16

339 64 82
                                    

Chapter 16: "Sangkalan Jay"──・──・・✧ ・・──・──

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 16: "Sangkalan Jay"
──・──・・✧ ・・──・──

"Jadi lo orangnya." geram Mira.

Mira melontarkan tuduhan itu dengan pedas. Wajahnya terlihat marah. Sorot matanya menatap Jay tajam.

Di hadapannya, Jay mengernyitkan dahinya. Jay kira ia akan mendapat ucapan terima kasih. Namun, nyatanya tidak. Mira justru mengatakan hal yang berada di luar dugaannya.

“Maksudnya?” tanya Jay.

“Ngaku aja Jay. Selama ini lo 'kan yang nge-stalk gue?” tuduh Mira.

Kernyitan di dahi Jay semakin dalam. Mata elangnya mengerjap beberapa kali. Raut kebingungannya menandakan kalau ia tidak mengerti apa-apa.

Stalker kayak gimana maksud kamu?” tanya Jay.

“Lo 'kan yang ngirim-ngirim SMS aneh itu? Dan lo juga 'kan yang nabrak Sunghoon?!!” balas Mira sinis. Tangan yang mencengkeram ponselnya mengepal keras.

Mendengar tuduhan itu, Jay mengembuskan napas berat. Ia terlihat sedang menenangkan diri. Kemudian menyangkalnya. “Aku gak pernah nguntit kamu sama sekali.”

“Bohong.” desis Mira.

“Aku berani sumpah kalo bukan aku stalker atau apa pun yang kamu tuduh, Mir.” racau Jay. Suaranya terdengar parau dan putus asa.

Kepala Mira serasa berdenyut mendengar sangkalan Jay. Gadis itu sama sekali tidak percaya. Lagi pula tidak ada seorang pun yang akan mengaku jika dituduh stalker. Lebih baik berasumsi demikian.

“Mir—”

Cukup. Setelah mendengar sangkalan lelaki itu, Mira bangkit dari kursinya, dan melenggang keluar kafe. Jay segera mengejarnya. Hatinya kalut dan ia merasa perlu menjelaskan sesuatu kepada Mira.

Ayeon dan Iseul yang sejak awal mengawasi di sudut kafe, ikut menyusul Mira. Iseul terlebih dulu keluar dari kafe, sedangkan Ayeon membayar tagihan minuman mereka. Tindakan mereka ini menjadi tontonan seisi pengunjung kafe.

"Mira, dengerin dulu penjelasan aku!" seru Jay.

"Gak sekarang." sahut Iseul.

Iseul berlari lebih cepat dan menyamai langkah Mira. Iseul sudah memesan taksi, dan menyuruh Mira masuk ke dalam taksi itu. Setelah menutupkan pintu untuk Mira, Iseul berdiri dan menatap tajam ke arah Jay.

"Berhenti, Jay! Kalo deket-deket, gue telpon polisi sekarang." ancam Iseul.

Langkah Jay terhenti. Lelaki itu menghela napas berat, uap napasnya yang mengepul putih langsung hilang tertiup angin. Jay mengerang frustrasi.

"Aku bisa jelasin semuanya. Stalker? Oke gue akuin kalo gue emang sering ngeliatin Mira—" Kalimatnya langsung terpotong saat Ayeon berjalan mendahuluinya.

Stalker ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang