Halaman tujuh, Restoran Jepang

269 33 0
                                    


"Ngelamun Mulu,kenapa sih?"

Jendra terpenjat "ah,Naya ngagetin"

"Kenapa?ada masalah?"

Jendra menghela nafas lalu menggeleng pelan

"Btw mau ikut kerja gak?"tanya gadis itu,dia tak masalah jika Jendra tak mau cerita dengan itu ia alihkan topik

Bukan Naya tak peduli Jendra kalau di tanya jawabnya "gapapa"atau geleng kepala,kan agak kesel

"Kerja dimana? kebetulan lagi butuh"

Jendra itu sedang butuh uang untuk bayar sekolah bukannya apa-apa sejak kejadian Jendra di Siksa dan di marahi Regan pria itu jadi membayar biaya sekolah Jendra setengah

Satu juta lima ratus,dan target Jendra itu  mencari uang lima ratus nya,uang segitu cukup besar bagi Jendra

"Kamu tau gak restoran Jepang yang di pinggir jalan?yang kosong itu denger-denger nanti bakal di buka lagi karna pemiliknya udah balik dari Jepang,nah untuk itu pulang sekolah kita langsung capcus kesana siapa tau butuh buat bersih-bersih"jelas Naya

"Boleh juga tuh"

Sepulang sekolah Jendra dan Naya langsung menuju ke tempat lokasi, mereka sudah berada di depan restoran dan memang benar kalau restoran ini butuh pekerja

"Emang gak bakal ganggu sekolah kalian?"tanya pria bermata sipit itu

"Engga,kita janji kok bakal kerja dengan baik."Sahut Naya

"Kalian cuma bisa bersih-bersih?"tanyanya lagi

"Saya bisa masak"Jendra mengangkat tangan

"Boleh juga,oke kamu bersih-bersih dan kamu masak"

"Tapi saya gak bisa masak makanan Jepang"keluh Jendra

"Nanti saya ajarin"

Jendra dan Naya mengangguk bersamaan

"Kebetulan pemilik restoran ini sibuk sama bisnisnya jadi ya dia alihin dulu  restoran ini ke saya,Nama saya Raharja Satria, terserah deh kalian mau panggil apa"

"Namanya kok gak jejepangan ya?padahal mukanya Jepang banget"bisik Naya

"Naya diem"ujar Jendra tak enak

"Itu sebabnya kenapa om gue bawa gue ke Jepang, katanya muka gue Jepang banget padahal gue ngerti bahasa Jepang aja enggak"jawab pria itu sembari terkekeh

"Tuh kan dia denger"

"Santai aja sih,gue juga gak betah pake bahasa formal jadi ke gue mah santai aja"

"Tapi Bang Sat darimana tau resep makanan Jepang?"

Raha dan Jendra kaget,pria itu menoleh tajam pada Naya

"Lo panggil gue tadi apa?"

"Bang Sat?aku gak salah kan?"cicitnya pelan

"Kakak nay,kamu tuh kayak ngumpat tau"bisik Jendra

"Eh iya"Naya mengaduh

"Sorry kak.."

Raha memejamkan matanya,jangan emosi ia berbatin berat

"Gapapa,panggil gue Raha ajaa,tapi terserah deh kalian mau panggil apa asal jangan bangsat tadi"kesal Raha

"Hehe.. pertanyaan tadi belum di jawab kak sat"

"Ya ampun Naya,kak Raha"cicit Jendra

"Oh iya,gue tau resep Jepang ya karna gue udah 19tahunan tinggal di sana sama om gue.Kita aja baru kemarin balik ke sini"

"Betah ya.."

"Iya,karna om gue merasa ada dosa katanya balik ke sini"

"Kok bisa?"Naya penasaran

"Ya gak tau"

Lagi-lagi Jendra merasa tak enak

"Eh Lo siapa namanya,gue lupa"

"Rajendra,panggil aja Jendra kak"

"Mata Lo bagus"

Jendra diam "ah,makasih kak"

𝑫𝒂𝒌𝒔𝒂 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒊𝒃𝒖Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang