Nanon ♡
|Paw, aku didepan.
Ohm terkejut menerima pesan yang baru saja ia terima, oh ayolah ini sudah hampir tengah malam untuk apa Nanon-nya datang semalam ini.
Ia berlari ke pintu depan dan membukanya.
"Ha— Nanon! Kamu kenapa sayang? Kok bisa kayak gini? Ayo masuk dulu" Lagi-lagi Ohm dikejutkan dengan kondisi tubuh Nanon yang penuh lebam.
Ohm merasa dadanya seperti di timpa beton yang begitu berat saat melihat kondisi Nanon saat ini.
"Paw..."
"Aku gak sanggup ngelanjutin hidup lagi.." Nanon menatap Ohm dengan pandangan yang membuat Ohm merasa sesak.
"Sayang.."
"Paw, semua orang gak ada yang pengen aku tetap hidup di dunia ini. Percuma, aku gak berguna, a—aku"
"Sayang, sayang, apa sih kamu ngomong apa? Hey liat aku dulu" Ohm mengangkat dagu Nanon dengan pelan, Nanon-nya menangis, itu membuatnya ingin menangis juga.
"Kamu berguna, kamu segalanya buat aku sayang. Aku gak bisa hidup kalo gak ada kamu disisiku, jangan nyerah karna aku ada disini, kita bakal jalanin semuanya sama-sama, aku bakal jagain kamu, aku bakal bikin hidup kamu jauh lebih bahagia, kamu gak boleh nyerah sayang"
"Paw..."
"Ssstt, udah ya. Kita obatin dulu luka kamu" Ohm menggendong Nanon membawanya kekamar miliknya.
"Siapa yang ngelakuin ini ke kamu sayang?" Ohm berbicara dengan nada bicara yang dingin membuat Nanon tertunduk tak bisa berbicara.
"Jawab aku kali ini Nanon!"
"Saudara t—tiriku" Ohm geram, bukan cuma sekali ini ia melihat Nanon-nya dipukuli seperti ini, tetapi baru kali ini Nanon mengaku siapa yang sudah berani melukainya.
"Si sialan itu" Gumam Ohm, yang tak didengar oleh Nanon yang masih tertunduk, Ohm mengambil kotak p3k yang ia punya di apartemennya, dan mengobati luka Nanon dengan telaten.
"Kamu udah makan sayang?" Nanon hanya menggeleng lemah.
"Mau makan apa? Kita pesen lewat online aja ya? Aku gak bisa ninggalin kamu dengan kondisi kamu kayak gini"
"Apapun asal makannya sama kamu" Nanon mencoba tersenyum namun tidak bisa luka di pipinya perih saat ia mencoba tersenyum, Ohm ikut meringis dan memandang khawatir pada Nanon
"Kamu gak papa yang?"
"I'm fine, aku sama kamu kan? Jadi aku bakal baik-baik aja"
"That's my boyfriend."
Ohm tertawa sedangkan Nanon hanya bisa tersenyum kecil karna lukanya.
Keduanya berpelukan sembari menunggu makanan mereka tiba.
"Kamu tinggal sini aja ya Non? Aku gak tega liat kamu begini terus"
"Emang boleh?"
"Ya boleh lah, apa sih yang engga buat pacarnya Pawat"
"Aku takut keluargaku malah macem-macemin kamu nantinya" Mereka saling memandang, Ohm mengelus surai lembut belahan jiwanya itu.
"Aku malah pengen macem-macemin mereka karna udah bikin sayangnya Pawat luka-luka gini" Nanon yang mendengar itu langsung menenggelamkan wajahnya pada dada Ohm, menikmati debaran Ohm yang selalu membuatnya merasa tenang.
"Makasih ya Paw.."
"Buat apa sayang?" Nanon mendongak, dan memberi sedikit kecupan pada rahang tegas milik kekasih hatinya.
"Buat semuanya, aku beruntung punya kamu, kamu selalu nerima aku apa adanya aku, kamu gak pernah ngeluh, makasih ya Paw"
"Terimakasih kembali sayang, kamu tau? Semenjak kamu hadir dalam hidupku semuanya jadi lebih indah hehe, kedepannya kamu harus lebih bahagia ya? Aku bakal bahagiain kamu sampai kamu ngerasa jadi orang paling bahagia didunia ini"
Keduanya kembali berpelukan, kali ini jauh lebih erat.
"I love you sayang"
"I love you more Ohm Pawat"
—
Abang-abang yang nganterin makanan mereka gimana ya? Wkwkwk
Hi guys!!
Ini pertama kali aku bikin cerita, i hope u like it.Thank u for reading!
Don't forget to vote.See u!
KAMU SEDANG MEMBACA
Home || OhmNanon
Teen FictionTentang keseharian Ohm Nanon, Dari yang sedih sampai yang gemes-gemes. Warn! Bxb area. Homophobic jauh-jauh ya, ini bukan lapak kalian!