3. Rutinitas

1.4K 152 7
                                    

Pagi telah tiba, Nanon menggeliat tak nyaman karna matahari sudah mulai memasuki celah-celah jendela kamar yang sekarang jadi miliknya juga.

Nanon terbangun dengan Ohm yang masih tertidur disampingnya, dia memandangi wajah Ohm dengan seksama, Ohm adalah makhluk Tuhan paling indah bagi Nanon

Ohm-nya sangat sempurna.

"Ganteng banget ya aku? Ngeliatinnya sampe senyum-senyum gitu" Ucap Ohm dengan suara khas bangun tidurnya, Nanon gelagapan dan langsung bangkit dari tempat tidur.

"Bangun Paw! Nanti telat loh ngantornya" Ohm tertawa melihat Nanon salah tingkah, prianya ini sangat imut rasanya ia ingin menghancurkannya saat itu juga. Tetapi namanya juga Ohm Bucin Pawat, mana tega nyakitin ayangnya.

Mungkin kapan-kapan.

Ohm pergi mandi sementara Nanon memasak untuk keduanya sarapan.

Saat sedang sibuk memasuki bumbu-bumbu ke dalam masakannya, tiba-tiba ada sebuah tangan yang melingkari pinggangnya, Nanon tentu saja tidak terkejut karna kalau bukan Ohm siapa lagi yang melakukannya.

"Wangi banget sayang aku masaknya" Nanon tersenyum sampai dimple kesukaan Ohm itu muncul dari persembunyiannya.

Tangan Ohm yang nakal entah sejak kapan sudah masuk ke dalam baju oversize milik Nanon, Nanon yang sudah menyadarinya buru-buru menepis tangan prianya itu.

"Jangan nakal! Aku lagi masak ini loh, kamu sana dulu tunggu di meja aja" Ohm tertawa dan menuruti perkataan Nanon, dia duduk sembari memerhatikan pujaan hatinya.

"Kamu dari belakang gini cantik banget Non"

Nanon yang memang dasarnya tsundere bukannya membalas perkataan Ohm ia justru mengacungkan pisau yang sedang ia pegang tetapi dengan pipi yang bersemu.

"Yang, kalau kita nikah kayaknya lebih seru deh, punya anak terus hidup bahagia"

"Ngomong doang nikahin engga"

"Apa yang? Aku gak denger"

"Gak, aku gak ngomong apa-apa"

Selesai masak, Nanon segera menata piring penuh masakannya dihadapan Ohm, baru saja Ohm akan mengambilnya tapi lebih dulu Nanon menepis tangannya.

"Cuci tangan dulu!"

"Aku kan abis mandi yang, gak kotor tuh liat"

"Tetep aja Pawat, buruan ah! Keburu siang ini loh"

"Iya-iya, bawel banget istriku"

Mereka berdua sarapan dengan tenang dan sedikit candaan garing dari Ohm yang hanya dibalas dengan gumaman Nanon.

"Yang, kamu aku tinggal gak papa?" Ohm sudah rapih dengan setelan kemeja dan jasnya juga tas kantornya.

"Gak papa, toh nanti juga aku ada kelas sebentar"

"Yaudah, aku berangkat ya, kamu nanti hati-hati berangkatnya, oke?"

"Iya Paw, kamu juga hati-hati, jangan godain orang lain!" Canda Nanon yang dibalas dengan tawa Ohm.

"Hatiku only for you kok beb" Ucap Ohm sembari mengedipkan matanya sebelah, Nanon memukul lengan berotot Ohm pelan kemudian tertawa.

"Aku berangkat ya, i love you sayang"

"I love you more"

Nanon mengecup bibir Ohm dan memberinya sedikit lumatan, kemudian mendorong Ohm untuk keluar dari pintu apartemen.




"Awas ya sayang! Tunggu aku pulang, aku bales kamu"


——

Ya kira-kira begitulah keseharian mereka..

Thank u for reading, and don't forget to vote, kalau ada saran dan kritik boleh komen yaa~

Thank u guys!

Home || OhmNanonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang