"Libur telah tiba, libur telah tiba! Hore! Hore! Hore!"
"Dari tadi berisik banget, anjir!" Kai menoyor kepala Aksan yang bernyanyi-nyanyi girang sepanjang perjalanan dari kampus ke Payoda. Kebetulan dua pria itu pulang bersama. Mereka baru saja masuk ke dalam rumah, berniat ke kamar masing-masing.
"Mulut-mulut gue, terserah gue, bangsat! Kenapa lo yang sewot?!" Aksan tak kalah emosi dari Kai yang sejak di kampus air mukanya tampak begitu kencang. Katanya, dia tidak begitu puas dengan apa yang ia kerjakan di ujian terakhir yang diadakan siang tadi. Makanya seharian ini mood-nya memburuk.
"YA, LO-NYA BERISIK DARI TADI!"
"Woy, nggak usah teriak-teriak kenapa, sih?! Hobi banget tarik urat!" teriakan Agas dari dalam rumah membuat kedua pria yang sedang beradu mulut tadi seketika mengatupkan bibir mereka kompak.
"Lo yang mulai," desis Kai lirih.
"Lo duluan ya, nyet!" balas Aksan juga dengan suara pelan hampir berbisik.
"Lo yang berisik duluan!"
"Lo yang noyor gue duluan!"
"Lo yang—"
"Kalau lo berdua masih mau ribut, gih ke halaman belakang! Baku hantam di sana sekalian. Gue mau liat," kali ini bukan Agas yang berbicara, melainkan Naja. Lelaki itu berjalan melewati dua orang yang lima detik lalu masih beradu mulut. Naja sepertinya baru saja keluar dari toilet.
Aksan dan Kai benar-benar menghentikan keributan mereka. Seperti yang sudah-sudah, Naja itu laiknya kapten dalam lingkup mereka. Jika Naja sudah bersuara maka semuanya akan menurut begitu saja. Mereka sendiri tidak mengerti kenapa mereka seperti itu. Naja seperti memiliki aura serta wibawa dari sang kakek dan juga Gava, sehingga membuat para saudaranya yang lain jadi segan terhadapnya. Padahal, Naja merupakan yang paling muda di sana.
Aksan dan Kai sampai di ruang tengah dan mendapati ruangan tersebut telah ramai. Semua penghuni Payoda sedang berkumpul di sana. Raut muka Aksan berubah seketika saat mendapati dua orang selain penghuni Payoda juga ada di sana.
"Eh, ada Dena! Eh, ada Airin!" Aksan menaik-turunkan kedua alisnya lalu duduk di sebelah Airin.
"Nggak usah ganjen!" Dena menepuk paha Aksan yang masih menampilkan cengiran lebarnya.
"Ada apaan lo berdua ke sini? Tumben," tanya Kai yang sudah duduk di samping Agas, menyandarkan punggungnya ke sofa.
Aksan dan Kai membatalkan niatnya menuju kamar dan memilih bergabung di ruang tengah bersama yang lain.
"Gabut. Butuh refreshing juga habis kelar semesteran. Kata Hito mau ada makan-makan di sini, makanya kita ke sini, haha," jawab Dena.
"Nyari makan gratis doang lo berdua?" cibir Aksan.
"Yoi dong!" jawab Dena sambil tergelak. Aksan mengacak puncak kepala Dena gemas.
"KakCha belum pulang?" tanya Kai lagi.
Dena dan Airin kompak menggeleng. Sementara Kai mengangguk paham. Kakaknya memang sedang sibuk-sibuknya mengerjakan skripsinya yang sudah hampir mencapai bab akhir. Sharena mengejar wisuda periode ini supaya dapat segera mendaftar S2 untuk tahun ajaran berikutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ghrya Payoda ✓ [Completed]
FanficSebuah cerita tentang riuhnya para bujang penghuni Ghrya Payoda, yang terkadang makin dibuat ramai oleh penghuni Ghrya Pawana. --- The sequel of Triptych. Bisa dibaca terpisah tanpa harus membaca Triptych terlebih dahulu. --- ⚠️Trigger warning ⚠️ Th...