halaman duapuluhsatu,Kisah Bara dan Aruna yang kelam

233 24 0
                                    


Aruna kegirangan pasalnya sebentar lagi dia akan menjadi pramugari dan dirinya di nyatakan lolos

Tentu saja hal itu membuat bara kecewa "papa sama bunda kemana?"tanya bara

"Masih keluar katanya sih mau jenguk temennyaa yang sakit"

"Padahal aku mau biacara serius tentang pernikahan kita"

Wajah Aruna menjadi kesal "Udah aku bilang berapa kali sih sama kamu?!aku gak mau nikah dulu"

"Kamu kan tau aku baru keterima bahkan aku belum ngejalanin karir aku"sambung Aruna marah

Sebenernya perdebatan ini adalah perdebatan yang biasa tapi rumit.Karna hampir setiap hari mereka mendebatkan tentang hal ini

Yang satu keras kepala yang satu gak mau ngalah

"Aku kurang sabar gimana lagi Aruna?nunggu kamu lulus kuliah sampe semester akhir itu lama dan sekarang aku harus nunggu kamu dengan karir kamu itu?kita bukan baru pacaran!"bara emosi membuat Aruna menjadi semakin kesal

"Aku mau jadi pramugari,gak bisa!"

"Tapi kan kita masih tetep bisa--"

"Cukup!aku mau jadi wanita karir dulu.Kamu tuh berhenti ngajak aku nikah bisa gak?aku muak!"

"Jadi kamu gak cinta sama aku?kita udah pacaran 9 tahun sama aja kayak sia-sia kalau kamu mau terus kuliah dan lanjutin jadi pramugari,kamu harusnya mikir pake otak!"

"KAMU YANG HARUSNYA MIKIR!MASA DEPAN ITU BUKAN BUAT MAINAN LAGIAN AKU BELUM SIAP BUAT PUNYA ANAK"

"Kamu emang wanita bodoh!"

Bara menarik tangan Aruna, menggendong paksa gadisnya dan berjalan ke kamar Aruna

Aruna panik dia berontak "lepasin!apa yang kamu lakuin?!"

"Kamu selalu bikin aku emosi!"pintu itu di tutup dan di kunci oleh bara

"Putus!aku mau putus sama kamu"aruna memukul-mukul bara bahkan mencakar

"Gak akan aku lepas kamu.Aku cinta sama kamu aruna jadi kamu harus jadi milik aku"bara tersenyum miring setelahnya membuka semua pakaiannya sampai tak tersisa

Aruna melihatnya jelas berteriak apalagi ketika bara dengan paksa membuka semua pakaian yang ia kenakan

"Bajingan!gilaa"

"Aku mohon jangan lakuin itu ahh"

Pria itu menangis melihat wanitanya di rusak oleh dirinya sendiri "Maaf,ini semua biar kita bisa hidup bersama dan supaya kamu gak pergi ninggalin aku karna karir kamu itu"suaranya pilu

"Kamu ahh jahat,aku ben--ci"wanita itu menangis

Masa depannya hancur, cita-cita yang sudah ia impikan dan berada di depan mata lenyap begitu saja dan yang membuatnya semakin menyedihkan fakta bahwa dia sudah tidak perawan lagi

Bukan ini yang dia impikan selama ini

Si pria semakin brutal melumat dan menciumi wanitanya

"Emhh berhentihh"

Sedangkan si wanita sangat kesakitan dan hanya bisa pasrah,dia sudah tidak punya tenaga untuk melawan

"Aku benci!"

"Brengsek..arghh lepasin!"

Wanita itu bergidik ketika sang kekasih mengecup bibir dan lehernya dengan sensasi yang berutal

"Ini gara-gara kamu selalu nunda permintaan ku buat nikah,na"

"Jangan,aku mohon"

Pria itu tersenyum walau dengan air mata yang menetes,ia sudah bertekad dari jauh-jauh hari untuk melakukannya

"Akhhh"













Setelah mengetahui dirinya mengandung,aruna selalu diam di kamar bahkan ibunya terkadang menjadi sasaran kemarahannya

Dan bara,pria itu tak bisa di hubungi selama beberapa bulan ini

Aruan menangis, sekarang dirinya hancur

Memalukan

Mejijikan

Dirinya kotor

Aruna memukul-mukul perutnya "anak sialan ini harus mati!"

Dia mengambil cutter di lacinya menatap sebentar cutter itu yang sudah akan ia tusuk pada perutnya "aku gak bisa..anak ini gak salah"Aruna melempar cutter itu

"Tapi aku benci anak ini,karna dia ada di dalam perutku rasanya jadi menjijikan"

"Di satu sisi anak di tak bersalah"






𝑫𝒂𝒌𝒔𝒂 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒊𝒃𝒖Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang