dua puluh delapan [SPECIAL CHAPTER]

428 40 2
                                    

Sudah 10 hari Adsa pergi tanpa bicara kepada Haena, bahkan Haena sudah menduga bahwa kontak Haena di blokir oleh Adsa.

Haena juga sedikit terkejut saat mendengar berita bahwa keberangkatannya ke Amerika dipercepat 1 minggu, Haena hanya memiliki waktu 1 minggu 4 hari lagi disini.

Ah itu karena leukimianya sudah mulai menyebar lagi, dan itu juga menjadi salah satu alasan keberangkatan Haena dipercepat.

"Masih ada waktu Haena! Ayo semangat ya!"

"Haena punya waktu berapa tahun lagi dok?"

"Waktu Haena masih lama kok, tenang ya."

Padahal Haena tahu, waktunya tak selama itu.

Haena melihat Dizar berdiri dipintu kamarnya dan melambaikan tangannya kepada Haena. Haena menyambut hangat Dizar dan mempersilahkan Dizar masuk.

"Sini bang."

Dizar duduk dikasur sebelah Haena,"Kamu ngelamun terus gitu kenapa?"

Haena menyandarkan kepalanya dibahu Dizar,"Nanti pas di Amerika Haena pasti kangen nyandar gini ke bang Dizar."

Dizar tersenyum,"Abang juga pasti bakal kangen banget sama kamu, nanti abang boleh kesana ya?"

"Haena disana sebentar kok, beberapa bulan doang, gausah kesana mahal di ongkos bang, mending abang tuh persiapin aja mimpi abang."

"Mimpi abang tuh bahagiain kamu," jawab Dizar enteng.

Haena mengangkat kepalanya,"Kenapa harus bahagiain Haena?"

Dizar mendekatkan wajahnya,"Karena kalo Haena bahagia abang juga bahagia."

Haena tersenyum lalu memeluk erat Dizar sampai terjatuh,"kamu ini ya."

"Yaudah kalau gitu, kebahagiaan abang kebahagiaan Haena juga."

"Kok bisa gitu?"

"Bisa, karena bang Dizar juga bisa."

Dizar kembali memeluk Haena lebih erat, tak ingin melepaskan gadis kesayangannya.

Kini Dizar dan Haena berbaring saling berhadapan, Haena masih memeluk Dizar begitupun dengan Dizar.

"Bang, Kak Adsa apa kabar ya?"

Dizar mengusap rambut Haena,"Dia baik-baik aja, mungkin, abang aja gatau."

"Haena kangen kak Adsa."

"Adsa juga pasti kangen sama kamu, cuman waktunya aja emang belum pas."

"Tapi dulu pilihan abang bagus loh, merelakan Agatha sama kak Adsa."

"Tapi justru abang malah nyesel."

Haena menatap Dizar,"Kenapa?"

"Karena ini kamu sama Adsa kaya gini, andai aja dulu abang bisa pertahanin Agatha."

"Gak ada yang harus disesali bang, lagian juga dia udah bohong juga kan dengan mereka semua adegan yang justru malah memperumit keadaan."

Dizar tersenyum,"Gapapa, udah takdirnya gini ya kan?"

Haena mengangguk lalu kembali memeluk Dizar,"Bang, jangan pernah tinggalin Haena ya."

"Gak akan pernah Na."

Haena percaya apa yang diucapkan oleh Anaya, Dizar mencintainya dan menyayanginya. Dan Haena percaya kepada Dizar bahwa Dizar pasti akan membahagiakannya.

"HEH HEH APANIH!" Teriak Zaemin di pintu kamar Haena.

Haena dan Dizar tak mempedulikannya sama sekali, dan malah sengaja saling mengeratkan pelukan mereka masing-masing.

MELAWAN RESTU | MARK LEE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang