halaman delapanbelas,trauma

231 19 0
                                    


Jendra meringis,dirinya berusaha bangkit walaupun kepalanya masih kunang-kunang

Jendra harus bertemu sang ibu

Dengan gontai ia berjalan menuju kamar Aruna

"Ibu,tolong Jendra"

Nihil tak ada siapapun, tiba-tiba saja ia teringat alamat sang ayah yang saat itu Aruna simpan di lacinya

Jendra Mencari buru-buru takut saja ibunya akan datang

"Bara Adityama,jln sghl."

"Bara?"monolog Jendra,anak itu juga bisa melihat di belakang alamat ada sebuah Poto kekuningan  Aruna dan seorang pria yang jelas bukan Regan

Mereka berdua tengah duduk bersampingan dengan kepala Aruna yang bersandar di bahu pria itu

Keduanya sangat romantis

Dan Jendra sadari bahwa pria itu mirip

Dengannya

"Apa ini,ayah?bara?"monolognya

Buru-buru Jendra kembalikan lagi Poto itu ke tempatnya saat suara pintu utama terbuka

"Ibuu!!"

Jendra keluar dan melihat dari atas,Juan menangis dan Aruna tertidur  di pangkuan regan

Jendra panik Lalu turun "ibu kenapa?"

"Ambilin air minum cepat!"suruh Regan

Jendra berlari ke dapur sedangkan Regan masih berusaha membangunkan istrinya

"Aruna kamu baik kan?kamu okay?tanya Regan saat Aruna membuka mata

"Ini minumnya"jendra datang

"Akhh pergi kamu sialan!pergi"Aruna kini berteriak lagi,ia menunjuk Jendra untuk pergi

Aruna memeluk kedua lututnya ketakutan, mengigit kecil jari kukunya dengan pandangan putus asa

Jendra sangat tak mengerti

Juan malah menangis

"Gunting mana? pisau?aku harus bunuh anak ini"racaunya sambil memukul-mukul perutnya

"Anak ini kotor, Bara udah hamilin aku"katanya lagi pada Regan

Dada Jendra sesak,benar ternyata pria bernama bara yang ada di Poto itu adalah ayahnya

"Aruna hey,ini aku sayang..sadar ya bara gak ada"

"Tapi dia di sana"tunjuk Aruna pada Jendra

Sungguh,Aruna jadi seperti orang gila

"Jendra kamu bisa ke kamar mu?"

Jendra mengangguk patuh,lalu pergi

Di kamarnya Jendra menangis

Faktanya benar dia adalah anak yang tak pernah di inginkan,anak tak berguna,membebani seharusnya saat itu   Jendra di bunuh saja

"Ibu,maafin Jendra"















Bara mengacak rambutnya "arghh, harusnya Aruna dengerin dulu penjelasan aku"

Bara pun menangis,dia sungguh merasa bersalah dirinya tak tahu Aruna sehancur itu

"Dia udah menikah?dan anak tadi anak siapa?"

𝑫𝒂𝒌𝒔𝒂 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒊𝒃𝒖Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang