Chapter 13: "Pensiun?"
──・──・・✧ ・・──・──Sebulan telah berlalu.
Banyak hal yang telah terjadi selama satu bulan terakhir.
Sunghoon beristirahat total untuk pemulihan kakinya. Sebulan terakhir pula ia merenungkan tentang kelanjutan kariernya sebagai atlet figure skating. Kecemasan menyelimuti hatinya. Bagaimana tidak? Lama tidak berlatih membuat kemampuannya menumpul.
Empat bulan untuk masa penyembuhan bukanlah waktu yang sebentar. Belum lagi saingannya yang akan semakin hebat seiring berjalannya waktu. Sunghoon merasa tertinggal, sedangkan saingannya akan terus maju melampauinya.
Empat bulan…
Pintu ruang inap terbuka. Mira masuk ke dalam ruangan sambil menenteng sekantong buah-buahan. Seragam sekolah masih menempel di tubuhnya. Ia meletakkan kantong itu di atas nakas.
Tangannya meraih remote dan menyalakan televisi. Ia duduk, kemudian mengupas apel yang telah dibelinya. Televisi menayangkan kompetisi ice skating. Kompetisi yang harusnya Sunghoon hadiri saat ini, bukan berdiam di ranjang rumah sakit.
“Sayang sekali salah satu peserta mengundurkan diri dari perlombaan karena kakinya cedera.” ujar salah satu komentator.
“Wah, padahal saya suka penampilan dia.” balas komentator lainnya dengan nada sedih.
Tanpa disebut namanya pun, Mira tahu betul orang yang dimaksud dua komentator itu. Ia menoleh ke arah Sunghoon. Matanya menangkap ekspresi muram dan dinginnya sang lelaki.
Gadis itu berusaha mencairkan suasanya dengan bertanya, “Mau apel, Hoon? Aku kupas—”
“Aku gak mau main ice skating lagi, Mir.”
Deg!
Mira menelan salivanya kuat-kuat. Berusaha memahami maksud perkataan Sunghoon. Tidak mau main ice skating lagi?
Sunghoon segera mematikan televisi. Mira terdiam. Tidak mengucapkan satu patah kata pun. Tiap kali Mira melihat Sunghoon termenung menatap kakinya yang digips. Tanpa dikatakan pun, Mira tahu lelaki itu sedih karena tidak bisa bermain ice skating.
Masa-masa ini merupakan masa terburuk yang Sunghoon alami. Mira banyak membaca artikel tentang atlet ice skating yang memutuskan pensiun setelah mengalami patah kaki dan cedera berat lainnya.
Mulanya Mira yakin Sunghoon akan terus melanjutkan kariernya, mengingat betapa senangnya lelaki itu bermain di atas es. Mungkin kalimat yang barusan Sunghoon katakan, berhasil mematahkan keyakinannya.
Tenggorokan Mira tersekat dan terasa sesak. Ia tahu betul Sunghoon masih ingin terus berkarier menjadi atlet, tapi ia sendiri tak bisa memaksakan lelaki itu agar terus bermain ice skating lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stalker ✅
FanfictionMira sering merasa kalau dirinya di-stalk oleh seseorang. Hingga pada suatu hari, sang stalker semakin sering menganggu dan mendekatinya, muncullah Sunghoon sebagai penyelamatnya. Sejak menyelamatkan gadis itu, Sunghoon perlahan-lahan berubah menja...