3. ALGALASI

615 63 12
                                    

Sore ini, alga baru saja sampai di rumah.
Seharusnya sudah dari tadi dia sampai di rumahnya, namun dia punya pekerjaan yang harus dia lakukan. Bekerja sebagai pelayan di caffe milik keluarga Zara.

Jangan salah, meskipun alga terbilang dari keluarga cukup mampu. Dia tetap saja harus bekerja agar bisa bertahan hidup. karena ayahnya tidak mau memberi nafkah ke anak itu, ia hanya membiayai sekolahnya Saja

Alga menuntun sepeda kesayangannya memasuki garasi mobil milik orangtuanya. Memastikan Aman agar tidak di rusak lagi oleh angga

Anak itu hampir memasuki rumahnya, berhenti sejenak di depan pintu, dia mengatur napas menyiapkan diri apa yang sedang menunggunya saat ini.

Membuka pelan pintu, disana sudah berdiri sosok Angga. ayah Alga

"Baru pulang?" Suara tenang tapi terdengar ada kemarahan dari ayahnya menyambut kedatangan pria itu

"Maaf....." Hanya itu yang bisa dia keluarkan dari mulutnya

Plakkkk

Tamparan tiba tiba dari Angga membuat alga kaget bukan main, bekas merah dipipinya terasa amat perih

Alga mendongakkan wajah yang dari tadi dia tundukkan, dia menatap Angga terkejut

"Kamu apain anak saya hah!!!!"

Benar dugaannya, pasti kakak tirinya itu akan mengadu ke sang ayah, mungkin kevin juga sedikit mengarang cerita

Dukk

Kepala alga terdorong kebelakang dengan kasar, Angga baru saja membenturkan kepala putranya ke pintu

"Adik macam apa kamu berani memukuli kakak sendiri?"

"Papa nggak pernah ya ngajarin kamu berani sama Kevin!" Sentak Angga murka mendekat ke arah alga yang terdiam di sudut tembok

Menarik kasar rambut alga, Angga mendongakkan kepala pria itu keatas, menyalurkan kemarahan seperti dendam

"Tidak tau diri!" Tangan Angga menghempaskan kepala alga.

"Berani lagi Mukuli kakakmu, papa nggak segan segan keluarin kamu Dari sekolah!!!" Telunjuk tangan pria paruh baya itu mendong dorong kening alga berulang kali.

Brukkk

"TIDAK ADA GUNANAYA KAMU SEKOLAH!"

Angga merebut paksa tas hitam milik alga dengan sahutan kasar, pria itu membanting tas di lantai dengan emosi, membuat seisi tas itu berserakan di lantai.

"NGGAK GUNA!!!"

Alga menurunkan pandangannya. menatap pilu buku bukunya yang sudah berserakan di lantai

Sejenak hening, hanya suara deruan napas Angga yang meredakan emosi, sebelum akhirnya suara gemetar alga terdengar

"Apa papa nggak lihat luka di wajah alga?" Bisik alga menaikkan pandangannya menatap sang ayah lelah.

Angga diam, menatap alga dengan tatapan tajamnya

"Alga juga terluka pa.... Alga sakit...." Napas anak itu tercekat menahan napas

"Kenap--- kenapa cuma Kevin yang selalu papa khawatirkan? Kenapa cuma Kevin?? KENAPA???" Alga berteriak tidak terima, Seolah meminta keadilan kepada ayahnya, tubuhnya bergetar setelah mengatakan kalimat itu.

" Papa nggak pernah ngekhawatirin alga...."

"Gapernah pa..." Lirih alga suaranya hampir saja tidak terdengar

Sebentar alga tersenyum remeh " aku anak kandung papa.... Sedangkan Kevin----"

"Dia cuma anak tiri pa----"

ALGALASI || ASAHITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang