🚴Sore ini, Angga berjalan menelusuri koridor rumah sakit. pria paruh baya itu berniat untuk menemui dokter Ibnu di ruangannya.
Setelah beberapa menit berjalan, Angga kini sudah berdiri di depan ruangan dokter ibnu. Tidak mengetuk pintu terlebih dahulu, pria itu langsung nyelonong masuk ke ruangan itu
"Dokter" panggil Angga
Dokter Ibnu yang sedang mengantik atik laptop menaikkan pandangannya melihat siapa yang memanggilnya barusan
"Tuan Angga? Anda perlu sesuatu?" Tanya dokter Ibnu refleks terkejut
Angga mengulum bibirnya kedalam mulut, tangan kanan pria itu menyodorkan surat kepulangan pasien di depan dokter Ibnu. dia berniat meminta tanda tangan
Tak langsung menjawab, dokter Ibnu mengerutkan keningnya kebingungan. Angga yang Mengerti ekspresi dari dokter berkaca mata itu menghela napas pelan.
"Saya mau bawa alga keluar dari rumah sakit, saya butuh tanda tangan dokter" jelasnya
Dokter Ibnu langsung mengangkat tubuhnya dari kursi, laki laki itu cukup terkejut dengan penuturan orangtua dari pasiennya ini
"Tapi tuan, alga masih butuh alat medis disini, dia belum sembuh total" ujarnya merasa bingung dengan Angga
"Dia tidak memerlukan itu semua, anda cukup beri obat ke alga nanti dia juga sembuh sendiri" tanpa beban, Angga mengucapakan kalimat itu
"Dokter juga lihat sendiri kan?alga sudah siuman, bahkan dia sudah terlihat sehat" tambahnya mencoba meyakinkan
Dokter Ibnu tersenyum kecil, dia tidak tau jalan pikiran pria paruh baya di depannya ini. "tuan, saya tidak bisa beri dia sembarangan obat sebelum melakukan pemeriksaan setiap perjamnya! Terlebih penyakit alga sering kali kambuh"
Mendengar itu Angga berdecak
"Apa susahnya sih dok kasih obat!?" Sejenak, Angga menjeda ucapannya untuk berfikir sesuatu. "jika anda tidak mau memberikan obat, saya bisa beli obat di apotik buat dia!" Selepas mengatakan itu, Angga langsung meletakkan surat kepulangan alga dengan kasar ke meja dokter Ibnu
"Saya nggak mau tau! Anda harus tanda tangan ini Sekarang!" Tekannya mulai tersulut emosi
"Maaf tuan Angga, alga tidak bisa di beri obat sembarangan tanpa dosis dari dokter!" Sahut dokter Ibnu memberi penjelasan
"Terserah saya mau kasih anak saya obat apa, dia urusan saya!" Elak Angga
"Maaf, Saya tidak bisa" jawab dokter Ibnu tidak berpikir panjang. dia kembali memberikan surat itu ke Angga
Dengan rahang yang mulai mengeras, Angga berjalan maju mendekati dokter di depannya itu, ia meriah gelas berisi air putih di meja dokter Ibnu dan langsung membantingnya ke lantai
Pyarrr
Suara pecahan gelas berhasil membuat dokter Ibnu terpelonjak kaget, dokter itu mundur menjauh dari pecahan kaca
Angga mulai berjongkok meraih serpihan gelas yang pecah di lantai lalu mengarahkan pecahan itu ke depan muka dokter ibnu
"Tanda tangan atau saya bunuh Anda sekarang juga" ancamnya
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGALASI || ASAHI
Teen Fiction🚴•• 𝓣𝓮𝓷𝓽𝓪𝓷𝓰 𝓹𝓮𝓻𝓲𝓱𝓪𝓵 𝓬𝓲𝓷𝓽𝓪 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓽𝓪𝓴 𝓐𝓴𝓪𝓷 𝓹𝓮𝓻𝓷𝓪𝓱 𝓾𝓼𝓪𝓲 ••🚴 * '𝙳𝚒𝚊𝚗𝚞𝚐𝚎𝚛𝚊𝚑𝚒 𝚖𝚎𝚗𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚜𝚎𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚝𝚞𝚗𝚊 𝚛𝚞𝚗𝚐𝚞 𝚒𝚝𝚞 𝚕𝚎𝚋𝚒𝚑 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚊𝚑𝚊𝚐𝚒𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚓𝚒𝚔𝚊 𝚍𝚒 𝚋𝚊𝚗𝚍𝚒𝚗𝚐�...