dua puluh enam

403 39 2
                                    

Adsa menceritakan semuanya kepada mamanya, Adsa bisa merasakan ketenangan setelah bercerita kepada mamanya. Namun saran dari mamanya membuat Adsa kembali berfikir keras.

"Mama suka sama Haena, dia anak baik, cantik dan juga pinter, tapi kalian beda sayang, kamu gak bisa gitu aja untuk ikut bersama dengan Haena, terkecuali kamu memang sudah yakin untuk ikut dengan Haena."

"Dan juga Agatha, Mama sudah kenal dia dari kecil, Mama tahu wataknya bagaimana, dia gak suka dibandingkan dengan siapapun, kalian berdua tidak ada penghalang sama sekali, hanya saja mungkin hati kamu yang terisi nama orang."

"Mama gak nyuruh kamu untuk pilih Agatha ataupun Haena, kamu lebih tahu mana jalan terbaik dalam hidup kamu, jangan seperti mama dan papa, kamu tau kan yang terjadi dengan mama papa karena memaksakan takdir yang gak berpihak sama mama dan papa, belajar dewasa, anak mama gak boleh jadi pengecut."

"Mau Haena ataupun Agatha, mama dukung kamu."

Kalimat demi kalimat mamanya terngiang kembali diotak Adsa, seakan akan dia harus segera memilih harus bersama dengan siapa.

Dering ponsel Adsa terdengar, tertulis nama Dizar disana, namun Adsa enggan sama sekali menjawab panggilan dari Dizar.

Bisa ditebak Dizar pasti akan membicarakan masalah Haena, Adsa ingin beristirahat sejenak, Adsa butuh waktu untuk dirinya sendiri agar tak salah pilih kedepannya.

Mungkin tidak adil bagi Haena, tapi sikap egois harus muncul disaat keadaan tak bisa mengungkapkannya.

Adsa mencoba memejamkan matanya, bayangan Agatha terlintas disana, padahal Adsa mencoba memikirkan Haena.

Apakah perasaannya kepada Agatha kembali ada disaat waktu Adsa dengan Haena mulai mulai menyempit? Tapi Adsa sangat mencintai Haena.

"ARGHHH!"

"Gue cinta sama Haena, tapi gue gak bisa lepas dari Agatha, takdir gue sama Haena udah jelas berbeda, kita berbeda!"

"Apa gue harus pilih Agatha dan kembali bersamanya?"

🍂

"Adsa lo dimana!" Dizar menahan emosinya saat Adsa tak kunjung menjawab telepon darinya.

Dizar ingin marah kepada Adsa, dia ingin memukul dan menghantam habis-habisan kepada Adsa, dia tidak bisa terus diam.

Selama ini Dizar hanya memedulikan perasaan Haena kepada Adsa, tak peduli dengan perasaannya, tapi ini balasan Adsa untuk Haena?

Bahkan Adsa melarang Haena dekat dengan Maichel, lantas apa yang sudah Adsa perbuat kali ini?! Bukan kah dia sudah merusak semuanya?

Raechan yang melihat Dizar menahan emosinya pun mencoba menenangkan Dizar.

"Gue tau selama ini lo sayang sama Haena lebih dari rasa sayang kakak ke adik, tapi kita juga butuh penjelasan dari Adsa, Adsa melakukan ini mungkin ada hal yang gak bisa dia ungkapin, kasih Adsa waktu."

"Gue tau Chan, gue mencoba mengerti sama Adsa, tapi gak dengan cara dia hilang kaya gini!"

Raechan mengangguk paham,"Iya udah lo tenang aja, kita percayain semuanya ke Adsa."

🍂

Haena terus memainkan ponselnya terus menunggu kabar yang tak pasti dari seseorang yang dia cintai.

"Kalau kak Adsa emang udah gak xinta lagi sama Hae, kenapa kita gak akhirin semuanya aja kak? Kenapa harus pergi tanpa hal yang pasti."

MELAWAN RESTU | MARK LEE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang