10.ALGALASI

432 45 3
                                    

•🚴•

Alga mengayuh sepedanya cepat, bahkan salah satu tangan pria itu masih memegangi perutnya kuat kuat

Tak butuh lama sampai di sebuah taman. alga langsung memperhentikan laju sepedanya. dia menjatuhkan sepeda yang berwarna hijau army di tanah begitu saja

Pria itu berjalan setengah berlari. tanpa alga sadari, sedari tadi sebuah air sudah berada di pelupuk mata

Alga berhenti, dia duduk di sebuah kursi panjang taman. kepala pria itu naik menatap langit yang hampir berwarna oranye

Pria itu terdiam cukup lama, matanya akan segera mengeluarkan butiran butiran air

"Bunda....." Tiba tiba pria itu berlirih masih menatap langit dengan tatapan sendu

"Bunda tau kan alga itu anak kuat?" Pria itu bertanya, menutup mata sehingga membuat air yang ada di pelupuk mata terjatuh begitu saja

"Tapi bunda....." Pria itu menjeda ucapannya dengan punggung tangan yang megusap air matanya kasar

"Alga rapuh bunda...." Laki laki itu kembali menangis, dia menundukan pandangannya pilu.

Tangan alga turun mencengkram perutnya dari luar kemeja kerjanya.

"Sakittt....." Mata pria itu langsung tertutup rapat menahan rasa sakit yang sedang ia rasakan

"Alga sakit bun...." Kedua tangan pria itu kini naik menutupi wajahnya yang sudah basah akibat air mata nakalnya tiba tiba turun semakin deras

"Maafin alga" tunduknya pilu

Sejenak, laki laki itu kembali terdiam

"Maafin alga bunda...." Gumamnya pelan

"Maafin alga udah berani sama papa" alga mengangkat pandangannya lagi, membuat pandangannya ke langit mulai memburam

"Maafin alga karena alga udah jadi anak yang lemah"

Anak laki laki itu mengatur detak jantungnya. Mencari napas untuk meredakan tangisannya

"Tapi alga janji, alga bakal jadi anak kuat lagi" yakinnya semangat

Beberapa detik kemudian alga mengangguk semangat. dia masih memandang langit yang sekarang sudah berwarna oranye sempurna.

"Alga bakal terus bertahan hidup buat bunda"

Tatapan alga ke langit masih terlihat begitu nanar. sisa sisa air matanya membuat mata pria itu memerah

Menggigit bibirnya kecil, pria itu berucap "Sampai Tuhan yang menginginkan alga untuk menyerah"

•🚴•

"Papa" kevin menatap pria paruh baya di depannya dengan tatapan jengah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Papa" kevin menatap pria paruh baya di depannya dengan tatapan jengah

Angga yang duduk di sofa dengan napas yang masih naik turun, mengangkat pandangannya kearah anak tirinya itu

"Papa gausah sedih, apa yang papa udah lakuin terhadap alga itu benar"

Zara yang sedang duduk di sebelah Kevin mengangguk setuju saat mendengar pernyataan Kevin barusan.

"Dia itu anak brandal pa"

"Dia pantas dapetin itu semua" pria itu masih meyakinkan sang ayah yang kini terlihat seperti ada rasa bersalah terhadap alga

"Bener om, alga aja udah nggak masuk sekolah dua kali tanpa izin" Zara ikut berkomentar

"Alga nggak sepolos yang om lihat" tambah Zara menajamkan matanya sejurus

Angga yang mendengar ucapan Zara dan Kevin mengepalkan tangannya kuat di bawah sana

Emosi pria paruh baya itu kembali

"Papa tau kan Zara itu pacar Kevin?" Seakan omongan jelek untuk alga kurang memuaskan, Kevin mencari kejelekan alga lagi

Angga yang duduk masih terdiam mendengarkan keluhan dari sang putra, dia tidak berniat merespon apapun

"Papa tau? Alga udah berani ngasih bunga ke Zara? Bahkan setiap hari pa, Kevin nggak suka alga gangguin pacar Kevin!" Adunya menyalurkan amarahnya meremat sisi sofa yang sedang dia duduki.

Zara mengangguk setuju.

"Zara juga risi om alga ngasih bunga terus! Zara nggak suka" terdengar suara gadis itu tertekan

Kevin menoleh kearah Zara sejenak, dia lalu kembali menoleh ke arah Angga. Anak itu mendecih

"Papa nggak mau kan hubungan percintaan anak papa ini di ganggu manusia kayak alga?" Tanya Kevin menatap Angga yakin

Tanpa menjawab, Angga mengangguk

"Maka dari itu Tolong pa..... Ngomong ke alga untuk menjauh dari Zara---" sejenak pria itu menjeda ucapannya

"Karena cuma omongan papa yang mempan Untuk anak tuli itu" jelasnya mengeram dalam hati

Angga menarik Napas panjang, menutup matanya sebentar. pria paruh baya itu berdiri berniat untuk naik ke kamarnya.

Kedua mata Kevin dan Zara mengikuti pergerakan dari Angga.

"Om...." Panggil Zara

Tanpa berniat menghentikan langkahnya Angga meneruskan jalannya dan menghiraukan panggilan Zara

"Kali ini....."

"......buat alga Sadar diri"

•🚴•

•🚴•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ALGALASI || ASAHITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang