25 [END]

422 41 19
                                    

Chapter 25: "I Love You (Too)"──・──・・✧ ・・──・──

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 25: "I Love You (Too)"
──・──・・✧ ・・──・──

Kelopak mata Sunghoon terbuka.

Cahaya menyilaukan menembus retinanya. Butuh beberapa detik baginya untuk bisa menyesuaikan penglihatannya. Sunghoon bisa melihat seseorang berpakaian serba putih di hadapannya.

Semuanya terlihat serba putih. Dinding, plafond, tirai, dan lain-lainnya berwarna putih. Perlahan fokus matanya membaik sehingga bisa melihat ibunya, Gaeul, dan ... Mira.

"Pasien telah sadar. Tubuh pasien amat kelelahan dan lututnya harus diperiksa lebih dalam lagi nanti. Saya sudah resepkan vitamin."

Raut wajah khawatir berubah menjadi lega. Sang dokter permisi pergi, meninggalkan Sunghoon beserta ibu, dan teman-temannya. Sunghoon dibantu bangun dan menyenderkan tubuhnya di headboard kasur.

Sebelumnya, begitu Sunghoon mendapat medali emas, ia pingsan di tempat. Ia langsung dilarikan ke rumah sakit. Apalagi Sunghoon mengabaikan peringatan dokter tentang lututnya, dan ia terus memforsir tubuhnya sampai di ambang batas.

"Sunghoon, Mama turun dulu ya, beliin kamu makanan." Sunghoon mengangguk, lalu ibunya pergi.

"Gaeul juga mau ikut, Tan!" Gaeul menyikut lengan Mira seakan memberi kode. Mira mengangguk pada Gaeul. Lalu Gaeul pergi menyusul ibunya Sunghoon.

Kepergian Gaeul seolah memberi ruang untuk pasangan baru itu berbicara. Sunghoon menatap Mira, mata mereka saling mengunci.

"Mir—"

"Kamu tuh ya! Bikin aku khawatir tau nggak? Kamu gak tau aku sepanik apa tadi ngeliat kamu pingsan??" tunjuk Mira kesal.

Sunghoon tersenyum lebar sambil memegang tangan Mira. Ia meletakkan tangan gadisnya di pipinya. Sunghoon berkata dengan suaranya yang serak dan berat.

"Maaf, Mir."

Mira mengembuskan napas. "Kamu juga harus minta maaf sama Gaeul. Dia tadi juga panik sama kayak aku."

Alis tebal Sunghoon terangkat. Gaeul?

Seakan mengerti kebingungan yang dialami sang pacar, Mira menjelaskan,

"Gaeul tadi cerita kalau dia udah suka sama kamu dari kecil. Tapi sekarang dia bilang mau move on," Mira menjeda kalimatnya, ragu untuk memberitahu Sunghoon. "Dia sendiri yang minta ke aku buat ngasih tau kamu."

Sunghoon mengangguk. Ia berkata dalam dirinya sendiri kalau nanti ia harus menemui Gaeul dan menyelesaikan masalah diantara keduanya.

Hening.

Sunghoon memandang ke arah bibir Mira. Tanpa sadar ia menarik tangan gadis itu mendekat. Kini wajah mereka hanya berjarak beberapa senti. Tepat sebelum bibir mereka bersentuhan, pintu terbuka.

Baik Mira dan Sunghoon otomatis memalingkan wajahnya. Mira refleks menatap lantai, sedangkan Sunghoon melihat pintu ruangan. Di sana ada Ayeon dan Iseul yang terpaku di tempat.

Dua gadis itu terdiam di ambang pintu. Mulut mereka sedikit menganga-kaget atas apa yang mereka saksikan.

"S-sorry, kayaknya kita salah kamar," celetuk Ayeon.

"Sorry banget, silakan lanjutkan emm ... " Sesaat Ayeon hendak berkata lanjutkan ciumannya hahaha, tapi Iseul langsung menyela.

"Lanjutkan pembicaraannya." Iseul langsung menutup pintu dan pergi. Dua teman Mira itu terlihat syok padahal yang terpergok adalah Sunghoon dan Mira.

Setelah pintu ditutup, ada semacam kecanggungan di antara pasangan baru tersebut.

Sunghoon yang pertama kali membuka pembicaraan, "Makasih, Mir."

Mira mendongak, menatap Sunghoon kebingungan.

"Makasih buat?"

"Makasih karena waktu itu kamu minta tolong sama aku. Makasih karena udah menjadi penyemangat selama latihan. Makasih karena udah ngerawat aku setelah kecelakaan. Makasih lagi karena udah mau maafin dan nerima aku jadi pacar kamu. Makasih untuk segalanya, dan makasih karena ... udah hadir di dunia ini."

Mira tertegun mendengar ucapan Sunghoon. Ia merasa tersentuh sekaligus bahagia bisa bersama orang yang dicintainya.

Pipinya merona merah. Jantungnya berdetak kencang. Kata "bahagia" terlalu kecil untuk mendeskripsikan perasaannya saat ini. Saking senangnya, mata Mira sampai berkaca-kaca.

"Cup cup cup, jangan nangis dong pacarku." Sunghoon mengusap air mata di pipi sang gadis.

"M-makasih, Hoon. A-aku gak tau harus berkata apa ...." ucap Mira sesenggukan. Baginya ucapan terima kasih yang diucapkan Sunghoon sangat bermakna dan terlalu manis di telinganya.

"Muka kamu lucu banget kalo lagi nangis. Pengen aku cium." Mira langsung melotot atas celetukan aneh pacarnya. Bisa-bisanya di saat seperti ini...

Untuk sedetik, Mira mendekat dan mencium pipi pacarnya. Cepat-cepat ia melangkahkan kakinya keluar dari kamar. Ia tak kuat menahan debar jantungnya.

Sunghoon yang tersadar atas apa yang terjadi buru-buru berkata. "Mir! Masa' cuma itu doang??? Kurang Mirrrrr,"

Telat. Mira sudah menutup pintu kamar. Sunghoon mengerucutkan bibirnya sedih. Ia juga tak menyangka kalau pacarnya bisa selucu ini saat salah tingkah.

Tiba-tiba pintu terbuka lagi. Mira dengan muka merah padam berkata. "Aku mau cari Ayeon dan Iseul. Nanti aku balik lagi. Love you!" Pintu tertutup kasar.

Sunghoon mengerjap-ngerjapkan matanya. Lalu ia tertawa.

"I love you too, Mir!"

——— TAMAT ———

n/a:
Akhirnya tamat juga yeahh 🥳🥳

Terima kasih banyak gais udah membaca dan mengapresiasi cerita ini sampai akhir😭😭💗💗💗💗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terima kasih banyak gais udah membaca dan mengapresiasi cerita ini sampai akhir😭😭💗💗💗💗

Aku tau cerita ini masih buanyakkkk bangetttt kekurangannya. Kalian berhak buat memberikan kritik dan saran. Keluarin aja semua uneg-unegnya 🤧🤧

Aku akan mengeluarkan uneg-uneg ku di part selanjutnya...

Stalker ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang