dua puluh sembilan

423 37 2
                                    

Haena sedang ditangani oleh dokter Raida, Zaemin dengan Dizar menunggu risau didepan ruang periksa.

Keduanya tak bisa menenangkan satu sama lain, Dizar juga sudah menghubungi rekan-rekannya.

Tak lama Raechan hadir dengan June, mereka tampak kelelahan karena berlari sepanjang lorong rumah sakit.

"Haena mana?" June tampak khawatir.

"Tenang, dia lagi ditanganin dokter," Dizar menjawab.

Raechan dan June duduk disebelah Dizar dan juga Zaemin, setelah itu Lucas, Juna dan Helvin tiba dan kembali bertanya dengan keadaan Haena, namun semuanya diam.

"Diem apa ini?" Helvin terlihat kecewa.

"Lo tenang, kita semua lagi nunggu," Raechan menenangkan Helvin.

Zaemin hanya terus bergulik dengan pikirannya, dia tidak mau kehilangan adiknya, tidak! Jika saja Zaemin boleh menawar dia akan sangat ingin bertukar raga dengan Haena, biarkan saja dia yang sakit, adiknya tidak boleh!

Dokter Raida sudah keluar sontak semuanya langsung berdiri menunggu ucapan yang keluar dari mulut sang dokter.

Dokter Raida tersenyum,"Haena sangat beruntung bisa dikelilingi oleh orang yang sayang sekali sama dia."

"Dok adek saya gimana?" Lirih Zaemin.

"Leukimia Haena terus menyebar, kondisi Haena memburuk, apa Haena banyak beban fikiran akhir-akhir ini?" Tanya dokter Raida, namun semuanya diam.

"Oke, untuk saat ini mohon untuk biarkan Haena istirahat dulu ya, jangan ada yang mengganggunya terlebih dahulu, semuanya boleh masuk hanya saja dimohon untuk tidak berisik apalagi sampai mengganggu Haena."

"Dan untuk Zaemin, boleh ikut keruangan saya?"

Zaemin mengangguk lalu mengikuti dokter Raida dari belakang, Dizar ikut menyusul menemani Zaemin.

Sedangkan yang lain memilih menunggu diluar sampai Zaemin dan Dizar kembali.

Helvin mengepalkan tangannya disaat melihat seseorang yang baru saja tiba,"Kemana aja lo?"

Raechan menahan Helvin agar tidak emosi,"Sabar Vin."

"Gue gak bisa sabar Chan, lo tau gak Sa keadaan Haena sekarang kaya gimana?! Dan lo sadar gak itu semua karna lo? KARNA LO!"

"Vin," Raechan terus mengingatkan Helvin agar menahan emosinya.

"Sorry, gue juga butuh waktu untuk diri gue."

"Waktu lo bilang? Apa sampe ngeblok nomor dia sama nomor kita?" Kali ini Juna yang menjawab, dia juga sudah kesal kepada Adsa karena pergi begitu saja sampai memblokir nomor teman-temannya.

"Gue tau gue salah disini, tapi-"

"Tapi apa? Caranya gak gitu Sa," Lucas membalas ucapan Adsa yang belum selesai.

Helvin berdiri mendekati Adsa dan menunjukkan foto-foto diponselnya,"Lo tau apa ini? Lo blok nomor kita, dan kita dapet kabar dari Agatha kalau kalian lagi berduaan gini?"

"Nggak gitu, kalian semua salah paham, gue mau jelasin ke Haena dulu, plis kasih waktu buat gue untuk ketemu dia."

"Haena gak bisa diganggu! Dia harus istirahat! Lo pulang aja," suara dingin itu keluar dari mulut Zaemin, Zaemin tak mau bermain kasar.

Semuanya menatap kepada Zaemin, namun Zaemin dengan tak peduli berjalan melewati Adsa dan masuk keruangan Haena lalu menutup pintu.

"Bahkan Zaemin aja udah kecewa sama lo," Ucap Helvin.

Dizar menghampiri Adsa, dia ingin sekali memukul lelaki dihadapannya ini, tapi Dizar menarik kembali tangannya,"Gue pengen nonjok lo sampe bonyok, tapi gue tau kekerasan bukan penyelesaian yang benar, Gue kecewa sama lo."

Bugh

Helvin melayangkan satu pukulan sampai Adsa terjatuh, darah segar keluar dari sudut bibir Adsa.

"Vin, rumah sakit Vin!" Juna menahan Helvin yang ingin melayangkan pukulannya lagi.

"Itu belum seberapa sama emosi gue ke lo Sa!" Helvin muak dengan keadaan seperti ini, Helvin memilih meninggalkan Adsa dan mengikuti Dizar yang pergi keluar untuk mencari udara.

Raechan membantu Adsa berdiri,"Gue bantuin lo bukan berarti gue gak kecewa sama lo, gue masih anggap lo temen Sa, gue cuman ngasih tau aja, kita semua sayang sama lo, tapi dengan sikap lo yang kayak anak kecil begini, kabur, ngeblok, itu yang buat kita kecewa."

"Lo pulang dulu aja, tunggu keadaan membaik, Haena juga belom bisa diganggu," Lucas memberikan saran.

"Iya, gue tau kok lo kesini berarti lo pilih Haena, tapi biarin waktunya pas dulu ya, dan biarin Zaemin tenang dulu," ucap June.

Adsa mengangguk,"Gue balik dulu ya."

Setelah Adsa pergi, Raechan, Lucas, Juna dan June menunggu diluar, mereka bukan tak ingin masuk, tapi membiarkan waktu untuk Zaemin tenang.

"Kalian ngebayangin gak sih, si Zae bakal ngomong begitu?" Celetuk Raechan.

"Kagak," jawab mereka berbarengan.

"Soalnya tuh kan Zae selalu bela Adsa, gue pribadi sih kaget liatnya," ujar June.

"Ya tapi wajar sih Zae ngomong gitu, kalau kata gue itu gak keras sama sekali," Juna memberikan tambahan.

"Tapi kalau udah liat Zae begitu tuh yang serem," Lucas berpendapat.

"Ini lagi si Dizar ama Helvin kemana! Gue mau tau apa kata dokter Raida tadi," ucap Raechan.

🍂

"Haena bisa sembuh, tapi tidak total, ya dengan pengobatan itu tentunya, jika pengobatan itu berhasil maka jangka waktu yang Haena punya semaki  bertambah, saya hanya bisa menahan penyakit itu untuk berhenti menyebar, bukan menghilangkannya, jika kalian berfikir Haena bisa sembuh total itu tidak mungkin. Serahkan saja semuanya kepada yang maha Kuasa, dan jangan lupa terus semangati Haena."

Zaemin terus menatap kepada adiknya yang masih memejamkan matanya, Zaemin terus mengusap tangan kiri Haena.

"Leukimia jahat ya dek, sampe buat kamu kesakitan kaya gini," lirih Zaemin.

"Maafin abang, karena belum bisa jadi abang yang baik, tapi abang bakal cari cara bagaimana pun agar kamu bisa sembuh."

"Tadi ada Adsa loh dek, kayanya dia udah tentuin pilihannya, dia pilih kamu, mungkin."

"Tapi abang gatau, abang suruh dia pulang, biar kamu istirahat dulu, kamu mau pilih siapa? Adsa atau Dizar? Abang dukung itu, tapi saran abang udah berhenti sama Adsa, kalian berbeda."

"Mama sama Papa nanti bakal nyusul kamu ke Amerika katanya, mereka gak bisa kesini sekarang, jadi nanti kamu ditemenin mama papa ya."

Tak terasa air mata Zaemin lolos jatuh begitu saja,"Dek, abang nangis nih, bangun dong."

🍂

Gimana?

Vote plus komen jan lupa

Sksksk ending loh bentar lagii wkwk

Tenangg, chapter selanjutnya bakal panjang buanged.

Soalnya kan end😭

MELAWAN RESTU | MARK LEE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang