halaman duapuluhlima,daksa Jendra ibu bawa pulang, selamanya

574 28 7
                                    


"Jadi selama ini om gak ada tanggung jawab buat mereka?"

Bara yang di tanyai seperti itu lantas menggeleng cepat "Kamu harus denger penjelasan om dulu"

Raha terlanjur kecewa, menurutnya sebagai pria bara tidak bisa bertanggung jawab

Memang sebenernya dia tak harus ikut campur,karna raha sendiri adalah anak asing bagi bara

Lima tahun lalu ketika dirinya kabur dari panti raha sempat menjadi gelandangan, beberapa hari  mengemis mendadak di pertemukan dengan Bara dan dirinya di tawari untuk tinggal bersama

Tapi bukan menjadi anak "panggil saja saya om,anggap saya om kamu jangan sungkan"itu yang di ucapkan bara dulu

Sekarang Raha juga mengerti kenapa bara tiba-tiba mau merawatnya

"Dulu om terpaksa pergi.Setelah mengetahui Aruna mengandung darah daging om mendadak om panik dan tak tahu harus melakukan apa karna pada saat itu om gak punya biaya, ingin menikahi tapi Aruna terlanjur membenci dari sana om memutuskan untuk menerima tawaran kerja di Jepang dan membawa mu ke sana tidak sempat mengabari Aruna karna takut dia kecewa  dan ketika om ingin kembali ke sini rasanya sangat takut"jelas bara dengan mata berkaca

"Tapi dengan cara om kayak gitu juga udah buat Tante Aruna kecewa"jawab Raha,agak kesal mendengar penjelasan pria di hadapannya

Bara mengangguk "om tahu,maka dari itu om mau menebus dosa om.Rasanya wajar jika Jendra tak mau punya ayah kayak gini"

"Aku punya sesuatu yang mau aku tinjukin,buat om"

Sebelum bara angkat bicara lagi dering telepon membuat Raha dan Bara menghentikan obrolannya

"Hallo?"

"Boss,nyonya Aruna koma"Kata orang di telpon

Juan menangis hebat di dekapan Regan, dirinya sudah terlalu lemah mendengar kabar bahwa ibunya koma di tambah lagi kabar bahwa Jendra sudah tiada

Juan tak menyangka,padahal baru kemarin Jendra menepati ucapannya untuk berani menghajar Shaka dan temannya sampai Jendra babak belur Juan tak sempat berterimakasih,tapi pria itu sudah lebih dulu pulang meninggalkan dirinya yang sering kesepian dan ketakutan

"Gimana keadaan istri saya dok?"tanya Regan panik tapi berusaha tenang

Juan mengeratkan genggaman tangannya pada Regan saat melihat raut wajah dokter berkacamata itu seperti tak mampu berucap

"Pasien atas nama Aruna menggores tangannya sampai urat nadinya putus dan maaf,usaha kami hanya mampu sampai sini.Pasien tak bisa di selamatkan"

Juan berteriak histeris setelah mendengar jawaban sang dokter,dirinya belum bisa lepas dari sang ibu Juan sangat butuh ibunya

Air mata Regan turun satu persatu,hatinya mencuat sakit mendengar kabar orang terkasihnya kini meninggalkannya, untuk selamanya

"Dan pasien atas nama Jendra sudah di bawa ke ruang pemandian untuk di mandikan, untuk pemakamannya mau di barengkan?"tanya dokter dengan suara pelan

"Iya dok, untuk urusan pemakaman biar pihak keluarga saja yang mengurus"jawab Regan, suaranya bergetar

Dokter itu tersenyum "ibu dan anak itu benar-benar sangat menjalin ikatan batin kuat"

"Saya permisi.."dokter pergi di ikuti satu suster yang baru saja datang mengurus Jendra

"Memang ada apa dengan anak dan ibu itu?, bisa-bisanya mereka meninggal secara bersamaan"tanya sang suster penasaran

"Ibu itu rela melakukan hal berbahaya saat mengetahui sang anak meninggal"jawab sang dokter

"Hal berbahaya?bunuh diri?"

𝑫𝒂𝒌𝒔𝒂 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒊𝒃𝒖Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang