halaman sepuluh,Saling merangkul

251 28 0
                                    


Jendra terpuruk Naya selalu ada sebaliknya Naya terpuruk Jendra pun selalu ada,mereka saling menguatkan,saling merangkul dan memahami kondisi masing-masing

Apalagi di tambah sekarang keduanya sudah sama-sama mengungkapkan perasaan dan menjalin hubungan

Jendra kira suatu hal yang mustahil untuk mendapatkan hati Naya setelah dua tahun lamanya dan sekarang kemustahilan itu terjawab dengan jawaban "tidak mustahil" dan selalu ingat "tidak ada yang mustahil"

"Positif di tambah positif hasilnya positif,begitu juga kita aku kamu sama-sama butuh sandaran dan kedepannya hasilnya pasti Seperti apa yang kita inginkan"

Jendra menoleh "Tapi kan terlalu positif bisa berakibat negatif"

Naya mendesis "kalau buat kita enggak!"

"Iya iya terserah"jendra tersenyum lalu melanjutkan kegiatan berhitung kimia nya

"Kencan pertama kita kemana nih?"Naya bertanya, lagi-lagi mengalihkan fokus Jendra

"Restoran Jepang,kerja."Jawabnya sambil nyengir

Naya tersenyum datar "yaudah deh,iya restoran Jepang,kerja."

"Maaf nay,kita kencan nya besoknya lagi aja ya,kalau libur sekolah"

"Kemana?"

"Kebun binatang mau?"

Naya berdiri dari duduknya "Mauu!!!!"







"Bu kenapa sih dari tadi mondar-mandir aja"

Aruna sedang resah,ragu dan pikirannya terganggu

"Ibuuu!"Juan yang sedang nge-game sepulang sekolah itu kan jadi terganggu

"Eh,iya apa Juan?"

"Ibu kenapa resah gitu?"

Aruna menggeleng "gapapa,bunda naik dulu ya"

Aruna memikirkan seseorang yang dia benci  kali ini bukan Jendra tapi ayah dari  anak itu,dia takut jika bertemu lagi dengan pria itu,pria yang membuatnya stres dan hampir bunuh diri

Tapi dalam lubuk hatinya,Aruna rindu sudah bertahun-tahun tidak bertemu

Tapi ego nya tetap benci dengan pria sekaligus cinta pertamanya

Jangan salah Aruna itu cantik, meskipun umurnya 30an dia  tetap mempesona

"Akhh"

"Ibu!!"Juan  naik ke tangga dengan panik saat mendengar suara rintihan Aruna

"Bentar Juan ambilin plaster"

"Itu di atas lemari ibu ada"

Denga sigap Juan  mengambilnya dan memasangkan pada jemari sang ibu yang tergores paku

"Kenapa bisa kayak gini,berdarah"

"Ibu tadi cuma mau ngambil sesuatu di dalem laci gak tau ada paku"

"Bu gapapa?tangan ibu gemeter?"

𝑫𝒂𝒌𝒔𝒂 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒊𝒃𝒖Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang