Pengendara lain membunyikan klakson dan ada yang mengumpat karena hampir saja menabrak taksi itu.
Sesampainya di rumah sakit, Mira membayar taksi dengan uang besar. Sebelum sopir itu memberikan kembalian, Mira bilang, "Ambil aja kembaliannya."
Ia keluar dari taksi dan berlari masuk ke rumah sakit. Mira mengecek pesan yang dikirim, Ruang D24—Lantai 4.
Mira sampai di depan lift, namun ternyata lift tersebut masih digunakan oleh orang lain sehingga mau tak mau, ia memilih untuk naik tangga. Kakinya menaiki satu per satu anak tangga.
Lantai satu. Lantai dua. Saat hendak menaiki tangga lantai ketiga, ia berhenti dulu untuk menarik napas. Kakinya terasa sakit dan pegal menaiki tangga, keringatnya mengucur deras dan napasnya terengah-engah. Tangannya bertumpu pada pegangan tangga. Kakinya goyah dan untuk sesaat terjatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stalker ✅
FanfictionMira sering merasa kalau dirinya di-stalk oleh seseorang. Hingga pada suatu hari, sang stalker semakin sering menganggu dan mendekatinya, muncullah Sunghoon sebagai penyelamatnya. Sejak menyelamatkan gadis itu, Sunghoon perlahan-lahan berubah menja...