Mira sering merasa kalau dirinya di-stalk oleh seseorang.
Hingga pada suatu hari, sang stalker semakin sering menganggu dan mendekatinya, muncullah Sunghoon sebagai penyelamatnya.
Sejak menyelamatkan gadis itu, Sunghoon perlahan-lahan berubah menja...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Chapter 20: "Salah Paham" ──・──・・✧ ・・──・──
Udara sejuk berembus dari pendingin ruangan. Kursi ruang teater sudah penuh diduduki oleh para penonton. Jay menuntun Mira untuk duduk di bangku sesuai nomor tiket yang telah dibeli. Tepatnya di bagian depan, dekat panggung.
Keduanya duduk. Di hadapan mereka sebuah tirai berwarna beludru merah menutupi panggung. Setelah beberapa saat, tirai terangkat. Sorot lampu langsung menerangi panggung.
Drama musikal berjudul Red Book pun dimulai.
Kebisingan di antara penonton perlahan mereda. Digantikan nyanyian para aktor dan aktris yang sudah siap di posisinya masing-masing.
Mereka menyanyi, bergerak dengan lincah dan kompak. Baik dari segi properti latar maupun segi kostum, drama musikal yang ditonton Jay dan Mira bertemakan jaman renaissance tahun 1800-an.
Mata Mira berbinar menyaksikan hebatnya akting yang dikombinasikan antara nyanyian dan tarian para aktor. Biasanya ia hanya menonton lewat layar laptop, kini ia bisa menonton secara langsung.
"Itu Sejeong kan? Pemain drama Business Proposal? Gilaaa, ada aktris terkenal di sini."
"Gak sia-sia gue beli tiket VIP."
Mira tanpa sengaja mencuri dengar ucapan dua gadis di sebelah kanannya. Matanya mengerjap. VIP? Dengan pemain drama yang terkenal? Mira tak bisa membayangkan berapa harga tiketnya.
Matanya melirik ke arah Jay yang asyik menonton. Mira maju sedikit ke arah Jay, berbisik terima kasih lalu kembali duduk tegak di kursinya.
Jay mengernyitkan dahinya. "Terima kasih buat?"
"Tiketnya," jawab Mira.
Jay tersenyum manis. Gigi putihnya berbaris rapi. Tangannya refleks mengusap ubun-ubun gadis itu. Gerakan tangan Jay yang mengusap lembut kepala gadis itu menyebabkan pipinya bersemu merah.
"Sama-sama."
Di saat itu Mira bisa merasakan tatapan Jay. Tatapannya seakan mengharapkan sesuatu darinya. Sesuatu yang Mira tak sanggup untuk berikan. Tatapan rasa suka.
Mira buru-buru mengalihkan pandangannya ke depan—menatap panggung.
"Alkisah, ada seorang lelaki yang sakit. Kemudian gadis ini datang menjenguknya setiap malam. Keduanya selalu menghabiskan malam-malam bersama sehingga timbullah rasa suka di antara mereka."
Pikiran Mira melayang saat Sunghoon dirawat di rumah sakit. Ia seperti gadis yang diceritakan dalam drama musikal itu. Ia sering datang mengunjungi Sunghoon, merawatnya, dan memberikan semangat.
Sebuah kebetulan yang menyebalkan, mengingat lelaki itu sudah menjauh darinya. Menolak kehadiran Mira. Bahkan ia belum sempat menyampaikan perasaannya.
Mira tidak akan menampik rasa sukanya terhadap Sunghoon. Ia tidak tahu rasa sukanya muncul dan berkembang dari kapan dan dari mana, tetapi menjauhnya Sunghoon menyadarkan Mira akan suatu hal.